O4, 530

1.7K 378 22
                                    

Setelah berhasil mengarang jawaban, akhirnya Lily berhasil mengusir Deon walaupun dengan penuh paksaan. Jantungnya nyaris melompat keluar saat cowok itu menghujaninya dengan pertanyaan. Sedangkan Lyra tampak menikmati tontonan tanpa mau bersusah payah menjelaskan.

Lily menghela napas lega begitu melihat mobil Deon menjauh dari rumahnya. Tapi setelahnya, cewek itu mengacak rambutnya frustasi. Dia tidak bisa kalau harus membuat kebohongan lagi. Lily tidak ahli dalam urusan sembunyi-sembunyi.

"Jadi, rahasia lo ada di tangan gue?" pancing Lyra saat Lily hendak menaiki tangga. Membuat cewek itu dengan sempurna menghadap ke arahnya.

"Mau lo apa? Tuker kamar?"

Lyra tampak berpikir sebentar, sebelum melontar. "Enggak deh. Tiba-tiba gue jadi nggak pengin tuker kamar."

"Terus mau lo apa, Lyra?" tanya Lily kembali dengan sabar.

"Nggak tau. Nanti gue pikir-pikir dulu deh ya. Btw, gue mau pindah di sekolah. Di Mayapada, lo nggak keberatan kan?"

•••

Hari hari Lily dipenuhi dengan berbagai macam gangguan. Entah apa yang Lyra rencanakan, cewek itu selalu berhasil membuat Lily kesusahan mencari ketenangan. Selama dua minggu, Lily berusaha menahan karena dia sedang ujian semesteran. Fokusnya tidak boleh disia-siakan!

"AKHIRNYA OTAK GUE BEBAS!" teriaknya lepas, di dalam kelas. Setelah ujian dan remidian, akhirnya Lily benar-benar merasakan kebebasan.

"Selow kali Ly," celetuk Rara yang sudah dengan sigap menarik seragamnya. Memaksa cewek itu duduk seperti semula.

"Lo nggak ngerti. Selama dua minggu ini gue kesiksa banget Ra. Nggak di sekolah, nggak di rumah."

Rara yang sibuk memakai lipbalm-nya melirik sekilas. "Emang di rumah siapa yang mau nyiksa lo? Nyokap?"

"Mana ada, nyokap baru aja pergi ke luar kota. Biasa, anak nomor dua."

"Terus, siapa?"

Baru saja bibir Lily terbuka, seseorang dengan tidak santainya membanting pintu lalu berteriak di depan papan tulis. "ADA KABAR GEMBIRA UNTUK KITA SEMUA!"

"—SPARING BASKET, BAKAL DIADAIN DI MAYAPADA OH MY GOD!"

"Demi apa? Setelah sekian purnama nggak pernah jadi tuan rumah akhirnya kita bisa liat cogan sekolah sebelah!" Rara mengguncang tubuh Lily dengan semangat.

Seisi kelas memekik histeris. Terutama kaum hawa, because they had been waiting for this event for a long time. Mungkin sebelum Lily kenal dengan Jaden, dia akan sama histerisnya dengan mereka. Tapi sekarang beda. Entah kenapa cowok-cowok di luaran sana tidak semenarik dulu, biasa saja. Singkatnya, there isn't attractive boy in her eyes besides Jaden.

"Kapan?!"

Cewek bername tag Kila itu berdehem sembari membetulkan poninya yang sempat tersibak. "Ekhm, besok! Sekalian pas kita classmeeting!"

"Sekolah mana aja yang ikut?"

Kila mengeluarkan sebuah catatan dari sakunya. Kemudian mulai membaca sekolah mana saja yang akan hadir di Mayapada. "SMA Sutasoma, SMA Cakrawala, SMA Galaksi, SMA— anjir."

"Mana ada SMA anjir, ngaco lo," celetuk Robi.

"GUE KAGET, ROBI BABI. INI GUE NGGAK SALAH BACA KAN? SMA GARDACITA? LAH INI MAU TAWURAN ATAU GIMANA?"

BACKSTREET [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang