P, 20 Oktober 2021
11.11 WIBPeringatan :
👆Kalau Part ini lebih dari 1k baru update lagi !!!
👆VOMENT sebelum membaca, keharusan!!!
👆Follow Author sebelum cerita ini ditambahkan, Keharusan !!!💭💭💭
✓ Typo tersebar dimana-mana
✓Jangan jiplak/copas cerita ini sebagian
atau secara keseluruhan💭💭💭
"Nyonya, Stevie?"
Sebuah panggilan membuat lamunan Stevie terputus seketika, ia lumayan terkejut, hampir saja dia terjatuh dari posisi duduknya.
"Ya, itu aku." Jawab Stevie sedikit tergagap. Ia harus benar-benar siap dengan semua kenyataan yang akan ia terima. Fisik, mental, dan apapun itu harus ia persiapkan dengan baik.
"Silahkan." Ujar seseorang yang tadi sukses mengejutkan Stevie dengan panggilannya.
Stevie mengangguk.
"Huh, semoga-semoga-semoga." Batin Stevie berkata untuk menyemangati dirinya sendiri. Ia benar-benar takut jika kemungkinan buruk yang ada dipikirannya benar-benar terjadi. Perlahan ia bangkit dari posisi duduknya sembari memegangi dada bagian kirinya yang terdengar mulai memompa dengan hebat. "Tenanglah sebentar." Lanjut Stevie meminta jantungnya agar dapat memompa sesuai ritme yang ada.
Stevie menutup matanya, menghirup dalam-dalam setiap oksigen yang ada didekat hidungnya. Kemudian sebelah dari kaki Stevie mulai melangkah ke depan, ia mulai berjalan dengan menyusuri tembok-tombok yang senantiasa dihiasi dengan cat berwarna kuning.
"Permisi." Ujar Stevie dari ambang pintu sembari mengetuk.
"Masuk." Ujar seorang wanita dari dalam ruang yang berpakaian rapi dengan style jas putih, yang bisa dikatakan seorang dokter.
Mendapatkan arahan tersebut, Stevie langsung membuka pintu dan berjalan menuju wanita yang tadi mempersilahkannya. "Silahkan duduk." Kini Stevie duduk tepat dihadapan wanita ber jas putih itu dengan nafas yang semakin memburu.
"Dengan nyonya Stevie?" Tanya nya pada Stevie.
"Stevie mengangguk. "Ya, aku sendiri."
"Apa tidak ada keluarga yang lain, hmm maksudku apa suami mu tidak mendampingi?"
"Hmm, di-dia sedang ada jadwal yang padat." Jawab Stevie tergagap.
Dokter itu mengangguk, tak ingin mengetahui lebih dalam dan lantas kemudian membuka amplop panjang yang berisi informasi didalamnya.
"Selamat nyonya, Stevie. Kau dinyatakan positif hamil dan usia kandungan mu sudah memasuki usia 1 Minggu."
Deg.
Ini dia. Sebuah kenyataan yang sedari tadi membuat detak jantung Stevie tak karuan. Nafasnya semakin memburu, membuat aliran oksigen ke parunya terasa sedikit berat.
"Ha-a-apa?"
"Selamat, nyonya Stevie, kau hamil." Ulang dokter.
"Hah. Aku?"
Mendapatkan ekspresi aneh dari Stevie membuat sang dokter mengerutkan keningnya. "Kau baik-baik saja?" Sebagai seorang dokter tentunya harus memastikan pasien nya dalam keadaan baik-baik saja. Apalagi yang ia hadari adalah seorang pasien yang sedang hamil muda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Tonight [ SLOW UPDATE ✓ ✓✓✓✓✓✓✓✓✓✓✓✓✓✓✓✓✓✓✓✓✓✓✓✓✓✓]
Romance✓ Ga ada Prolog-prolog-an !!! ✓ Yang belum follow, silahkan follow dulu sebelum cerita ini ditambahkan. ✓ Jangan lupa tinggalkan jejak setiap chapter nya ✓ Yang kurang kreatif atau bahkan nggak kreatif samasekali, menyingkirlah! ✓ Kalau kepo, langsu...