6. Gara-gara cokelat🍫

47 4 0
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

♡♡♡

Pagi ini Rumi tengah bersiap untuk pergi ke minimarket, ia di minta Rina untuk membeli beberapa bahan makanan yang sudah mau habis.

Rumi menaiki motornya, ia Pergi sendiri karena Rina sedang memasak untuk makan siang nanti.

"Minyak goreng," lirih Rumi membaca catatan kecil yang ia bawa.

"Kak Rumi?" Sapa seorang gadis di belakang Rumi. Rumi yang merasa namanya di panggil membalikkan tubuhnya menghadap sumber suara.

"Alisha?"

Gadis itu tersenyum lebar kala Rumi menyebut namanya.

"Kamu sendiri ke sini?" Tanya Rumi.

"Gak kok kak, tuh sama orang yang lagi ngambil gula pasir," ujar Alisha menunjuk seorang pemuda yang tengah mengambil beberapa gula pasir.

Rumi hanya mengangguk dan tersenyum kala melihat pemuda yang di maksud Alisha.

"Kakak sendiri sama siapa ke sini?"

"Kakak sendirian," jawab Rumi tersenyum.

"Makanya nikah atuh Kak, biar kalo kemana-mana bisa berdua," ujar Alisha tersenyum jahil.

Rumi terkekeh mendengar ucapan gadis berusia 20 tahun itu. "Nikah sama siapa?"

"Sama Bang Faruq dong." Rumi hampir saja tersedak ludahnya sendiri kala mendengar ucapan Alisha yang hanya nyengir kuda ke arahnya.

"Eh, bocah tengil. Ngapain ngobrol di sana? Ini gulanya." Ucapan Faruq menghentikan niat Rumi yang ingin berbicara lagi.

"Ada Kak Rumi loh Bang, makanya gue ngobrol disini," ujar Alisha tersenyum lebar.

Faruq tersenyum ke arah Rumi, jadilah mereka bertiga berkumpul di sana.

"Lagi belanja juga ya Mi?" Tanya Faruq begitu lembut.

"Iy--"

"Sama Kak Rumi aja lembut banget ngomongnya." Ucapan Rumi terpotong oleh ucapan Alisha yang terlihat kesal karena tidak di perlakukan lembut oleh Kakak lelakinya itu.

Rumi terkekeh mendengar ucapan Alisha.

"Lo tengil, makanya gue gak bisa lembut sama lo," ujar Faruq menjitak kepala Alisha pelan.

Alisha mengerucutkan bibirnya kesal, mereka berdua memang selalu berdebat di mana pun mereka berada, hanya bisa di hitung dengan jari hari dimana mereka tak berdebat.

"Coba aja Kak Rumi jadi Kakak Alisha, pasti bakal seru," ujar Alisha lesu.

"Kakak udah anggep Alisha kayak adik kandung Kakak kok," ujar Rumi mengusap lengan Alisha.

Gadis itu menatap Rumi berbinar. "Beneran Kak?"

"Iya, bener masa Kakak bohong," ucap Rumi yang mendapat pelukan dari Alisha. Gadis itu begitu senang mendengar jawaban Rumi.

"Eh, udah pelukannya bentar lagi rame," ujar Faruq berjalan mendahului dua gadis berbeda usia itu.

Faruq menghembuskan napas pelan, mencoba menormalkan detak jantungnya yang selalu berdetak begitu cepat kala bertemu Rumi.

"Miza, mau cokelat gak?" Tanya Faruq kala mereka melewati jejeran cokelat.

"Kalo kamu mau beliin gak papa," jawab Rumi terkekeh.

Faruq langsung mengangguk dan mengambil 4 buah cokelat batang kesukaan Rumi.

"Alisha juga mau Bang," ujar Alisha menggandeng lengan Faruq. Faruq berdecak pelan lalu mengangguk, langsung saja Alisha mengambil 5 buah cokelat batang dan meletakkannya kedalam keranjang. Faruq melongo melihat adik perempuan satu-satunya itu, ia pikir Alisha hanya akan mengambil 2 batang cokelat.

Lentera Takdir Arumi [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang