2. Faruq

103 6 0
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

♡♡♡

Langkah kaki seorang gadis terhenti saat seorang lelaki memanggilnya.

"Faruq? Ada apa?" tanya Rumi melihat sekilas ke arah lelaki itu, lalu ia kembali menunduk.

"Gak ada apa-apa kok, cuma mau memanggil saja," jawab lelaki itu tersenyum dan berlalu memasuki toko buku.

Rumi melongo tak percaya dengan lelaki itu, apa ia tidak tau betapa susahnya Rumi menahan agar suaranya terdengar biasa saja? Apa ia tidak tau bagaimana Rumi berusaha menahan detak jantungnya yang berdetak begitu cepat, agar tak terdengar olehnya?

"Bukan kah kamu mau memasuki toko buku? Lalu kenapa masih berdiri di sini?"

Allah. Sejak kapan lelaki ini berdiri di hadapan ku? Sudah seperti hantu saja! Datangnya tiba-tiba. Rutuk Rumi di dalam hatinya.

"Ish, Faruq! Aku kaget," kesal Rumi menghentakkan kakinya ke tanah.

Faruq hanya tertawa kecil melihat tingkah Rumi yang begitu menggemaskan menurutnya.

"Jika saja aku bisa menyentuh pipimu seperti masih kecil dulu, mungkin sudah ku cubit sampai kamu menangis." ucapan Faruq sukses membuat kedua pipi Rumi memanas, lihat saja pipinya sudah memerah bak kepiting rebus, Rumi memegangi kedua pipinya dan berjalan cepat memasuki toko buku tanpa sepatah kata pun.

Faruq! Bisa gak sih gak ngomong gitu? Merah kan pipi aku!. Rutuk Rumi di dalam hatinya.

Faruq menggeleng melihat kelakuan sahabatnya itu dan ia langsung menyusul Rumi memasuki toko.

Gadis itu juga suka membaca, lihat saja ada beberapa novel yang ia beli, semuanya bertemakan romantis islami.

"Novel mulu yang di beli, mending uangnya di tabung Mi," ujar Faruq yang masih setia berjalan di sebelah Rumi, ada jarak kok di antara mereka.

"Kamu kan tau aku suka baca, lagian gak cuma novel yang aku beli kok."

"Iya aku tau, lain kali jangan beli novel sebanyak ini Miza, novel kamu udah banyak, dan masih banyak juga yang belum kamu baca," ucap Faruq tersenyum begitu manis, Rumi langsung memalingkan wajahnya.

Ya. Miza adalah panggilan Faruq untuk Rumi, mereka sudah bersahabat sejak kecil. Alasan Faruq memanggil Rumi dengan Miza karena ia suka saja memanggil Rumi dengan sebutan itu, yang di ambil dari dua kata nama lengkap Rumi.

"Iya deh."

Mereka berjalan menuju minimarket yang tak jauh dari toko buku tersebut. Rumi hanya mengikuti kemana langkah Faruq, karena Faruq yang ingin membeli cemilan.

"Belanjaanya banyak banget Far, emang Alisha minta beliin sebanyak itu?" tanya Rumi saat mereka keluar minimarket.

"Enggak, yang ini aku beliin buat kamu," jawab Faruq memberikan satu kantong kresek.

"Aku kan gak minta."

"Aku yang mau ngasih."

"Nanti aku ganti ya?"

Lentera Takdir Arumi [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang