9. Sah

54 2 0
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

♡♡♡

Satu minggu telah berlalu, saat dimana Azzam melamar Rumi. Dan hari ini adalah hari yang di tunggu oleh Rumi, sebentar lagi ia akan berganti status menjadi seorang istri dari seorang Azzam.

Rumi di temani oleh Rin di kamarnya, ia terlihat begitu cantik dengan gaun pengantin syar'i berwarna putih pilihan Feni. Tak lupa polesan make up tipis yang membuat wajahnya semakin cantik.

Saat ini, Rumi begitu degdegan, tanganya sudah dingin sedari tadi, Rin menggenggam kedua tangan Rumi dengan senyum hangatnya.

"Saya terima nikah dan kawinnya Arumi Rayda Rifaya binti Firman Raiz dengan maskawin tersebut di bayar tunai."

Terdengar suara Azzam mengucapkan Qabul di ruang tamu yang telah di hias dengan dekorasi yang begitu cantik.

Semua saksi berkata Sah setelah Penghulu bertanya, apakah ijab qabulnya sah atau tidak.

Alhamdulillah, Ya Allah berkahilah rumah tangga hamba denganya, bantu hamba untuk bisa menjadi istri sholeha untuknya Ya Allah. Do'a Rumi di dalam hatinya.

Rin berpamitan keluar kamar, Rumi begitu gugup sekarang. Hanya dia yang ada di kamar itu, menunggu suaminya menjemput.

Ketukan di pintu kamarnya menghentikan lamunananya, terdengar ucapan salam dari luar bersamaan dengan knop pintu yang di putar.

"Waalaikumsalam," jawab Rumi masih menunduk.

"Apa kamu mau sholat sunnah dulu bersama saya?" tanya Azzam yang masih berdiri di depan Rumi.

Rumi mengangguk sebagai jawaban, karena mereka sudah berwhudu' sebelum akad tadi dan whudu' nya tidak batal, jadi mereka memutuskan untuk langsung sholat sunnah dua rakaat dengan Azzam yang menjadi imam.

Selesai sholat, Azzam mengulurkan tanganya untuk di cium oleh Rumi, cukup lama Rumi terdiam.

"Kita sudah Sah, jadi tak apa-apa." Rumi langsung menyambut uluran tangan itu dan mencium punggung tangannya cukup lama.

"Baiklah, ayo kita keluar. Mereka sudah menunggu," ujar Azzam tersenyum tipis.

Rumi hanya mengangguk dan mengikuti Azzam dari belakang, namun dengan segera Azzam menggenggam tangan kiri Rumi.

♡♡♡

"Far, kamu harus ikhlas Nak. Mungkin, kalian memang tidak ditakdirkan untuk bersama," ujar Dita mengusap lengan Faruq kala Faruq menatap dalam sepasang kekasih yang baru sah menjadi suami istri itu.

Faruq tersenyum tipis. "Perkataan Mama waktu itu benar, Faruq terlalu takut untuk bilang ke Miza bahwa Faruq mencintainya dan akhirnya ia dipersunting oleh lelaki lain."

Dita hanya tertunduk mendengar ucapan putranya itu, ia tau betapa sakit rasanya ditinggal nikah oleh orang yang dicintai.

"Far, sahabat kecil kamu udah nikah nih. Kamu kapan?" Tanya Rina saat mereka berkumpul untuk makan bersama, ada Rumi dan Azzam juga di meja ini. Dan tak lupa juga ada kedua orang tua Faruq.

Rumi melirik Faruq dengan senyum tipisnya.

"Kalo sudah waktunya nanti Bun," jawab Faruq dengan senyum yang terlihat di paksakan. Lalu ia segera berpamitan untuk pergi ke toilet.

Lentera Takdir Arumi [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang