بسم الله الرحمن الرجيم
♡♡♡
Rumi sedang berdiri di depan cermin, merapikan hijab syar'i yang di pakainya.
"Rumi, ada Rin di bawah nungguin kamu," ujar Rina membuka pintu kamar Rumi.
Rumi menoleh, lalu tersenyum.
"Iya Bun, kirain dia gak jemput Rumi," jawab Rumi mengambil slingbag kecilnya yang berwarna hitam, lalu berjalan keluar kamar.
Di ruang tamu sudah ada Rin yang duduk di sofa sambil memakan keripik kentang.
"Aku kira kamu gak bakal jemput aku Rin," ujar Rumi duduk di sebelah Rin.
Rin menatap Rumi sebentar, lalu melanjutkan memakan keripik kentang yang berada di toples di hadapannya.
"Kamu doyan apa laper sih?"
"Hehe, dua-duanya Rum, soalnya kamu lama banget," jawab Rin terkekeh.
"Maaf deh, kita jalan sekarang?" tanya Rumi yang di angguki Rin.
Mereka berpamitan kepada Rina yang berada di dapur terlebih dahulu. Rina mengernyit heran melihat penampilan anak gadisnya dan sahabat anaknya.
"Bunda kok gitu natapnya?" tanya Rumi.
"Kalian janjian pake gamis ini? Dah kek anak kembar aja," tanya Rina tertawa kecil.
Rumi dan Rin langsung memperhatikan gamis yang mereka pakai, mereka tak menyadari bahwa mereka mengenakan gamis couple yang mereka beli beberapa bulan lalu. Rumi mengenakan gamis berwarna coksu dengan hijab syar'i berwarna hitam, sedangkan Rin mengenakan gamis berwarna hitam dengan hijab syar'i berwarna coksu. Mereka sengaja mengambil warna yang berbeda, karena gamisnya memiliki model yang sama.
"MasyaAllah, sampe gak nyadar loh kita," ucap Rin tertawa dan disambut tawa juga oleh Rumi dan Refi.
Tak butuh waktu lama untuk mereka sampai di cafe yang di maksud Rin kemarin malam. Mereka melangkah memasuki cafe, Rin berjalan ke arah meja nomor 9 yang dimana sudah ada seorang pria yang duduk disana.
Tunggu! Bukan kah itu...
"Akbar." Panggilan Rin menjawab pertanyaan Rumi di benaknya.
"Silahkan duduk," ujar Akbar tersenyum.
Rumi dan Rin duduk di hadapan Akbar, lebih tepatnya Rin yang duduk berhadapan dengan Akbar.
"Oiya, gue udah pesenin kalian minum, tuh di minum aja," ujar lelaki itu menunjuk minuman di hadapan Rin dan Rumi dengan dagunya. Mereka berdua mengangguk.
"Itu satu lagi punya siapa?" tanya Rumi kala melihat satu gelas minuman di sebelah Akbar yang masih utuh.
"Ini buat sepupu gue, katanya lagi di jalan," jelas Akbar kembali fokus dengan ponselnya. Rumi hanya mengangguk mengerti.
Aku kok bingung ya? Sebenarnya ada acara apaan nih? Ini lagi Akbar. Sejak kapan dia deket sama Rin? Perasaan jaman SMA dulu mereka gak begitu akrab. Berbagai pertanyaan muncul di benak Rumi, ia ingin bertanya tapi urung saat seorang pemuda duduk di hadapan Rumi.
"Maaf ya, gue telat macet soalnya." Semua mata tertuju pada pemuda itu, ia tersenyum yang langsung di balas tatapan tajam dari Akbar.
"Iya kagak apa-apa Ar," ujar Akbar. Lelaki itu bernama Arkhan, sepupunya Akbar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lentera Takdir Arumi [Slow Update]
Spiritual"Jadi, apa keputusanmu?" "Ceraikan aku Mas," ujar Rumi tersenyum, sesak rasanya saat tiga kata itu harus terucap dari bibirnya untuk suaminya. °°° "Aku percaya Allah telah menyiapkan skenario terbaik-Nya untuk ku, karena rencana-Nya jauh lebih bai...