21. Bersamamu

19 1 0
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

Dia yang telah di takdirkan bersamaku, meski ada nama lain yang sebelumnya mengisi hatiku, meski kita sudah terpisah begitu lama namun garis takdir kembali mambawa kita untuk bersama dalam ikatan halal yg bernamakan pernikahan.

°Lentera Takdir Arumi°
grsnrindu

♡♡♡

"Ahmad faruq fathurrahman bin Beni faturrahman saya nikahkan dan kawinkan engkau dengan anak kandung saya, Arumi zayda rifaya binti Firman raiz dengan mahar emas senilai 10gram dibayar tunai."

"Saya terima nikah dan kawinnya Arumi zayda rifaya binti Firman raiz dengan maskawin tersebut dibayar tunai."

Jantung Faruq tak berhenti berdegup dengan kencang sedari tadi, ia tengah menunggu Rumi yang diantarkan kedua orang tuanya berjalan menuju dirinya. Wanita itu terlihat begitu anggun dengan balutan baju kurung melayu malaysia berwarna putih dipadukan dengan hijab berwarna senada, dan tak lupa sebuah mahkota kecil diatas kepalanya, wajahnya yang ayu dipoles sedikit dengan make up yang tak terlalu tebal menambah kecantikan pada wajahnya.

Buliran bening membasahi pipi Faruq, ia begitu bahagia kala melihat wanita itu yang sudah resmi menjadi istrinya, ia berjanji tak akan membiarkan wanita itu menangis sedih karena dirinya.

Rumi meraih tangan kanan Faruq dan segera mencium punggung tangan lelaki itu dengan khidmat dan dengan segera Faruq memegang ubun-ubun Rumi lalu membacakan do'a yang diaminkan oleh Rumi.

Rasanya beda ya saat pertama kali aku menikah. Rasanya sekarang lebih degdegan dan rasanya sekarang lebih bahagia. Semoga Allah selalu melindungi kita.

"Akhirnya Kak Rumi jadi kakak ipar aku," teriak Alisha memeluk Rumi erat.

"Heh! Gak boleh peluk-peluk istri Abang! Abang aja belum peluk dia, masa kamu udah peluk-peluk aja," sinis Faruq menepis tangan Alisha yang memeluk Rumi.

"Apaan sih Bang? Masa cemburu ke aku? Kalo mau peluk kak Rumi, peluk aja kali gak usah jelous gitu," ucap Alisha masih terus memeluk Rumi.

Faruq menatap tajam adik perempuannya itu, jika tidak ada banyak orang disini mungkin Faruq sudah memeluk wanita yang baru saja sah menjadi istrinya itu.

"Udah ah, jangan gitu. Kamu kek anak kecil deh Far," ujar Rumi menengahi.

Faruq tersenyum. "Iya, maafin ya istriku."

Seketika pipi Rumi terasa memanas mendengar panggilan Faruq untuk dirinya, ia lebih ke canggung mendengar ucapan itu dari sahabatnya yang sekarang sudah menjadi suaminya itu.

"Akhirnya hari ini datang juga, aku selalu nungguin kalian untuk nikah," ujar Rin memeluk Arumi. Ia terharu melihat sahabatnya jatuh ketangan yang tepat. Rumi pun membalas pelukan Rin tak kalah erat.

"Selamat berbahagia untuk kalian berdua dan semoga kalian selalu dalam lindungan Allah, dikarunia anak-anak yang Sholeh dan Sholeha." Doa Rin yang diaminkan oleh Rumi dan Faruq.

"Eh inget ya Far, jangan sampe sahabat aku yang baik ini kamu sakitin. Awas aja, nanti aku yang maju paling depan kalo kamu sampe nyakitin dia," ujar Rin memelototi Faruq, sedangkan Rumi mengusap lengan Rin menenangkannya.

"Tenang aja, gak akan pernah gue sakiti bidadariku yang cantik ini," jawab Faruq meraih dan mengecup punggung tangan Rumi.

"Tenang aja Sayang, Mas yakin Faruq gak akan nyakitin Rumi. Terlihat kan? Sesayang apa dia ke Rumi?" Tanya Akbar menengahi.

Rin terkekeh. "percaya! Hanya ingin memperingati saja."

"Makan bareng yuk, kalian belum makan juga kan?" Lanjut Rin yang langsung disetujui Arumi, Faruq dan Akbar.

♡♡♡

Sudah hampir setengah jam lelaki itu berdiri dibalik pintu kamar bercat putih ini, ia merasa gugup untuk memasuki kamar itu.

Klep

Pintu kamar terbuka dari dalam. Memperlihatkan seorang wanita yang berdiri dengan gamis dan hijab bergo berwarna hitam, menatap lelaki itu bingung.

"Loh? Kok gak masuk?" Tanya Arumi memecah keheningan.

Faruq menggaruk tengkuknya yang tak gatal. "Hmm, gugup." Jawabnya jujur.

Arumi tersenyum simpul, ia paham apa yang tengah dirasakan Faruq saat ini. Sama halnya dengan dirinya yang juga merasa gugup saat melihat lelaki itu.

"Yaudah masuk atuh, ntar orang-orang ngira kamu gak aku bolehin masuk kamar," ujar Rumi terkekeh. Faruq mengikuti langkah perempuan itu dari belakang.

"Kamu mau mandi dulu?" Tanya Rumi bersiap mengambilkan handuk untuk Faruq.

"Boleh deh, kamu udah sholat isya?" Jawab dan tanya Faruq.

Arumi menggeleng pelan. "Yaudah kalo gitu kita sholat bareng ya, aku mandi dulu," ujar Faruq tersenyum begitu manis yang langsung diangguki Rumi.

Selagi Faruq mandi, Arumi menyiapkan sajadah untuk mereka sholat. Dan pakaian Faruq yang ia ambil dari dalam tas yang tadi diantarkan oleh Alisha, karena mereka hanya tinggal seminggu dirumah orang tua Rumi.

"Assalamualaikum warahmatullahi wa barokatuh," lirih Faruq mengakhiri sholat mereka. Dilanjut dengan dzikir dan doa setelah sholat yang diikuti oleh Arumi.

Sedari tadi jantung Rumi tak berhenti berdetak, meskipun sebelumnya mereka sudah sering bertemu namun kali ini ada rasa yang berbeda.

"Gak mau salim dulu?" Tanya Faruq mengalihkan pandanganya kebelakang dimana ada Rumi yang menjadi makmumnya.

Rumi segera meraih tangan yang baru hari ini bisa ia sentuh, ia mengecup punggung tangan itu khidmat.

"Makasih ya udah mau jadi penyempurna agamaku," ujar Faruq lembut sambil mengusap puncak kepala Rumi.

"Makasih juga udah nungguin aku selama ini, ternyata Allah punya rencana yang lebih baik untuk kita," ujar Rumi tersenyum.

Faruq tersenyum mendengar ucapan Rumi. "Bo-boleh dipeluk gak?" Tanyanya ragu.

Arumi terkekeh mendengar pertanyaan itu, dan ia langsung mengangguk sebagai jawaban. Faruq langsung membawa Arumi kedalam dekapannya lalu mencium puncak kepala Rumi berkali-kali.

"Aku gak bisa berkata-kata selain ucapan syukur yang berhasil terucap, kamu adalah jawaban dari doa-doa yang selama ini aku langitkan. Kamu adalah harapan yang selama ini aku semogakan, Allah maha baik dengan mengizinkan kita untuk bersama dalam ikatan halal ini," jelas Faruq.

"Kalo kita libatkan Allah dalam hal apapun pasti semuanya akan dipermudah, walaupun harus melewati jalan yang gak mulus, karena memang janji Allah itu pasti adanya." Sambung Rumi tersenyum.

Faruq tak berhenti mengucapkan syukur kepada Sang Pemilik Cinta, ia tak menyangka bahwa wanita yang berada dalam pelukannya hari ini adalah Arumi. Wanita yang dulu sempat membuatnya patah hati. Wanita yang sudah sempat ia ikhlaskan, wanita yang sudah sempat ia hapus namanya didalam doa karena sudah menjadi kekasih orang lain.

☁️☁️☁️

Holaa ketemu lagi, xixixi
Next part ya manteman ^^

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 27 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Lentera Takdir Arumi [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang