‘Kenapa Wonwoo bisa ada disini?!’ batinnya.
Dia tidak terlalu mengerti perasaan apa yang mendominasi dirinya sekarang, entah kesal, marah, kecewa, atau sejenis perasaan lainnya yang tidak dia kenal. Yang jelas, perasaan itu membuatnya melangkah cepat ke arah dimana Wonwoo duduk.
Wonwoo yang tengah sibuk bercengkrama dengan teman-temannya terlonjak kaget saat seseorang menyentak tangannya tiba-tiba. Mata rubahnya sontak terbelalak melihat siapa pelaku yang mengganggu acaranya.
“M-Mingyu?” cicitnya.
Mingyu menyeringai, “Kau terkejut?” tanyanya sarkastis.
Bibir Wonwoo bergerak membuka dan menutup tanpa ada satupun kata yang keluar dari sana.
Seringai di wajah Mingyu menguap berganti menjadi ekspresi beku, “Pulang denganku!”
Wonwoo sontak berdiri karena tarikan kuat Mingyu di pergelangan tangannya. Sama sekali tidak ada keinginan untuk berontak darinya, bukan karena dia takut, tapi karena cengkraman tangan Mingyu begitu kuat hingga rasanya sia-sia saja dia berusaha untuk lepas. Dia berani menjamin kalau pergelangan tangannya akan membiru besok.
Mingyu menoleh begitu merasakan Wonwoo tidak lagi mengikutinya dan emosinya semakin meningkat melihat seorang pria berbadan besar tengah menahan tangan Wonwoo yang lain.
“Lepaskan tanganmu darinya!” titah Mingyu setelah sepenuhnya berbalik menghadap pria itu. Memberikan sikap paling mendominasi miliknya.
“Itu seharusnya menjadi kalimatku.” Timpal pria asing itu.
Mingyu yang terlanjur emosi melangkah hendak memberikan pelajaran pada pria itu tapi Wonwoo lebih dulu menahannya.
“Shownu Hyung, lepaskan aku. Dia temanku, jadi tidak perlu khawatir.”
“Kau yakin?” setelah menerima anggukan dari Wonwoo, pria yang dipanggilnya Shownu itu melepaskan tangannya.
Tanpa mengatakan apapun lagi, Mingyu berbalik dan menyeret Wonwoo pergi. Sepenuhnya melupakan tujuan awalnya kemari.
...
“M-Mingyu..” panggil Wonwoo entah untuk yang ke berapa puluh kali dan untuk puluhan kali pula Mingyu mengabaikannya.
“Mingyu, lepaskan aku!” titah Wonwoo ketika Mingyu tidak kunjung melepaskannya bahkan ketika mereka sampai di depan apartemen Mingyu –yang berarti tepat di sebelah kamar apartemen Wonwoo.
Namun lagi-lagi Mingyu tidak menjawab. Dia justru menyeret Wonwoo ke dalam apartemennya dan mendorong pria itu hingga punggungnya menabrak pintu yang baru ia tutup. Menempatkan kedua tangan di masing-masing sisi tubuh Wonwoo -mengungkung tubuh yang lebih pendek darinya.
Wonwoo meringis merasakan sengatan rasa sakit di punggungnya namun ia tidak mengatakan apapun. Hanya diam menatap Mingyu yang tertunduk dalam di depannya dengan nafas memburu.
“Sudah berapa kali?”
“Huh?” tanya Wonwoo karena dia memang tidak mendengar dengan jelas apa yang Mingyu katakan. Namun alih-alih memberikan jawaban, Mingyu justru memukul pintu di sisi kiri Wonwoo membuatnya sedikit terlonjak.
“Kutanya sudah berapa kali?!” sentak Mingyu.
“A-aku tidak men..”
“Katakan terus terang sebelum aku memaksamu, Jeon Wonwoo! Tolong jangan memancing amarahku lebih dari ini atau jangan salahkan aku kalau sesuatu terjadi padamu!” ancam Mingyu. Kepalanya yang sedari tadi tertunduk kini terangkat menampilkan ekspresi keras yang tidak pernah Wonwoo lihat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sequoia
FanfictionCerita mereka begitu kompleks. Layaknya SEQUOIA yang memiliki semua huruf vokal dalam katanya. Bagiku, kebahagiaan saudaraku adalah yg terpenting, bahkan meskipun itu berarti aku harus terluka. - Jeon Wonwoo Yang mereka lakukan memang keterlaluan...