“Kau sudah menerima paket dariku, kan?”
Wonwoo tersentak mendengar pertanyaan yang diluar dugaan itu.
“Kenapa diam, Wonwoo-ya? Taehyung Hyung belum memberikannya padamu, ya?”
“Sudah dan aku sudah membukanya.”
Seulgi merubah posisinya menjadi duduk tegak, “Lalu bagaimana?”
“Apanya? Aku hanya sempat melihat isinya sebentar sebelum karyawanku memanggil. Kalau tidak salah di dalamnya ada teratai awetan dan bunga kering, untuk apa itu semua? Hadiah dari fansmu?”
Seulgi menggeleng, “Sayang sekali kau tidak membuka kotak kecil yang ada di dalamnya. Kalau kau melihat isi kotak itu kau akan tahu tanpa bertanya padaku.”
“Kenapa tidak kau jelaskan saja padaku?”
Lagi-lagi gelengan kepala yang Seulgi berikan, “Aku ingin kau memahaminya sendiri.”
Jujur Wonwoo sama sekali tidak mengerti dengan maksud Seulgi, apalagi dia mengatakan semuanya dengan raut wajah yang kentara sekali sedih seolah ingin menangis. Mungkin isi kotak itu benar-benar penting, pikirnya.
“Wonwoo-ya, kalau diibaratkan dengan bunga, menurutmu aku ini bunga apa?”
Meskipun tidak terlalu mengerti dengan arah pembicaraan Seulgi, Wonwoo masih tetap memikirkan jawaban pertanyaan itu dengan serius.
“Mawar.”
“Kenapa?”
“Karena di dalam dunia bunga dia yang paling dikenal, paling cantik dan bermakna indah tidak peduli dalam warna apapun.”
“Kau masih sama rupanya. Selalu memandangku begitu tinggi.” Seulgi tersenyum, “Lalu bagaimana denganmu?”
“Aku tidak pernah memikirkannya, jadi tidak tahu.”
“Kau benar-benar tidak ingat apapun tentang bunga teratai itu, ya?”
Wonwoo mengernyitkan dahi, dia benar-benar bingung sekarang, “Apa aku harusnya tahu sesuatu tentang itu?”
Jawaban Wonwoo terdengar begitu lucu di telinga Seulgi jadi dia terkekeh, “Padahal dia mengingatnya dengan jelas. Kalau begini aku jadi ragu antara siapa yang lebih mencintai siapa.”
“Noona, aku tidak mengerti sama sekali. Apa kau sedang berlatih dialog untuk dramamu? Atau ini efek dari konsultasimu?”
“Lalu tentang bunga matahari, apa kau tidak mengingatnya juga?”
Kali ini Wonwoo diam.
“Kau mengingatnya, ya?” Seulgi menggenggam kedua tangan Wonwoo, “Dulu kau selalu bilang kalau merangkai bunga adalah pekerjaan yang dilakukan dengan hati agar pesannya tersampaikan pada si penerima dan bunga juga bisa digunakan sebagai perumpamaan hati seseorang.” Seulgi diam sejenak, “Dulu kau bilang aku adalah bunga daisy karena aku baik hati dan lembut. Aku tidak tahu kalau persepsimu tentangku sudah berubah.”
“Lalu apa kau ingat kalau kau pernah mengumpamakan seseorang sebagai bunga matahari? Tanpa kuberitahu pun harusnya kau sudah ingat siapa dia, kan? Kau pasti akan tertawa mengejeknya kalau tahu bagaimana wajahnya saat menceritakan tentang itu padaku. Dia sangat bahagia, kau tahu? Bodoh sekali saat itu aku tidak menyadari apapun,” Seulgi sadar Wonwoo akan menyela jadi dia buru-buru melanjutkan, “Saat itu dia dengan bangga mengatakan kalau sejak saat itu bunga matahari adalah personifikasi dari dirinya.”
Wonwoo membalas genggaman tangan Seulgi di tangannya. Ingatannya memutar ke hari dimana dia memutus hubungan dengan orang yang Seulgi ceritakan sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sequoia
FanfictionCerita mereka begitu kompleks. Layaknya SEQUOIA yang memiliki semua huruf vokal dalam katanya. Bagiku, kebahagiaan saudaraku adalah yg terpenting, bahkan meskipun itu berarti aku harus terluka. - Jeon Wonwoo Yang mereka lakukan memang keterlaluan...