18

664 64 28
                                    


"Apa ada tempat lain yang ingin kau datangi?"

Keduanya kini berada di dalam mobil setelah puas berkeliling. Baby breath milik Wonwoo sudah aman di bagasi mobil Mingyu, sedangkan keranjang buket bunga yang ia rangkai diletakkan di kursi belakang.

"Antarkan aku ke universitas. Aku harus menemui dosen pembimbing."

"Sekarang?"

"Kenapa? Ini baru jam tiga."

"Maksudku apa kau tidak ingin mengambil berkas skripsimu di apartemen dulu?"

"Aku sudah membawanya." Wonwoo menunjukkan flashdisk berwarna hitam-merah di tangannya.

Mingyu mengangguk mengerti kemudian melajukan mobilnya, "Jam berapa aku harus menjemputmu?"

"Tidak perlu. Aku akan naik taksi nanti."

"Kenapa.."

"Budak diam saja!" titah Wonwoo membuat kalimat Mingyu terpotong seketika

"Baiklah kalau itu maumu." Jawab Mingyu pasrah, "Ada sesuatu yang ingin kau makan untuk makan malam?"

"Tidak ada. Mungkin aku akan makan diluar dengan Soonyoung."

"Soonyoung? Kau yakin kali ini benar-benar Soonyoung?" Mingyu sendiri terkejut dengan nada dingin yang baru saja ia tunjukkan. Setelah kebohongan-kebohongan Wonwoo yang secara tidak langsung melibatkan Soonyoung, dia tidak lagi bisa mempercayai Wonwoo dan temannya itu.

Ya, Soonyoung baru saja kehilangan kepercayaan dari Mingyu tanpa dia melakukan apapun. Efek dari Jeon Wonwoo.

"Kali ini aku tidak bohong."

"Baguslah. Tapi kalau kau sampai berbohong.."

"Kau akan menghukumku. Hukuman seperti yang waktu itu. Ya, aku mengerti. Jadi diam saja dan lakukan apa yang kusuruh!" titah Wonwoo jengah meski harus menahan malu saat mengatakan kalimat ancaman yang biasa Mingyu katakan. Membuatnya mengingat bayangan hukuman Mingyu.

Tangan pemuda tan itu terulur mengusak rambut hitam legam Wonwoo, "Senang kau tahu."

Wonwoo bergegas turun dari mobil Mingyu ketika mereka sudah sampai di gerbang universitas. Sebelum dia benar-benar pergi, dia menyempatkan berbalik dan berpesan pada Mingyu, "Mingyu-ya, selama aku tidak ada, tolong bawa buket itu dan rawat bunga yang kubeli!"

Mingyu mengangguk, "Kau akan pulang, kan?" tanyanya tiba-tiba membuat Wonwoo sedikit terkejut.

"Tentu saja. Kau berharap aku tidak pulang?!"

"Justru sebaliknya." Mingyu menatap dalam mata tajam Wonwoo, "Kau akan pulang, kan?"

"Jangan berpikir aneh-aneh! Aku pergi."

"Wonwoo!"

"Kau memintaku untuk percaya padamu dan aku melakukannya, jadi kuharap kau bisa melakukan hal yang sama."

Mingyu tidak bisa melakukan apapun lagi selain melihat punggung sempit Wonwoo perlahan menjauh.

...

Keesokan harinya Mingyu masuk ke dalam apartemen Wonwoo hanya untuk menemukan fakta bahwa tempat itu kosong. Tidak ditemukan tanda-tanda keberadaan penghuninya dimanapun.

"Kemana dia?" gumamnya, "Apa dia bermalam di rumah Soonyoung?"

Dia mengeluarkan ponselnya dan menghubungi Wonwoo, namun sama sekali tidak ada jawaban meski dia sudah menghubunginya puluhan kali. Tak kehabisan akal, dia beralih menghubungi Soonyoung, tidak peduli saat ini masih terlalu pagi untuk menghubungi seseorang. Rasa takut dan cemas yang mendominasinya sekarang membuatnya enggan memikirkan hal remeh temeh seperti itu.

SequoiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang