Orang yang tengah duduk santai di sofa itu menoleh dan tersenyum lebar melihat keterkejutan Wonwoo.
“Kau sudah datang?” tanyanya.
Raut terkejut di wajah Wonwoo seketika berganti menjadi senyuman, “Jin Hyung!” pekiknya.
Jin tertawa, “Kau merindukanku?”
Wonwoo balas tertawa kemudian memeluk Jin sejenak, “Hyung tidak kuliah?” tanyanya setelah pelukan keduanya terlepas.
“Aku tidak ada jadwal hari ini.” Jawab Jin. Dia mengamati seluruh ruangan klub.
“Tidak biasanya tidak ada tanaman di meja itu.” Jin menunjuk meja besi tempat dimana biasanya mereka merawat tanaman. Wonwoo ikut melihat tempat itu.
“Entahlah. Sudah dua hari aku tidak menerima kabar mengenai tanaman yang bermasalah.”
“Wajar saja. Kudengar dari Jeonghan kau sering berkeliling sekolah untuk memeriksa secara langsung tanaman-tanaman disini. Kau benar-benar berdedikasi tinggi.”
Wonwoo memasang wajah datar, “Hyung menyindirku?”
Jin tertawa, “Bagian mana dari kalimatku yang terdengar seperti menyindirmu? Aku benar-benar memujimu disini. Aku, apalagi Jeonghan tidak akan pernah melakukan itu.”
“Aku hanya tidak sesibuk kalian. Hyung sibuk dengan Klub memasak dan Jeonghan Hyung sibuk dengan Klub seni.”
“Kau benar.”
“Jadi, apa Hyung akan lama disini?”
“Kenapa? Kau mengusirku?”
“Tidak. Aku hanya bertanya. Aku bisa saja menemani jika Hyung ingin berlama-lama disini, hanya saja aku harus memberitahu kakakku.”
“Seulgi? Kalian masih menempel seperti biasanya.”
“Tidak juga. Beberapa hari yang lalu aku membuatnya kesal, jadi begitulah.”
“Aku ingin mendengar cerita selengkapnya mengenai itu. Hanya saja aku harus segera kembali. Namjoon menungguku di depan gerbang.”
“Namjoon Hyung? Kekasih beda sekolah yang sering Hyung ceritakan? Kalian masih bersama?” Jin mengangguk dua kali menjawab pertanyaan Wonwoo, “Kenapa tidak mengajak Namjoon Hyung masuk?”
“Kupikir tidak perlu karena aku berencana untuk tidak berlama-lama disini. Tapi berbicara denganmu membuatku lupa diri.” Jin mengeluarkan sesuatu dari sakunya, “Ini kunci klub, aku ingin mengembalikannya.”
Wonwoo menerima kunci yang diulurkan Seokjin, “Hyung baru mengembalikannya setelah tiga bulan berlalu sejak Hyung lulus?”
“Aku tidak punya waktu, Jeon Wonwoo! Jangan remehkan kesibukan mahasiswa baru!”
“Baiklah, baiklah, aku mengerti.” Wonwoo mengembalikan kunci ruangan milik Seokjin, “Bawa saja, Hyung. Jadi Hyung bisa datang kemari kapanpun.”
“Apa tidak apa-apa?”Wonwoo memutar bola mata malas, “Sejak kapan Hyung jadi begitu pengertian seperti ini? Biasanya Hyung selalu melakukan sesuatu sesuka Hyung.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Sequoia
FanfictionCerita mereka begitu kompleks. Layaknya SEQUOIA yang memiliki semua huruf vokal dalam katanya. Bagiku, kebahagiaan saudaraku adalah yg terpenting, bahkan meskipun itu berarti aku harus terluka. - Jeon Wonwoo Yang mereka lakukan memang keterlaluan...