8

1.3K 248 102
                                    


Update jumat malam ... biar kayak cerita horor kkkkkkkkkkkkkk
Ini panjanggggggggggggggg, jadi kuucapkan ... selamat berjuang


--

--

--


"Tampangmu berantakan," kata Taehyung pada Jimin yang tiba-tiba muncul di ruang kerjanya, terlihat letih saat duduk bersandar di sofa.

"Gyuri akan membawa Bomi pindah ke Swiss," ucap Jimin samar, matanya yang menerawang pada langit-langit perlahan memejam. "Putriku akan semakin jauh dariku."

Taehyung tertegun di meja kerjanya, lalu menghampiri Jimin.

"Kenapa mendadak sekali?"

"Masa kerja Terence di Korea sudah habis, perusahaan memintanya kembali ke Swiss." Jimin mengusap wajahnya yang agak pucat. "Aku meminta pada Gyuri agar mengizinkan Bomi tinggal bersamaku, aku tahu ini ide yang buruk—" sela Jimin cepat-cepat, menyadari Taehyung akan memotong ucapannya.

"Bukannya aku tidak setuju, Jim, tapi pekerjaanmu dan status single-mu itu, bisa berdampak buruk untuk Bomi."

"Aku tahu—tapi, sulit membayangkan jika harus menunggu berbulan-bulan hanya untuk melihat putriku." Jimin menegakkan punggung, menatap Taehyung dengan manik berkaca. "Aku ini memang ayah yang buruk, tapi tetap saja rasanya terlalu berat."

"Hey, Jim, kau ayah terbaik untuk Bomi," Taehyung mengambil jeda, menunggu reaksi Jimin tapi sahabatnya itu hanya tersenyum. "Tapi kalau untuk sekarang, memang lebih baik kalau Bomi bersama Gyuri dan Terence. Kau bisa mengunjunginya di akhir pekan, Seoul-Zurich tidak terlalu jauh, 'kan?"

Jimin tertawa, meng-iya-kan lelucon Taehyung, mengingat dia butuh 15 jam dengan satu kali pemberhentian untuk mencapai Swiss.

"Kecuali kau bisa menemukan calon istri sebelum Gyuri berangkat ke Swiss, mungkin kau masih punya kesempatan."

"Cih, kau saja belum tentu berhasil dengan Sera."

"Kami sudah menetapkan tanggalnya, kau lupa ya?" Taehyung menyeringai, pandangannya beralih ke arah pintu yang terbuka dan sosok Kimora muncul.

"Ah, Jim, bagaimana kalau dengan Kimora?" kata Taehyung tiba-tiba, Jimin sudah terkekeh geli dari sofa duduknya.

"Apa yang kalian bicarakan?" Kimora mengernyit, menatap jengah dua pria menyebalkan di sofa yang sayangnya adalah sahabat terbaik yang dia punya.

"Kim, mau menikah denganku tidak?" ujar Jimin pada Kimora, tawanya nyaris meledak.

"Tawaran yang buruk," jawab Kimora, datar dan tanpa beban. "Bukannya kita sepakat jadi besan di masa depan? Oh dear, are you okay?" Kimora memutar bola mata ke langit-langit."

Kini ketiganya sama-sama terbahak-bahak, saling menertawakan satu sama lain. Meloloskan apa saja yang tersangkut di tenggorok dan pikiran, sebelum kembali fokus pada pekerjaan yang selalu mengejar mereka tanpa letih.

"Semoga masalahmu cepat selesai, Jim," kata Kimora, "ini berkasnya dan kita harus berangkat empat menit lagi," tambahnya pada Taehyung.

"Thanks, Kim," ucap Jimin, keluar dari ruangan lebih dulu.

"Ada tambahan bukti di halaman dua baris ke tiga," jelas Kimora pada Taehyung tanpa diminta.

Taehyung membaca berkas yang diangsurkan Kimora, menyusun rapi bersama berkas lain di meja kerjanya, lalu menyambar jas hitam di sandaran kursi.

Love Is Not OverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang