Taehyung duduk di ruang baca sambil berpikir, semalam dia memeriksa ponsel Sera tapi tidak menemukan apa-apa. Tidak ada riwayat panggilan atau pesan mencurigakan, hanya ada deretan pesan yang dulu dia kirimkan. Semuanya tampak normal—atau mungkin Sera sudah mengendus kecurigaan terhadap dirinya, sehingga menghapus semua jejak digital?
Perkataan Seokjin mengarah bahwa Sera adalah pelaku utama, ditambah sikap Seokjin yang begitu santai, menarik kesimpulan; Seokjin percaya kasus itu tidak akan diperkarakan karena tersangkanya adalah Sera bukan Lena.
Begitu pun Sera, saat diminta untuk tidak memikirkan kejadian di pesta pernikahan, gadis itu bukan terlihat sedih tapi bingung, seolah-olah yang seharusnya terjadi di hari itu gagal total. Jika memang anxiety yang menjadi penyebab Sera melakukannya Taehyung bisa maklum, tapi masalahnya kenapa Lena dan Seokjin ikut terlibat?
Perkara Lena, Taehyung menyimpulkan karena terhasut alasan klasik dari mantan kekasih. Lalu Seokjin? Keduanya tidak dekat, lalu bagaimana Sera meyakinkan Seokjin membantunya? Terlalu mustahil untuk berpikir; Seokjin menawarkan bantuan pada Sera, mau dipikir berapa kali pun tetap tidak masuk akal.
"Oppa!"
Sera muncul di ambang pintu, tersenyum diiringi tawa kecil sebelum mendekat kepadanya. Kemudian tanpa disangka-sangka, gadis itu merebahkan diri di dada Taehyung yang tengah duduk bersandar di sofa, memeluk erat-erat. Taehyung yang mulanya terkejut sekarang melingkarkan kedua lengan di pinggang Sera, meletakkan dagu di puncak kepala gadis itu.
Keduanya sama-sama diam untuk tujuh detik penuh, menyamakan detak jantung yang bertalu seirama, menjatuhkan keduanya dalam runtuhan wangi musim semi. Sera memejam saat telapak tangan Taehyung mengusap puncak kepala, lalu buru-buru mengangkat wajahnya sebelum dia lupa, sembari berkata.
"Mau pangkas rambut?" Sera tersenyum, masih memeluk Taehyung. "Aku sering memotong rambut Beomgyu, hasilnya lumayan."
Taehyung ikut tersenyum, mencium kening Sera dan menjawab, "boleh... mau sekarang?"
Sera mengangguk senang. "Tunggu sebentar," katanya sembari beranjak, melipir ke dalam walk in closet. Dia masih sibuk membuka laci satu per satu, saat Taehyung berdiri di dekatnya.
"Peralatan pangkas ada di sebelah sini," Taehyung menarik Sera ke sisi kanan lemari tinggi yang melingkari ruangan. "Ibu sering memangkas rambutku dan juga ayah, nah, ini dia."
Taehyung menyerahkan gunting, alat semprot air, dan kain putih lebar dengan ikatan leher pada Sera. Keduanya keluar dari kamar, menuju ruang terbuka di belakang. Sera berjalan cepat-cepat sementara Taehyung lamban sekali, sibuk memerhatikan Sera yang jalan dua langkah di depan.
"Oppa, ayo cepat! waktuku tidak banyak." Sera menarik Taehyung untuk bergegas, tapi pria itu malah sengaja memaku di tempat sambil cekikikan.
"Wah... wah... memangnya kau sibuk sekali?"
Sera tidak melanjutkan perdebatan, cemberut, menarik lengan Taehyung sekuat yang dia bisa sampai akhirnya Taehyung menyerah. Ketika melewati kebun stroberi, Taehyung menawarkan Sera menanam buah lain yang bisa dia makan tapi Sera diam saja.
Di ruang terbuka di bawah pohon bambu yang menjulang tinggi, Sera sudah menyiapkan kursi dan cermin setinggi badan. Dia meminta Taehyung duduk, memasang kain dan mulai menyemprotkan air.
Taehyung memejamkan mata saat jari-jari Sera menyentuh rambutnya, lalu manik matanya membuka lagi, memerhatikan wajah serius Sera memotong rambut yang justru tampak lucu di matanya. Taehyung tertawa tiap kali mereka bersitatap lewat kaca.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Is Not Over
FanfictionDi usia 33 tahun, Kim Taehyung, seorang pengacara sukses dan terkenal, didesak menikah oleh ibunya. Dia dijodohkan dengan anak teman sang ibu, Cho Sera, di masa kecil mereka sempat kenal tapi keduanya sama-sama sudah tidak ingat. Awalnya perjodohan...