Pertama kali Sera diperkenalkan pada Taehyung, dia berpikir hubungan itu akan gagal karena Taehyung menjengkelkan. Apa lagi setelah Taehyung memutuskan secara sepihak, mereka menjalin hubungan selayak kekasih sungguhan. Saat itu Sera yakin Taehyung akan bersikap sok tidak butuh, mengabaikan, dan akhirnya sama-sama memutuskan tidak melanjutkan hubungan.
Tapi ternyata Kim Taehyung sosok yang konsisten dengan apa yang dia ucapkan, bersikap selayak pacar yang diidam-idamkan; mengajaknya kencan romantis, menelepon penuh perhatian, sentuhan kecil syarat kasih sayang, bahkan memanggilnya dengan sapaan spesial.
Love, terdengar manis bukan?
Meski pada akhirnya Sera tahu, kalau di Inggris love atau dear adalah sapaan yang biasa dipakai untuk memanggil seseorang. Kim Taehyung terlalu lama tinggal di sana, darah British mengalir dari keturunan ibunya. Kalau dipikir-pikir lagi—andai Sera mau berpikir—Jimin juga memanggilnya semanis itu. Ah, Sera lupa, kalau dia tidak boleh besar kepala.
Tunggu, memangnya salah kalau dia merasa senang, saat dibombardil begitu banyak perhatian dari Taehyung? Di sepanjang Sera menjalin hubungan dengan Taehyung, dia diperlakukan terlalu baik. Cara Taehyung mendekatinya selalu terasa halus dan hati-hati, seolah-olah dia sangat berharga, tidak boleh rusak atau lecet.
Sebenarnya setelah kencan pertama mereka yang manis dan romantis, Sera memupuk keyakinan untuk menaruh kepercayaan pada Taehyung. Dia bahkan mengabaikan hasutan Yoongi dan melanjutkan pertunangan. Akan tetapi, rasa percaya Sera yang sejak awal memang hanya setipis bulu, luluh lantah semenjak mantan kekasih Taehyung muncul di hadapan.
Semua semakin terlihat masuk akal saat orang-orang di sekitarnya memberi peringatan untuk tidak melanjutkan hubungan, hanya Jimin yang mendukungnya, itu pun karena pria itu sudah terlanjur mengenalnya duluan. Pikiran-pikiran aneh bermunculan; Lena hafal segala hal tentang Taehyung, hubungan keduanya sepanjang tujuh tahun, yang memang sering berpisah tapi akhirnya akan kembali bersama.
"Well, sejujurnya aku tidak peduli kau sakit hati atau tidak, aku memperingatkanmu sebagai sesama wanita. Taehyung itu cinta mati sama Lena, kau hanya akan buang-buang waktu."
Itu adalah kalimat panjang yang Jiyeon utarakan di pesta Reeya, wanita itu juga menjelaskan kalau Taehyung selalu baik pada semua orang. Dia tidak perlu besar kepala, Kim Taehyung memang diajarkan seperti itu oleh orangtuanya.
"Pesta ini sekalian ajang supaya mereka dekat lagi, kau tidak ada di daftar tamu undangan tapi Seokjin—oh, sial, dia bilang tidak mungkin melarangmu datang bersama Taehyung."
Sera memerhatikan bagaimana Jiyeon terlihat muak kepadanya, wanita cantik itu terang-terangan menunjukkan ketidak sukaan terhadap dirinya. Ya, Jiyeon benar, seharusnya dia menolak ajakan Taehyung, tidur di rumah, menyembuhkan luka-lukanya. Di pesta itu juga perasaan hatinya semakin sulit dideskripsikan, melihat bagaimana nyamannya Taehyung berada di dekat Lena.
"Sekarang lihat, Taehyung dan Lena—" Sera mengikuti arah pandang Jiyeon, dua sejoli asik berbincang, tertawa bahagia. "Aku tidak bermaksud jahat padamu, aku hanya kasihan kalau Taehyung meninggalkanmu. Mereka sudah biasa bertengkar, putus, terus balikan lagi. Selalu begitu selama tujuh tahun."
Semua orang nyaman di dekat Lena, gadis ceria yang kehadirannya selalu mencairkan suasana. Tidak seperti dirinya; kaku, irit bicara, lebih nyaman sendirian. Sera hanya kenal Jimin, dia bahkan pernah menduga Jungkook orang jahat, dan Seokjin—mereka belum pernah terlibat perbincangan yang berarti.
Kemudian ada Park Soyoung. Meski tidak terlalu gamblang, temannya itu bersikeras agar dia berpikir ulang, untuk tidak melanjutkan hubungan dengan Taehyung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Is Not Over
FanfictionDi usia 33 tahun, Kim Taehyung, seorang pengacara sukses dan terkenal, didesak menikah oleh ibunya. Dia dijodohkan dengan anak teman sang ibu, Cho Sera, di masa kecil mereka sempat kenal tapi keduanya sama-sama sudah tidak ingat. Awalnya perjodohan...