Sera duduk termenung di meja kerjanya, memikirkan tentang kelanjutan hubungannya dengan Taehyung. Jika memang pria itu menerima perjodohan hanya karena harta warisan, apakah artinya setelah Taehyung mendapatkan warisan pria itu akan meninggalkannya?
Rasa-rasanya tidak ada alasan hubungan mereka akan berlanjut ke tahap yang lebih serius, dia dan Taehyung hanyalah dua orang asing yang terpaksa terjebak dalam tali perjodohan para orangtua. Ditambah lagi sang ibu menerima perjodohan itu tanpa mendengar pendapatnya dan dia dilarang untuk menolak.
Sera bukan tipe gadis remaja yang memimpikan menikah dengan pria tampan, kaya, dan tidak dikenal seperti di drama tivi atau novel-novel romantis yang pernah ada. Dia hanya gadis biasa dan cukup dewasa untuk memikirkan hal yang lebih rasional, Sera memimpikan kisah cinta sederhana dengan pria yang dicintainya.
"Sera, kau baik-baik saja?"
Suara Junhan yang menyapa dari seberang meja membuyarkan lamunannya. Buru-buru dia menggeleng dan memasang senyum lebar untuk mengelabui Junhan, tapi sepertinya gagal karena Junhan sudah beringsut dari kursi dan mendekat ke arahnya.
"Bertengkar dengan Taehyung?" Junhan berdiri di depan meja Sera, melirik cincin di jari gadis itu yang baru disadarinya.
"Ah, tidak."
"Taehyung pemuda yang baik, sopan dan juga pintar," kata Junhan, yang terdengar terlalu mendadak.
"Aku kenal dia dari kecil meski jarang bertemu, terakhir saat Taehyung lulus SMA. Minjung dan Junghyung sangat bangga pada Taehyung, sejak kecil dia tidak pernah mengecewakan orangtuanya. Dulu aku sempat berpikir ingin menjodohkan putriku Gyuri dengan Taehyung, tapi ternyata Gyuri malah menyukai sepupu Taehyung—oh, Jimin juga pria yang baik," tambah Junhan buru-buru, takut kalau Sera salah paham.
"Sayangnya pernikahan mereka terlalu singkat," tukasnya.
"Ya, sayang sekali. Padahal Gyuri unni dan Jimin oppa sangat cocok, keduanya terlihat saling mencintai satu sama lain. Aku benar-benar iri melihatnya."
"Terkadang dipernikahan cinta saja tidak cukup, kau juga harus punya pondasi hati dan keyakinan yang besar, kepercayaan terhadap pasangan adalah yang terpenting. Aku berdoa semoga kau dan Taehyung berjodoh sampai akhir hayat, percayalah dia pria yang baik."
Sera mengabiskan sisa harinya di ruang radiologi dengan pikiran-pikiran buruk yang lengket dalam benak, sulit rasanya untuk mempercayai kalau Taehyung tidak akan meninggalkannya seperti orang-orang yang dia sayangi selama ini. Ibunya meninggal saat dia umur lima tahun, empat tahun kemudian ayahnya kecelakaan dan tidak pernah kembali. Lalu Beomgyu, adik laki-laki satu-satunya juga memilih pergi kuliah ke Singapura.
Pukul enam sore Sera keluar dari ruang kerja, menelusuri selasar sampai lobi dengan pikiran semrawut. Musim salju belum usai, menambah kebekuan di hatinya yang tidak karuan. Dia merapatkan mantel marun yang dikenakannya, seraya menyeberangi halaman rumah sakit yang luas dalam diam. Kemudian langkahnya terhenti, mendapati Taehyung berdiri tak jauh dari posisinya dengan senyum lebar.
"Hai," sapa Taehyung. "Akhirnya kau keluar juga, aku hampir mati kedinginan di luar sini."
Sera bergeming, memandangi Taehyung yang melompat kecil-kecil untuk mengusir dingin. Dalam balutan mantel sewarna russet yang melapisi kaos wol abu-abu dan rambut dibiarkan berantakan, Taehyung terkesan lebih bersahabat dari hari-hari mereka sebelumnya. Selama ini Sera bertemu Taehyung dalam pakaian formal yang memberi kesan berkuasa dan sulit dipatahkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Is Not Over
FanfictionDi usia 33 tahun, Kim Taehyung, seorang pengacara sukses dan terkenal, didesak menikah oleh ibunya. Dia dijodohkan dengan anak teman sang ibu, Cho Sera, di masa kecil mereka sempat kenal tapi keduanya sama-sama sudah tidak ingat. Awalnya perjodohan...