"Ah, sayang sekali, padahal Sera gadis baik yang bisa mengimbangi kebejatanmu."
Kim Taehyung mendelik pada sang ibu, tidak percaya dengan kosakata buruk yang terlontar dari mulut ibunya yang selama ini selalu bermartabat baik.
"Wah, wah... Nyonya Hwang Min Jung yang terhormat, kata-katanya kok tidak sopan?" Taehyung merubah posisi dari tiduran di sofa menjadi duduk.
"Kau pikir ibu tidak tahu, apa yang biasa kau lakukan dengan teman-temanmu, hah?!" Minjung menyentil kening putranya, dia bersedekap, memandangi Taehyung penuh selidik.
"Ke-kenapa? Aku jadi gugup." Taehyung memasang senyum konyol dengan mata yang dikedip-kedipkan, tapi itu tidak berhasil membuat ibunya menyerah.
"Besok temui Sera di rumah sakit."
"Dia sakit?"
"Dia bekerja di rumah sakit, astaga... kau tidak tahu?" Minjung menyibak rambut sebahunya yang terawat sembari menyemburkan napas geram, memicing pada Taehyung yang masih merapat di ujung sofa.
"Aku belum sempat bertanya tapi dia sudah pergi."
"Mustahil, kau pasti menyakitinya—"
"Aku tidak menyentuhnya sama sekali, lalu bagaimana cara aku menyakitinya, Bu?"
"Pengacara memang pandai memutar kata, ibu benci pengacara."
"Eh, ayah juga pengacara loh. Kakek dan buyutku juga pengacara—ibu, aduh, itu kenyataannya." Taehyung menahan kekehan melihat ibunya bangkit dan memukulnya dengan bantal sofa.
"Pokoknya besok jemput Sera dan bawa dia ke sini, kalau tidak—"
"Kalau tidak apa?" sela Taehyung. "Ibu mau pura-pura migran lagi terus masuk rumah sakit?"
"Tepat—Yak! Kim Tae Hyung!"
Satu pukulan bantal sofa kembali mendarat di kepalanya, dia tertawa lepas sampai tiduran lagi di sofa. Setelah berhasil meredam ketawanya, Taehyung memandangi ibunya yang sibuk menyebutkan deretan hal-hal yang harus dia tanyakan pada Sera supaya jadi lebih dekat. Dari dulu Taehyung hanya akan selalu mendengarkan, mengangguk, dan mengiyakan semua keinginan ibunya. Apa lagi semenjak ayahnya meninggal mendadak dua tahun silam, hanya tinggal ibunya saja yang dia punya di dunia ini.
"Hubungi dia atau kirim pesan permintaan maaf," ujar Minjung. "Ibu yakin, kau pasti menyakiti perasaannya dengan kata-katamu. Pantas saja selama ini perjodohanmu selalu gagal, ah... seharusnya ibu menyadarinya dari awal."
"Ibu, perjodohan itu selalu gagal karena memang tidak ada kecocokan."
"Dengan Sera harus cocok! Jemput dia jam enam sore, kau mengerti?!"
Itulah sepenggal kisah dari tercetusnya keputusan sepihak, yang membuat Kim Tae Hyung ada di pelataran rumah sakit Royal Blue keesokan sore harinya. Dia mengetik pesan singkat sewaktu menyeberangi lobi rumah sakit yang ramai, menuju lift pengunjung di ujung koridor. Selagi menunggu di depan lift ponselnya berdering, Taehyung menerima panggilan itu setelah masuk ke dalam lift dan menekan angka tujuh.
"Halo Jin, apa kabar?"
"Duh, kita baru ketemu bulan lalu loh," Seokjin menjawab, dia terkekeh sebentar lalu melanjutkan. "Kenapa tidak membalas pesanku kemarin?"
"Oh, itu." Taehyung menggenggam ponselnya lebih erat. "Pertanyaanmu tidak penting, jadi aku lupa menjawabnya."
"Lena resign dari kantornya dan butuh tempat baru, tapi aku tidak bisa menerimanya karena dia mantan pacarmu," jelas Seokjin tanpa diminta. "Aku butuh asisten pribadi yang akan mengikutiku ke mana pun, alangkah aneh rasanya jika kalian bertemu—"
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Is Not Over
FanfictionDi usia 33 tahun, Kim Taehyung, seorang pengacara sukses dan terkenal, didesak menikah oleh ibunya. Dia dijodohkan dengan anak teman sang ibu, Cho Sera, di masa kecil mereka sempat kenal tapi keduanya sama-sama sudah tidak ingat. Awalnya perjodohan...