Aliran lalu lintas pagi ini lebih padat dari hari sebelumnya, hujan salju kembali turun dan membuat jalanan agak licin. Taehyung mengendarai mobilnya sembari mendengarkan perakiraan cuaca, hujan salju diperkirakan baru berakhir besok dengan kabut dan berangin.
Ponselnya bergetar dan pesan ibunya muncul, mengingatkannya untuk menghubungi Sera. Setelah itu barulah dia ingat, jika hari ini adalah hari pertamanya sebagai pria yang sudah bertunangan.
Seperti yang diduga Taehyung sejak awal, kalau ibunya akan bertindak cepat untuk melegalkan hubungan dia dengan Sera apa pun caranya. Termasuk mengundang paman dan bibinya, membuat acara pertemuan keluarga itu terlihat normal, dirancang sebagai momen bersejarah untuk putra tunggalnya. Ibunya bahkan sampai memesan cincin pertunangan Tiffany & Co untuk dipakaikan pada Sera, Taehyung bersyukur karena ibunya belum menetapkan tanggal pernikahan.
"Ibu sudah janji pada ayahnya, lagipula Sera cocok untukmu." Minjung menekankan sekali lagi pada Taehyung setelah acara pertunangan itu selesai. "Percayalah pada ibu, Taehyung, Sera tidak akan merepotkanmu dan menyetujui semuanya."
Ya, ibunya benar. Di pertemuan pertama mereka, Taehyung sudah bisa menduga kalau Cho Sera bukan tipe perempuan pembangkang yang akan dengan senang hati mengacaukan acara dan hal itu dijadikan senjata oleh ibunya, terbukti Sera hanya diam dan menerima pertunangan meskipun ekspresi gadis itu terlihat sangat tidak menginginkannya.
Jelas Taehyung tidak suka perempuan jenis itu, pasif dan tidak menarik. Meskipun tak bisa dipungkiri Sera adalah gadis cantik menurut standar apa pun; sintal, setinggi 163 senti, kulitya sebutih beras, rambut hitam panjang bergelombang, pipi merona dan bibir kecil yang penuh. Dengan bentuk wajah terpahat mungil, Cho Sera terlihat cantik dan imut dalam waktu bersamaan.
"Ibunya meninggal saat dia masih terlalu kecil, 5 tahun, setelah melahirkan adiknya."
"Dia punya adik?"
"Ya, adik laki-laki," sahut Minjung. "Sejak ayahnya menikah lagi Sera selalu terlihat murung, dan semakin jarang bicara setelah ayahnya meninggal dan ibu tirinya menikah lagi. Untung saja ibu bisa menemukannya, mereka sempat pindah ke Busan untuk waktu yang lama."
Taehyung tidak berkata apa-apa. Komentar apa pun tentang Sera jelas-jelas akan semakin memupuk rasa percaya diri ibunya, dia tahu sang ibu ingin membuatnya bersimpati pada gadis itu. Minjung melanjutkan cerita kalau dulu mereka sering mengunjungi Sera dan keluarganya, lagi-lagi Taehyung tidak ingat. Akhirnya Minjung memperlihatkan foto Taehyung dengan dua anak kecil di musim semi, tapi tetap saja dia tidak ingat dengan momen yang dulu mungkin pernah dilaluinya dengan Sera.
"Umur kalian beda terlalu jauh," ucap Minjung putus asa, karena Taehyung tak juga kunjung mengingat Sera. "Sera masih anak-anak, kau sudah kuliah di Inggris."
"Nah, masuk akal." Komentar Taehyung, mengingat kalau sejak kecil dia terlalu sering bertemu anak-anak di panti asuhan atau di acara-acara sosial. Dulu dia kerap ikut ibunya saat masih aktif menjadi aktivis kemanusiaan.
"Ibu merasa hidup Sera tidak berjalan baik, jadi ibu minta padamu, tolong bawa dia keluar dari rumahnya itu."
"Ibu mau aku menculiknya?"
"Yak! Kim Tae Hyung!" Minjung memukul kepala Taehyung tapi putranya itu justru cuma cekikikan.
"Perintah ibu tidak jelas, aku harus apa?"
Setelah hening selama beberapa menit, akhirnya Taehyung bertanya, "Di mana ayah tirinya? Kenapa tidak ada di acara tadi?"
"Ayah tiri Sera tentara Angkatan darat, sekarang tengah ditugaskan sebagai Anggota Pasukan Khusus keamanan presiden, hanya bisa pulang satu kali di perayaan Chuseok (hari raya panen_thanksgiving)" ujar Minjung. "Jadi bagaimana, Taehyung, kau mau melanjutkan hubungan baik ini 'kan?" tambahnya, pantang menyerah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Is Not Over
FanfictionDi usia 33 tahun, Kim Taehyung, seorang pengacara sukses dan terkenal, didesak menikah oleh ibunya. Dia dijodohkan dengan anak teman sang ibu, Cho Sera, di masa kecil mereka sempat kenal tapi keduanya sama-sama sudah tidak ingat. Awalnya perjodohan...