Siang itu Taehyung menemui dokter Arin dengan kekhawatiran yang besar, kemarin malam Sera diserang kecemasan, padahal dokter Arin telah mengkonfirmasi kepadanya—sebelum pernikahan, bahwa Sera telah terbebas dari mimpi buruk hampir tiga tahun terakhir. Meski anxiety masih membayangi Sera sampai sekarang, tapi gadis itu sudah berada dalam kondisi psikis yang stabil.
"Ketakutan terbesar Sera adalah mengecewakan Jiwoo, karena setelah ibunya meninggal hanya Jiwoo yang ada di sisinya. Trauma masa kecil membuat pola pikir Sera sulit diubah, dia percaya semua orang akan meninggalkannya kecuali Jiwoo dan kakaknya. Dia takut kehilangan dan menjadi pihak yang ditinggalkan, karena akan mengingatkan dia pada kematian ibunya.
"Sera merasa apa yang dia pikirkan adalah memang yang seharusnya terjadi, standar hidup dalam pikirannya. Dia merasa aneh saat kau bertahan bersamanya padahal kepribadiannya tidak menarik, nyaris membosankan. Dia sudah mengabaikanmu, menjadi pribadi yang tidak menyenangkan tapi kau tetap tidak pergi. Sera pikir itu aneh, harusnya kau meninggalkannya karena seharusnya tidak ada orang yang menginginkannya di dunia ini. Apa kau mengerti sekarang?"
"Ah—iya."
Pada awalnya Taehyung juga berpikir demikian, Sera bukan tipe pembangkang, pasif dan tidak menarik. Jelas Taehyung tidak suka perempuan jenis itu, tapi entah bagaimana caranya dan entah sejak kapan semuanya bermula, Taehyung pikir tidak masalah jika menjalin hubungan dengan perempuan diluar tipenya.
Taehyung ingat sikap Sera di awal perkenalan, gadis itu tampak tidak minat dengannya. Dia yang biasanya tidak perlu usaha untuk mendapatkan perhatian orang lain dan orang-orang akan sukarela ngobrol dengannya, harus jungkir balik untuk sekedar membuat Sera mau berbicara kepadanya.
Sera selalu menjaga jarak darinya, membangun tembok pembatas di antara mereka. Tidak pernah berbagi apa pun dengannya, bersikap seolah-olah dia tidak ada. Namun justru itulah yang membuat gadis itu lambat laun menarik perhatiannya, ada banyak rahasia yang ingin dia ketahui dari Sera, seolah-olah dia tengah memecahkan kasus rumit yang dulu sering dia tangani selama bekerja di Hanrich Law Firm.
"Hubunganku dengan Sera memang dimulai dari perjodohan yang sulit ditentang, tapi aku pikir bisa diusahakan karena kami berdua sama-sama tidak punya pasangan. Meski awalnya sulit, tapi aku tidak pernah berpikir untuk meninggalkannya."
Taehyung meyakinkan dirinya sendiri untuk mempertahankan hubungannya dengan Sera, dulu orangtuanya juga jodohkan dan bahagia sampai akhir hayat. Ayahnya sangat mencintai ibunya pun sebaliknya, jadi dia pikir; tidak ada yang salah bila satu hubungan dimulai dengan kata perjodohan.
"Ya, aku tahu, kau sudah berusaha untuk hubungan kalian. Sera jauh lebih bahagia setelah bertemu denganmu, setidaknya ada hal lain yang bisa dia pikirkan selain perintah ibunya."
Taehyung tersenyum, ada luapan bahagia yang tiba-tiba menyembur dari dalam dirinya.
"Sera bilang kau sangat baik, terlalu baik," Arin tertawa kecil, melihat bagaimana Taehyung berusaha keras tidak tersanjung, lalu dia berkata dalam kehati-hatian.
"Ada yang mengganggu pikiran Sera, tapi aku belum berhasil menguliknya. Sera terbiasa menyelesaikan masalahnya sendiri tanpa bantuan orang lain, jika terluka dia tidak akan mengatakannya pada siapa pun dan menyembuhkannya sendiri. Aku yakin, kau pasti tidak tahu dengan kejadian malam itu."
"Kejadian?"
"Sera diserang—Yoongi—" Arin buru-buru meralat kata-katanya, "seseorang di rumahnya. Dia sempat menghubungimu, dia sempat berpikir untuk percaya padamu, tapi ternyata kau tidak pernah datang. Sera menghubungi pusat bantuan, dia menyelamatkan dirinya sendiri seperti yang biasa dia lakukan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Is Not Over
FanfictionDi usia 33 tahun, Kim Taehyung, seorang pengacara sukses dan terkenal, didesak menikah oleh ibunya. Dia dijodohkan dengan anak teman sang ibu, Cho Sera, di masa kecil mereka sempat kenal tapi keduanya sama-sama sudah tidak ingat. Awalnya perjodohan...