008

731 172 5
                                    

Rosé menatap pemandangan di depannya dengan tak percaya.

Apa itu? Eunwoo melarangnya menerima pemberian dari fans nya tapi Eunwoo sendiri menerima barang barang dari para fans? Dan apa lagi itu?! Rosé tau kalau Eunwoo itu laki laki penganut motto smile is always. Tapi? Haruskah ia memegang pipi para fansnya juga?

Seumur umur, Rosé tak pernah mendengar rumor ataupun kabar kalau Eunwoo itu playboy. Yang Rosé ketahui, di antara circle Eunwoo, yang playboy cuma Jungkook-- itupun sebelum pacaran dengan Lisa-- trus Mingyu --iya sebelum berpacaran dengan Chaeyeon, walaupun sekarang masih sedikit-- udah itu aja. Tapi Eunwoo? Rosé benar benar tak menyangka hal itu.

Rosé melangkahkan kakinya mendekat saat gadis gadis di sekeliling Eunwoo sudah pergi.

“Woo”

Eunwoo tersentak lalu menoleh, “Iya?”

“Kamu bilang kamu mau berangkat telat gara gara nganter Kak Jisoo dulu.” Rosé memicingkan matanya, laki laki di depannya ini tadi beralasan ingin berangkat telat karena mau mengantar sang kakak dulu ke sekolahnya.

Dan jujur Rosé merasa seolah olah ia diusir begitu saja. Padahal kan mobil Eunwoo muat untuk 4 orang.

Eunwoo menggaruk tengkuknya bingung sembari menghindari tatapan mata Rosé, “Aku...”

“Lalu apa itu?” tanya Rosé sembari menatap kotak kotak hadiah yang Eunwoo bawa.

“O-oh ini. Ini hadiah untuk Kak Jisoo”

“Kenapa kamu bawa kesini?”

“Y-ya tadi lupa ngasih”

“Kotak sebanyak itu lupa ngasih? Terus kenapa dibawa masuk gedung sekolah? Ga mungkin mau pamer kan?”

“Kamu kenapa sih, Rosé”

“Kamu yang harusnya aku tanya kenapa! Kamu minta aku buat ngga nrima apapun dari orang lain tapi kamu?! Dan apa apaan itu tadi? Memegang tangan? Mengelus pipi? Aku ga pernah nyangka kamu nglakuin hal kek gitu”

Cukup, Eunwoo sudah benar benar tak bisa mengelak lagi. Apalagi saat Rosé mulai melangkahkan kakinya menjauh sembari menyebut nama nama gadis yang tadi memberikan Eunwoo hadiah.

Tentu saja tak mengherankan, karena Rosé adalah gadis yang punya tatapan mata tajam. Dari jarak yang lumayan jauh itu, Rosé tentu saja masih bisa membaca nametag di dada para gadis itu.

Dan yang tak Eunwoo mengerti adalah bahwa dia memancing jiwa bar-bar Rosé yang sudah susah Rosé pendam sejak berpacaran dengan Eunwoo karena memang Eunwoo sendiri yang menginginkan Rosé untuk berubah. Dan jadilah Rosé yang kalem itu.








**










Lisa, Jiho dan Yuju hampir memekik kegirangan saat tau Rosé dengan wajah datarnya memasuki kelas adek kelas yang tadi memberi Eunwoo barang dan makanan.

Bukannya apa apa, jujur saja Lisa dan Jiho tak pernah merestui hubungan Eunwoo dan Rosé. Alasan? Tentu saja karena Eunwoo, Rosé berubah pesat. Dari yang sebelumnya bar-bar dan bisa jadi diri sendiri, sekarang malah kalem dan membiarkan saja saat ada yang mencari masalah dengannya. Lebih singkatnya, Rosé yang sekarang tak suka keributan dan lebih banyak diam.

Tapi mereka hanya diam saja dan menyimpannya dalam hati. Mereka berdua ikut senang saat Rosé terlihat bahagia di samping Eunwoo.

“Hai, Cantik”

Dua gadis yang tengah bergosip itu mendongak saat Rosé berdiri tepat di depan bangku mereka.

“Hai juga, ada apa ya, Kak,” tanya gadis dengan rambut sebahu itu, Rani.

“Gimana rasanya dielus sama pacar orang?”

Kedua gadis itu langsung membeku saat Rosé menanyakan hal tersebut dengan nada datar yang menusuk. Bahkan keadaan kelas yang awalnya ricuh karena Rosé datang menjadi sepi senyap sekarang.

“Maksud Kakak apa?” tanya gadis di samping Rani, Vera.

“Kakak jangan asal nuduh orang dong! Kami gada hubungan apapun sama Kak Eunwoo,” timpal Rani.

Rosé tergelak saat dua gadis di depannya ini berbicara dengan nada nyolot di depannya.

“Wahh kok nyolot sih, Dek. Kasih paham, Sé”

“Wah wahhh beraninya mereka nyolot depan lo, Sé”

“Butuh kita yang turun tangan ga, Sé?” kompor Lisa, Jiho dan Yuju bergantian.

Rosé terkekeh, berbeda dengan murid di kelas itu yang hanya menatap bingung Rosé dan teman temannya. Ya maklum, mereka kan masih kelas 10, iya mubar. Jadi mereka cuma taunya Rosé kalem. Mereka gatau sejarah menyeramkan yang Rosé ukir di sekolah ini tahun lalu.

“Ga usah, gue aja,” tukas Rosé.

“Betewe, Dek. Kan gue gada bilang tuh kalo yang gue maksud itu Eunwoo,” lanjutnya sembari menatap ke arah dua gadis yang di depannya. Rani dan Vera langsung kicep mendengar ucapan Rosé.

“Jauhin Eunwoo atau l--”

“Rosé”

Rosé memejamkan matanya, ia menahan amarahnya. Rosé itu paling tidak suka kalau ada seseorang yang memotong omongannya.

“Maksud kamu apaan sih, jangan kek anak kecil lah,” ucap Eunwoo yang tak dihiraukan oleh Rosé.

“Ini pasti gara gara kalian kan?” tuding Eunwoo pada Lisa, Jiho dan Yuju.

“Heh maksud lo apaan?” tanya Jiho dengan nada tak santai.

“Ya kalian, maksud kalian apaan?! Dengan susah payah gua ngrubah Rosé dan kalian mala--”

“Apa sih berisik banget.” Rosé memutar bola matanya jengah

Eunwoo yang melihat Rosé masih menatap datar Rani dan Vera langsung mencengkeram tangan kiri Rosé.

“Ayo pergi,” tukas Eunwoo.

Rosé yang merasa kesakitan karena tangannya belum sembuh langsung menendang tulang kering Eunwoo yang membuat sang empunya langsung memekik tapi masih tak melepas cengkeramannya.

“Heh kalian! Nyali lo berdua berapa berani deketin milik gue? Sekali lagi gue liat lo berada di samping Eunwoo, lo berdua bakal mati di tangan gue,” ancam Rosé.

Eunwoo langsung menarik Rosé pergi saat suasana di ruang kelas itu makin hening karena ancaman Rosé.

“Hahaha seneng banget gue akhirnya Rosé berubah awokawokwok,” celetuk Yuju yang melangkahkan kakinya menjauh dari kelas diiringi Lisa dan Jiho di belakangnya.

Tanpa mereka sadari, diam diam ada seorang siswa yang tersenyum miring setelah kepergian Rosé dan teman temannya.

Ah Kak Rosé imut banget pas lagi ngancam kek gitu














Monday, 14 June 2021

[✓] Secret AdmirerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang