011

778 157 30
                                    

“Kapan lo putusin Rosé?”

Rosé dan Jaehyun sontak berhenti tepat di depan pintu berwarna coklat itu. Berbeda dengan Rosé yang membeku, Jaehyun menggigit bibir bawahnya. Ia menepuk jidatnya pelan.

“Ha?”

“Gosah pura pura gatau. Dare kita udah selese sebulan yang lalu”

“Jangan bilang lo udah suka sama Rosé?”

“Heh jangan gila ya, Woo. Gua udah mendem perasaan gua gegara taruhan bodoh ini. Jadi jangan ngada ngada, Rosé punya gua”

Eunwoo memicingkan matanya, “Gosah sok memiliki, lo aja gada hubungan apa apa sama Rosé,” sarkasnya.

“Wahh si bangsat”

“Tenang, June.” Laki laki berkacamata kuning itu menenangkan June yang mau memukul Eunwoo menggunakan gitar miliknya.

“Eunwoo, lo jangan ngaco dah. Kalo lo mau mertahanin Rosé, Mina lo taruh mana?” tanya laki laki bernama Bambam itu.

Rosé membelalakkan matanya, “Mi-Mina?” gumamnya yang masih terdengar oleh Jaehyun yang tepat di sampingnya.

“Kapan gua bilang gua mau mertahanin Rosé?” tanya Eunwoo.

“Sikap lo seolah olah pengen mertahanin Rosé, Woo,” celetuk Jungkook.

“Kalo lo ga suka, mending lo lepasin sekarang. Cukup sampai sini aja dare dan taruhan bodoh kita. Gua gamau nyakitin Rosé lebih dalam lagi,” lanjutnya.

“Gua juga jadi nyesel kenapa gua ikut ikutan taruhan bodoh kalian buat nyakitin Rosé,” timpal Mingyu.

“Sebenernya itu bukan salah kita ga sih?! Salah sendiri Rosé nya baper,” celetuk Yugyeom.

“Goblok, ya coba lo pikir aja! Cewe mana yang ga baper kalo diperhatiin tiap hari, dikhawatirin, dibuat nyaman. Bahkan kalo gua yang ada di posisi Rosé, gua juga bakal baper,” ucap Bambam dengan nada tak santai.

“Tapi itukan cuma dare!” sahut Minghao tak mau kalah.

“Emang Rosé tau kalo itu dare?!” sarkas Jungkook yang membuat Minghao terdiam.

Suasana hening di dalam membuat hati Rosé semakin tersayat. Rosé tak pernah menyangka perasaannya dibuat mainan.

Rosé itu bukan tipe orang yang gampang jatuh cinta. Tapi karena Eunwoo yang terus menerus membuatnya nyaman, akhirnya dinding yang dibuat Rosé meleleh begitu saja.

Tapi apa ini? Apa ini rasanya saat perasaanmu dibuat mainan oleh seseorang?

Tok tok

Jaehyun terjingkat saat Rosé mengetuk pintu di depannya. Begitupun orang orang yang ada di dalam.

Semua orang membeku saat pintu dibuka oleh Bambam. Bukan karena hawanya, tapi karena Rosé yang mengetuk pintu dengan mata berembun.

“Ro-rosé”

“Oh, Siang, Bam,” sapa Rosé sembari memaksakan senyumnya.

“Eunwoo, nanti kita ga jadi liat karnaval ya. Aku ada urusan,” ucap Rosé saat matanya dan Eunwoo bertemu.

Harusnya nanti malam, Rosé bercerita tentang dirinya yang akan segera pergi. Tapi kalau seperti ini, memangnya dia masih harus bercerita?

“Ros--”

“Oh satu hal lagi.” Rosé melangkahkan kakinya mendekat ke arah Eunwoo. Gadis itu menatap lekat mata Eunwoo.

“Mina . . . Beruntung banget ya bisa dapetin hati kamu,” gumam Rosé yang masih bisa didengar semua orang.

Rosé membalikkan tubuhnya. Suasana ini, ia sudah tak kuat dengan suasana seperti ini.

“Semoga kalian semua menikmati istirahat makan siang kalian ya”

Tangan Eunwoo menahan Rosé saat kekasihnya itu ingin berlari, “Ro--”

Rosé melepaskan genggaman Eunwoo dan langsung berlari saat itu juga. Bukan hanya Jaehyun yang mengejarnya, tapi June dan yang lainnya juga. Khawatir, jujur saja mereka khawatir. Apa lagi yang tengah menangis adalah sahabat yang sudah menemani mereka sejak mereka kecil.





**




“Rosé kenapa?! Jawab, Jungkook!!”

Lisa terus menerus memaksa Jungkook untuk memberitahu masalah Rosé. Sejak Rosé kembali tadi, gadis itu tak henti hentinya mengurung diri di ruang musik.

Saat Lisa dan yang lainnya bertanya dari luar, bukannya jawaban yang mereka dapatkan, tapi mereka malah mendapat suara dentingan sendu piano dan suara tangisan yang lirih.

Perasaan teman teman Rosé semakin tak karuan saat Jungkook dan teman segengnya datang dengan muka panik dan bersalahnya.

“JUNGKOOK!! GUE BILANG JAWAB ROSÉ KENAPA!!” bentak Lisa saat lagi dan lagi Jungkook hanya membisu.

“Mingyu kamu juga, kenapa cuma diem?” tanya Chaeyeon pada kekasihnya yang juga membisu itu.

“Lo juga! Kenapa diem sih, Dek,” tanya Yuju pada Deka.

Kringgggggg

“Gue gamau masuk,” tolak Lisa saat Jungkook meraih tangannya untuk mengajaknya masuk.

“Gue gamau masuk sebelum lo bilang masalahnya Jungkook,” tolak Lisa lagi saat Jungkook masih keukeuh mengajaknya masuk.

“Aku bakal bilang di dalam. Biarin Rosé nenangin diri dulu,” ucap Jungkook.

“Gamau!” tolak Lisa lagi.

“Rosé”

Atensi semua orang yang ada disana teralih saat suara Bambam menyentuh pendengaran mereka.

“Maafin gua sama yang lain! Sorry,” ucap Bambam lalu pergi begitu saja.

“Rosé, kalo udah tenang, temuin gua ya! Gua bakal jelasin baik baik semuanya,” imbuh June lalu pergi menyusul Bambam.

“Rosé, maaf,” lirih Jaehyun lalu pergi menyusul Bambam dan June.

Kepergian mereka bertiga, membuat teman teman cewe Rosé bingung. Ini sebenarnya ada apa? Baru saja mau membuka suara mereka, ketiga gadis itu sudah diseret oleh sang kekasih.

Eunwoo memandang nanar pintu di depannya lalu menoleh saat sebuah panggilan terdengar di telinganya.

“Kamu kok masih disini? Ini udah bel tau”

Eunwoo pasrah saat gadis berambut sebahu itu menariknya menjauhi ruang musik. Eunwoo menoleh sekilas ke arah pintu ruang musik tersebut sebelum ia berbelok ke lorong koridor menuju kelasnya.































Monday, 14 June 2021

[✓] Secret AdmirerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang