004

937 176 10
                                    

“Gila, Pak Lay. Mana ada ngasih kuis dadakan,” decak Yuju.

“Nah tul tuh. Mana kuisnya susah susah lagi, anjing banget,” timpal Eunha.

“Jangankan lo yang goblok, bahkan Mina yang pinter aja ga bisa jawab,” imbuh Yugyeom.

“Tapi heran dah gua. Itu si Lisa yang gobloknya mendarah daging kok bisa jawab juga,” ucap June.

“Sialan lo, bangsat. Gue tau gue goblok tapi jangan gitu lah," protes Lisa.

“Ya tapi kok lo tadi bisa. Nyontek ya lo,” tuduh Bambam.

“Nyontek apaan njing. Mana ada nyontek kalo kuisnya ditanya langsung,” bantah Lisa.

“Trus?”

“Kepo lo pada. Udah ah gue mau ekskul dulu, bye bye bitch,” ucap Lisa lalu ngacir pergi.

“Wahh sialan si Lisa. Lo gimana, Rosé?”

“Lah? Rosé mana njing?” tanya Mingyu bingung.

“Lah iya, tadi kan disini. Cepet banget ngilangnya”

“Dah kek hantu ae ngilang ngilangan”

“Betewe gaes. Kelas ini kan . . .”

“Hihihihihi”

“SETANNNNNNNNNN”





**






“Everybody's laughing in my mind
Rumors spreading 'bout this other guy
Do you what you did when you did with me
Does he love you the way I can
Did you forget all the plans that you made with me?
'Cause baby I didn't”

Rosé yang tengah berjalan menyusuri koridor seketika berhenti tepat di depan ruang klub musik. Ia penasaran, siapa pemilik suara lembut ini.

“That should be me holding your hands”

Dengan perlahan, ia membuka pintu yang merupakan akses masuk ruang klub musik. Sumpah, Rosé penasaran banget sama suara suara lembut nan menenangkan itu.

“That should be me making you laugh”

Dia terkejut saat melihat seorang laki laki tengah memainkan piano dan satunya lagi bernyanyi. Bahkan orang yang tengah memainkan tuts piano juga tak mau kalah untuk ikut bernyanyi.

“That should be me, this is so sad”

Rosé tak mau mengganggu pertunjukan yang menurutnya sangat menenangkan itu. Ia memilih duduk di kursi yang dibelakangi dua laki laki yang tengah asik di dunianya sendiri itu.

“That should be me, that should be me
That should be me feeling your kiss
This is so wrong, I can't go on
Till you believe, that should be me”

Prok prok prok

Kedua laki laki itu tersentak saat mendengar suara tepuk tangan dari arah belakang mereka. Mereka makin dibuat terbelalak saat melihat Rosé yang tengah memandang mereka dengan sorot mata berbinar dan jangan lupakan senyum manis yang terhias di wajahnya.

“Suara kalian bagus banget.” Kedua laki laki itu hanya mengangguk kikuk sembari menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

“Mau nyanyi bareng sama kakak ga?” tanya Rosé setelah melihat bet kelas di lengan baju mereka berdua.

[✓] Secret AdmirerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang