“Dek, udah ya. Istirahat dulu. Setidaknya makan dulu ya! Kamu belum nyentuh makanan apapun semenjak sore tadi”
“Nanti saja, Mbak”
Irene menatap adik iparnya itu dengan tatapan nanar. Ini sudah yang kelima kalinya Irene menyuruh Rosé makan. Tapi boro boro dituruti, menoleh saja tidak.
Rosé masih tetap berkutat pada laptop di depannya. Entah apa yang gadis itu cari hingga begitu sibuk berkutat di laptop miliknya.
Kalau boleh jujur, Irene benar benar heran dengan cara berpikir adik iparnya itu. Apa sepenting itu secret admirer nya saat zaman SMA?
Padahal saat mendengar ceritanya dari Chanyeol dan Rosé, Irene berpikir bahwa si secret admirer itu hanya selayaknya pengagum biasa. Bedanya adalah mereka tersembunyi dan tidak mengekspos dirinya.
Lalu, saat ini juga banyak yang seperti itu ke Rosé, tapi Rosé sama sekali tak peduli dengan mereka. Tapi kenapa untuk yang ini Rosé peduli? Irene benar benar tak habis pikir.
Irene menyerah, ia memilih berbalik dan melangkahkan kakinya keluar dari ruangan bernuansa putih itu.
“Rosé mana?”
Irene menoleh hanya untuk mendapati suaminya yang menenteng jas hitam di tangannya, “Di dalam,” jawabnya.
“Masih belum mau keluar?”
Irene berdecak, “Ini kan gara gara kamu! Ngapain kamu bilang hal itu ke Rosé.”
“Ya kan emang dia harus tau. Lebih baik dia langsung tau daripada nanti dia nunggu tanpa kepastian”
“Tapi dia juga menunggu tanpa kepastian kan sekarang?!”
Chanyeol terdiam. Perkataan istrinya di depannya ini ada benarnya juga. Bukankah sekarang adiknya itu tengah menunggu tanpa kepastian yang jelas?
Baru saja mau menyahut, nada dering ponsel miliknya membuatnya mengurungkan niatnya untuk menyahut.
Chanyeol lekas menarik ikon hijau itu ke atas setelah melihat nama sang penelepon.
“Iya?”
“.....”
“Hah? Serius?”
“.....”
“Iya, nanti saya yang akan suruh Rosé kesana. Terima kasih pemberitahuannya”
Tut . . . Tut . . . Tut . . .
“Ada apa?” tanya Irene saat melihat ekspresi panik di wajah suaminya.
“Mereka”
“Ha?”
“Mereka sudah ditemukan”
**
Rosé menatap hamparan sungai di depannya dengan tatapan nanar.
Kringggg
Rosé mengeluarkan hp nya, meliriknya sekilas lalu memasukkan hpnya lagi ke dalam tas selempang pink itu.
“Tepat jam 12 ya”
“Happy birthday to my self”
Rosé tertawa nanar, padahal baru saja tadi ia menebak nebak hadiah apa yang akan mereka berikan, tapi ternyata? Inikah hadiah mereka?
“Hadiah yang mengejutkan sekali”
Sewaktu diberitahu Chanyeol, Rosé masih menyangkal hal itu. Tapi setelah melihat semuanya dengan mata kepalanya sendiri, Rosé ambruk.
Tubuh yang ingin sekali ia peluk, sudah terbujur kaku saat itu. Wajah wajah tampan beberapa tahun lalu sudah tergantikan dengan wajah penuh luka dan tak terbentuk.
Jujur sampai saat ini Rosé masih berharap bahwa ini semua hanyalah sekedar mimpi buruk semata. Tapi bayangan tubuh tubuh terbujur kaku masih terus membayanginya. Seakan tak membiarkan Rosé untuk melupakan kejadian itu.
Air mata Rosé turun begitu saja. Mengalahkan kecepatan aliran air sungai di depannya. Diam diam ia berpikir, apa penantian 7 tahun yang ia lakukan ini sia sia?
Thursday, 17 June 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Secret Admirer
Fanfiction"Jadi secret admirer itu ngga semudah yg lo kira" ┗ Start : June 19, 2021 ✧✧ ┗ Finish : August 27, 2021 ✧✧ ┗↝ ਊ Valveria #1 in Jaemrose (21/06/21) #7 in eunrosé (21/08/21)