025

783 141 13
                                    

“Jadi lo selama ini di Australia?”

Rosé mengangguk, “Nepatin janji sama Ayah”

“Gue kira lo marah sama kita.” Lisa mengerucutkan bibirnya dan menyenderkan kepalanya di pundak Rosé. “Ngga lah, yakali gue marah tanpa sebab,” ucap Rosé.

“Lo kerja apa sekarang?” tanya Eunha.

“Cie kepo,” goda Rosé.

“Masih ngeselin ya lo ternyata,” tukas Eunha kesal.

“Bawaan dari lahir,” tawa Rosé.

“Jawab, Rosé! Gue juga penasaran apa pekerjaan lo sampe sampe beli pulau aja segampang beli permen,” pinta Yuju.

“Gue cuma orang biasa kok”

“Emang yang bilang lo superhero siapa? Udah ah jawab!”

“Jungkook? Mingyu? Sini gabung aja. Mau ngomong apa?” tanya Rosé saat matanya dari tadi menangkap gelagat aneh dari kedua teman masa kecilnya itu.

Kelima gadis di samping Rosé langsung memutar bola matanya kesal melihat Jungkook dan Mingyu yang mendekat.

“Jaga jarak 5 meter!” pinta Soobin saat Jungkook dan Mingyu ingin lebih mendekat ke arah Rosé.

“Allahu, Soobin. Ngga perlu segitunya.” Rosé terkekeh saat Soobin berdiri di depannya. Rosé bangkit dari tempat duduknya dan menyuruh Soobin untuk agak menyingkir.

Jungkook dan Mingyu menggaruk tengkuknya canggung. “Set dah, gini aja tingkah kalian ketemu sahabat yang udah lama ga ketemu?” celetuk Rosé yang membuat mereka tersentak.

“Gua.” Jungkook menghela nafasnya, “Maafin gua, Ce. Gua belum sempet minta maaf saat itu,” ucapnya tulus.

“Gua juga. Sorry seharusnya gua sama yang lain ngga nglakuin itu saat SMA. Maafin kam--”

“Yaelah gue kecewa tau. Padahal gue kira kalian mau ngucapin habede ke gue tapi malah ck. Ngarep banget keknya gue,” potong Rosé pura pura kecewa.

Mingyu dan Jungkook seketika gelagapan mendengar ucapan Rosé. “Ha-habede, Ce,” ucap mereka bersamaan yang membuat Rosé tergelak.

Rosé menepuk pundak mereka pelan, “Ga usah peduliin masa lalu. Kan ada tuh lagu masa lalu biarlah masa lalu jangan kau ungkit jangan ingatkan aku nah tuh jangan diungkit lagi ya. Yang penting itu masa sekarang”

“Oce huweee.” Refleks, mereka memeluk tubuh ramping Rosé bersamaan. Mata para bodyguard beserta Soobin sudah mau keluar karena terlalu melotot. Masalahnya, ntar mereka yang bakal disembelih sama tuan bos yang terhormat Alvero Jeno Prayudha. Mereka kan masih pengen hidup.

Rosé mengangkat telapak tangannya ke arah Soobin dan para bodyguard. Lalu ia ikut memeluk balik kedua teman masa kecilnya itu.

“Ehem! Lama juga ya pelukannya, sampe 3 menit 23 detik lagi.” Rosé tersentak begitupun yang lainnya. Soobin dan para bodyguard sudah ketar ketir mendengar sebuah suara yang sudah tak asing di telinga mereka itu.

“24, 25, 26, 27 . . . mau lepas sendiri ato gua yang lepasin paksa?”

Mingyu dan Jungkook dengan segera melepas pelukan mereka. Karena penasaran, mereka berbalik dan menemukan seseorang laki laki menenteng jasnya dan menatap mereka datar.

“Jen-”

“Pulang sekarang atau nanti dulu?” tanya Jeno menatap Rosé lembut.

“Bentar lagi gapapa kan? Aku belum nyapa temen temen yang lain.” Jeno mengangguk, “Gua temenin,” ucapnya singkat.

Baru saja Jeno menyelesaikan kalimatnya, suara derap kaki terdengar di belakangnya.

“Ro-rosé”

Sorry, Ce. Gua udah kasih tau yang lain kalo lo disini,” ucap Jungkook.

“Santai aja kali, Jung. Kek sama siapa ae. Malahan gue berterima kasih banget sama lo,” tukas Rosé. Rosé melangkahkan kakinya maju mendekati teman teman SMA nya dulu.

“Hai, Gimana kabar kalian? Oh? Bam, selamat ye istri lo abis lahiran. Ntar gue kirim deh hadiahnya,” ucap Rosé saat melihat Bambam.

“Deka, kapan nih lo nglamar Yuju? Masa kalah sama Felix sih”

“Yugyeom juga, kapan resmiin Miyeon? Jangan digantungin mulu anak orang”

“June hei. Cie selamat ye yang abis naik pangkat HAHA”

“Jae, huwaa. Mana undangan pernikahan lo sama Jiho? Masa gue ga dikasih sih”

“Minghao, moga cepet ketemu jodoh ya HAHA”

“Win--” Rosé yang mau mendekat dan memeluk Winwin sontak berhenti saat Jeno memegang kerah belakangnya bagai kucing. “Inget yang dikatain Haechan? 4 aja jangan lebih, sa.yang,” ucap Jeno penuh penekanan.

Rosé mengerucutkan bibirnya, “Iyaaaaa, Tuan Direktur.”

“Heh!”

Rosé tergelak sebelum matanya bertatapan dengan mata Mina dan Eunwoo.

“Hai,” sapa Rosé sembari tersenyum lembut.

“Ka-kakak. Maaf,” isak Mina.

“Gue juga minta maaf karena udah kasar sama lo dulu”

“Bukan itu, maaf- tolong maafin Mama sama aku hiks hiks”

Jeno melepaskan pegangannya agar Rosé memeluk Mina saat gadis itu menatap Jeno. Rosé segera berjalan ke arah Mina dan memeluk gadis yang berstatus adik kembarnya itu.

“Santai. Gue udah maafin dia kok. Ntah kalau Bang Chanyeol haha. Oh iya, Min. Bang Chanyeol udah punya anak loh, dua. Mau kesana bareng ngga?”

Mina menatap Rosé dengan mata yang masih berembun. “Datang gih ke Melbourne. Pintu rumah kami selalu terbuka untuk lo. Papa juga, dia kangen sama lo. Nanti kalo gue balik, kita balik bareng bareng ya? Mau ngga? Mimi”

Mina memeluk Rosé erat. Air matanya tak bisa dihentikan. “I-iya, Kak Oce hiks hiks”

“Eunwoo, kapan lo lamar adek gue nih? Jangan buat adek gue jadi perawan tua ye! Mau gue santet lo ha?!”

Eunwoo diam. Matanya masih menatap Rosé dengan tatapan yang tak bisa diartikan.

Pandangan Rosé menggelap saat tangan Jeno menutupi matanya. “Gua tau calon bini gua cakep, tapi ga usah liat liat kek gitu. Mau masuk neraka jalur pancung lo ha?!” sarkas Jeno.

“Heh! Tunggu, gue nyela dikit. Apa maksudnya calon bini? Jawab ga?!”











-To Be Continue-


________________________

________________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


“24, 25, 26, 27 . . . mau lepas sendiri ato gua yang lepasin?”

[✓] Secret AdmirerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang