020

668 151 21
                                    

“Nona, anda mau saya buatkan kopi atau teh hangat?”

Wanita bersurai silver itu mengangguk, “Boleh, kalau ngga merepotkan kamu”

“Ah Nona Direktur, kek sama siapa ae. Itukan sudah tugas saya”

Wanita bersurai silver alias Rosé itu tergelak, agaknya kefrustasiannya sedikit hilang melihat sekretarisnya yang lucu itu.

“Bibi”

Rosé menoleh dan mendapati dua kecil tengah berjalan ke arahnya.

“Loh? Kalian sama siapa? Kok cuma berdua?”

“Sama Mbak kok Rosé”

Rosé menoleh dan mendapati seorang wanita cantik tersenyum ke arahnya. “Mbak Irene sendirian kesini? Bang Chanyeol kemana?”

“Abangmu itu lagi rapat di perusahaan sebelah”

Rosé manggut-manggut mendengar penjelasan kakak iparnya itu. Rosé menatap anak anak yang tengah bermain di depannya itu.

Tak terasa waktu berlalu begitu cepat. Padahal Rosé merasa baru kemarin melihat keponakannya itu menangis untuk pertama kalinya. Tapi sekarang sudah memakai seragam dengan tas selempang dan topi kuning.

7 tahun berlalu begitu saja, Rosé masih tetap setia menanti janji janji yang diberikan oleh secret admirer nya.

Kepalanya menoleh ke dentingan suara kotak musik di sebelahnya. Oh, itu hadiah ulang tahun Rosé 3 tahun lalu dari secret admirer nya. Lalu bola kaca yang di dalamnya ada salju dan seorang patung gadis itu. Itu hadiah dua tahun lalu. Lalu yang lainnya juga.

Rosé jadi menantikan barang apa yang akan diberikan secret admirer nya besok, karena besok adalah hari ulang tahunnya.

“Rosé”

Rosé tersadar dari lamunannya saat suara Irene menyapa indera pendengarannya, “Kenapa, Mbak?”

“Gimana hubungan kamu sama Taehyung?”

“Ya ngga gimana gimana, Mbak. Kek biasanya”

“Terus sama Hanbin?”

“Sama aja. Kita cuma temen, Mbak”

“Kamu yakin gada perasaan sama salah satu pria yang ngejar ngejar kamu?”

Rosé terdiam. Menjadi CEO dari perusahaan cabang ayahnya di usia yang masih terbilang muda, yaitu di usia 22 tahun, membuat reputasi Rosé meledak begitu saja. Apalagi ditambah kecantikan dan kesuksesannya menjadikan Rosé semakin melejit di kalangan masyarakat atas maupun bawah.

Tak hanya menarik perhatian para masyarakat, para pengusaha atau bahkan anak konglomerat tak henti hentinya mengejar seorang Roséanne. Bahkan reputasi seorang Roséanne tak kalah dengan reputasi boygroup yang baru debut kala itu.

Tapi di antara semua laki laki yang mendekatinya, tak pernah sekalipun Rosé menaruh perasaan lebih kepada mereka semua. Rosé tau kalau tak semua laki laki itu sama, tapi masalahnya Rosé sudah menambatkan hatinya ke orang lain

Rosé menggelengkan kepalanya, “Nothing, Mbak”

“Kamu masih nunggu mereka?”

Rosé mengangguk, “Tentu saja. Sampai kapanpun bakal aku tunggu mereka”

Irene manggut-manggut, ia mengerti dengan perasaan adik iparnya itu.

BRAK

Rosé yang mau menyeruput kopinya langsung tersentak saat Chanyeol mendobrak pintunya dari luar.

“Bang, A--”

“Nyalain tv cepat! Liat berita!”

“Kenapa sih, Bang?”

“Ah kelamaan.” Chanyeol langsung menyambar remote yang ada di meja kerja Rosé dan menyalakan televisi.

“Berita sore ini, pesawat dengan nomer penerbangan A011 mengalami kecelakaan. Pesawat yang ditumpangi oleh lebih dari dua ratus orang itu terjatuh di Norries Head. Masih belum  dapat dipastikan alasan pesawat itu terjatuh. Para tim SAR dan para polisi masih berusaha mencari korban jiwa yang berjatuhan disana”

“Apa sih, Bang. Gue kira apa. Betewe kasian juga ya. Apa gue perlu ngerahin tim buat bantu nyari?”

“Lo memang harus kerahin semua yang lo bisa, Dek.” Chanyeol dengan penuh kepanikan mengguncangkan pundak Rosé.

“Lo kenapa sih, Bang”

“Pesawat itu”

“Iya?”

“Pesawat itu yang ditumpangi orang orang yang lo tunggu selama ini”

PRANG













Wednesday, 16 June 2021

[✓] Secret AdmirerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang