Nyaris seminggu tdk up😥 huhu. Author udh mulai sibuk, maaf yaa.
***Setelah mendapatkan telpon dari rumah sakit Anjani bergegas menuju ruang tempat Clara dirawat. Dan setibanya air mata wanita itu mengalir deras mendapati putrinya terbaring lemas di ranjang putih dengan perban melilit kepala dan impus yang melekat di punggung tangan.
"Clara..." Anjani melirih, di balik jendela kaca ia menatap putrinya yang ditangani oleh dokter, dapat ia lihat Clara mengalami cukup banyak luka di bagian tangan serta kaki.
Bian yang sedari tadi mengekor akhirnya mendekat lalu berdiri di samping wanita itu. Ia hanya terdiam menatap ke dalam ruangan. Entah kenapa rasa kasihan, gelisah, dan sedih juga pria itu rasakan sekarang.
Bian mencoba menyentuh pundak Anjani, "An--"
"Ini bukan waktu yang tepat untuk membuat masalah sama saya pak." Wanita berderai air mata itu justru menolak berbicara dengannya, bahkan menuduhnya akan membuat masalah. Tapi Bian cukup mengerti perasaan sedih wanita itu saat ini oleh karenanya Bian mengangguk tanpa ingin berdebat sedikitpun.
Anjani mengusap air matanya, berkata tanpa menatap Bian, "Sebaiknya bapak menjauh sebentar. Saya hanya ingin fokus dengan Clara. Anakku sedang membutuhkan saya pak. Saya mohon."
Sepertinya Anjani benar-benar tertekan atas peristiwa ini, maka Bian mengangguk sekali lagi sebelum akhirnya meninggalkan wanita itu sendiri. Ia mencoba duduk di kursi tunggu yang jaraknya lumayan jauh dari Anjani.
Ia pun kesal, hasratnya ingin sekali memberi pelajaran pada orang yang menabrak Clara.
"Suster," Dan Bian mencoba menguak informasi dari seorang suster yang lewat membawa nampan berisi suntikan.
"Ada yang bisa saya bantu pak?"
Bian berdiri, "Pasien anak kecil atas nama Clara, suster tau kenapa dia bisa kecelakaan?"
"Dari kesaksian warga ada mobil yang sengaja menabraknya pak."
"Sengaja?!" Mata Bian membulat.
"Iya. Tapi saya juga tidak tau kebenarannya bagaimana. Yang jelas pemilik mobil langsung lewat dan menjalankan mobilnya setelah menabrak Clara yang saat itu menyebrang."
"Apa?! Kenapa menyebrang? Bukannya Clara seharusnya di dalam kelas?" Nada suara Bian meninggi sebab ia sangat penasaran.
Suster itu lantas menggeleng cepat, ia nyaris terlonjak karena nada suara Bian yang terkesan memaksa, "Maaf saya tidak tau pak. Saya permisi dulu untuk menjalankan tugas saya."
"Tapi--" Belum Bian selesai bicara suster itu teburu-buru melanjutkan langkahnya menuju ruang rawat Clara. "Suster!"
"Arghh." Bian mengacak rambutnya.
"Kayaknya gue harus cari tau sendiri siapa pelakunya."
***
Tiba di kawasan sekolah Clara, Bian mencari tau informasi dari salah satu warga yang menyaksikan kejadian saat itu. Salah satunya adalah satpam sekolah bernama pak Doni. Beliau menceritakan kronologi bagaimana kecelakaan bisa terjadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Janda Lumpuh Milik CEO
Romance[21+] Anjani Zelena hanyalah seorang wanita biasa, bahkan boleh dikata kurang sempurna. Karena kecelakaan tragis dua tahun lalu yang bukan hanya merenggut nyawa sang suami,tapi juga fungsi salah satu kakinya. Bersama sang malaikat kecilnya-Clara, An...