Jangan lupa tinggalin jejak ya guyss, vote dan komen🤗
Jam sudah menunjukkan pukul 8 malam ketika Anjani selesai mencuci piring. Wanita itu mengeluari dapur lalu menghampiri putrinya yang terlelap di ranjang dengan punggung tangan masih melekat impus. Tampaknya Clara begitu nyaman dalam tidurnya sampai Anjani tak sekali pun mendengar anak itu melenguh atau terjaga. Namun Anjani yakin, Clara pasti masih merasa sakit disekujur tubuhnya.
Menarik selimut hingga sebatas dada anaknya itu, Anjani mengecup kening Clara seperti kebiasan setelah Clara tertidur.
"Good Night my princess," ucapnya. Lalu pandangan Anjani beralih pada Bian yang berbaring di sofa bed. Pria itu juga tertidur menyamping sembari memeluk tubuhnya sendiri.
Wajah Bian pun tampak kelelahan dengan rambut yang berantakan, bahkan pria itu memakai pakaian yang sama sejak pagi tadi. Yaitu, sweater rajut hitam milik Aldevaro. Anjani memang meminjamakannya sebab kalian ingat sendiri kan? Kalau kemarin Bian nyaris tenggelam di kolam renangnya.
Menggelengkan kepala sembari menggerakkan tongkat menuju pria itu, Anjani melakukan hal sama yaitu menyelimuti Bian.
Herannya kenapa Bian memilih tidur di sofa bed, padahal ada satu lagi kasur king size kosong di samping ranjang Clara.
"Pak bangun... ayo pindah ke kasur." Anjani mengguncang pelan lengan Bian, alhasil Bian terjaga. Dengan mata sayup-sayup terbuka ia menatap Anjani.
"Enghhh nggak usah, kamu saja yang tidur di situ."
Anjani mengerjap bingung, "Emhh bapak nggak papa semalam di sofa, sempit lo pak nanti bahu bapak sakit."
"Iya nggak papa, cepat kamu tidur sana. Jangan menganggu saya." Bian menarik selimut putihnya sebatas leher. Bahkan pria itu tak peduli sejak kapan selimut itu menutupi tubuhnya.
Tetap berdiri dengan wajah bengong membuat Bian menatap Anjani kemudian berdecak.
"Cepat Anjani..."
"Eh iya-iya. Selamat malam ya pak."
Tersadar dari lamunan Anjani berjalan menuju ranjang, mau tak mau mendaratkan pantat lalu menyandarkan tongkat di samping nakas, sempat melirik Bian prihatin, selanjutnya dia berbaring telentang menatap langit kamar.
"Kenapa masih melek?"
Anjani menghela napas melirik Bian sekilas, "Iya saya mau tidur kok." Barulah menutup kedua matanya lalu mencoba tidur.
Bian tersenyum kecil menatap tingkah wanita itu.
***
"Waduhh, ini kamar inap apa rumah Bu? Buset dah besar benerr," ucap Bi Ratih memandang kagum sekeliling kamar inap. Maklum, wanita itu baru pertama kali datang kemari.
Anjani yang duduk di bibir ranjang Clara mengulum senyum, "Tetap kamar inap Bi. Tapi namanya kamar VVIP."
"Apa tadi bu? Tipisipi?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Janda Lumpuh Milik CEO
Romance[21+] Anjani Zelena hanyalah seorang wanita biasa, bahkan boleh dikata kurang sempurna. Karena kecelakaan tragis dua tahun lalu yang bukan hanya merenggut nyawa sang suami,tapi juga fungsi salah satu kakinya. Bersama sang malaikat kecilnya-Clara, An...