15> Kiss

4.7K 138 1
                                    

Holaaa I'm back. Jangan lupa vote dan komen ogheyy😉. Judul partnya bikin penasaran nggak? Hahaha😂

"Enak," ujar Bian usai menghabiskan semangkuk sup-nya, kemudian menatap Anjani yang sedari tadi duduk di kursi sampingnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Enak," ujar Bian usai menghabiskan semangkuk sup-nya, kemudian menatap Anjani yang sedari tadi duduk di kursi sampingnya.

"Saya mau tambah lagi boleh?"

"Boleh kok pak. Saya membuat supnya cukup banyak." Anjani pun mengisi kembali mangkok tersebut dan memberikannya pada Bian.

"Ini." Langsung diterima oleh pria itu dengan tatapan nafsu. Anjani menggeleng pelan seraya menggerakan tongkat menuju kulkas.

"Masih panas pak dinginkan dulu ya," sarannya yang dihiraukan oleh Bian. Pria itu justru acuh langsung menyeruput kuah supnya.

Uhk.

Alhasil Bian tersedak akibat kepanasan. Tenggorokannya seolah tercekik.

"A-ni Uhk berikan air..."

"Ya ampun pak makanya pelan-pelan makannya." Anjani kaget, cepat-cepat dia mengambil sebotol air dingin dari kulkas, berusaha bergerak cepat memberikannya pada Bian.

"Kan saya bilang supnya juga masih panas."

Bergegas Bian merampas botol itu dari tangan Anjani. Menenggaknya hingga tersisa setengah nampak sekali dari jakunnya yang naik turun, sedangkan Anjani berinisiatif mengusap belakang pria itu. Dia tak habis kenapa pria seperfectionist Bian begitu kalap saat bertemu makanan.

"Bawel kamu," ledeknya ketika selesai minum. Bian mengusap sisa air di sudut bibirnya sembari membuang napas lega melalui mulut, bahkan jasnya yang hitam itu basah kena tumpahan air.

"Loh pak ngapain?" Anehnya bukan melanjutkan makan pria itu malah bersandar dipundaknya.

"Numpang bersandar sebentar, kuah supnya masuk ke hidung saya, kamu tidak liat saya sedang terengah? Panas. "

"Enghh iya bapak bandel sih dikasih tau," sebal Anjani.

Bian menggidikan bahu, dia memejamkan mata sambil sesekali mengintip memandang wajah Anjani dari samping. "Cantik."

"Bapak bilang apa barusan?" Samar-samar Anjani mendengar tapi tidak jelas.

Bian tergelak, "Enghh Tidak ada!"

"Pak jangan tidur ya."

"Iya. Enghh berikan aku air lagi. Rasanya napasku semakin sesak dan hidungku sakit," pinta Bian, mukanya melas.

"Serius pak? Gimana kalau kita ke dokter ya? Saya takut bapak kenapa-kenapa." Anjani memberikan air sekaligus membantu pria itu minum.

"Saya tidak apa-apa. Tapi lebih baik saya menginap di sini saja boleh?"

"Engh..."

"Seluruh badanku terasa lemas dan sulit digerakkan. Ini pasti akan berbahaya untuku menyetir."

Janda Lumpuh Milik CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang