18> Melawan Ketakutan

2.2K 116 0
                                    

Vote dan komen oghey😉

Malam ini, entah sampai kapan hujan akan mengguyur kota

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Malam ini, entah sampai kapan hujan akan mengguyur kota. Membuat jalanan becek dan aktivitas-aktivitas di luar sana tertahan sementara. Sama dengan tertahannya seorang pria yang sedang menyesap kopi sambil duduk menaikkan satu lutut di sofa ruang keluarga.

Bian meniup-niup sembari sesekali menyesap secangkir kopi di tangannya. Tubuhnya berbalut selimut abu tebal berbahan wol, sedangkan matanya fokus menonton drama action dari TV layar lebar yang menyala di depannya.

Ya sebenarnya Bian sadar tingkahnya kelewat santai sebagai tamu. Namun ia terlanjur nyaman dengan posisi ini. Peduli setan gue sama Anjani. Haha, gumamnya.

Tapi ngomong-ngomong, dimana wanita itu? Kenapa lama tidak muncul setelah memberikan kopi?

Ah, Bian jadi merasa kurang asik kalau harus sendirian di ruangan sebesar ini. Padahal kan niatnya bertamu tidak lain agar bisa menggoda Anjani, mencuri perhatian wanita itu sebagai usaha pertamanya memenangkan tantangan mereka.

"Dimana sih dia?"

"Pak." Mendadak dari belakang wanita itu muncul.

"Darimana saja kamu?"

Dengan cardigan biru dan rok coklat semata kaki. Anjani bergerak mendekat, "Saya habis mendongengkan Clara. Dia nggak mau tidur sebelum di dongengkan sama saya. Hehe."

"Hmm."

Sekarang wanita itu mendaratkan pantat di sampingnya setelah kemudian menaruh tongkat di sandaran sofa. "Bapak tidak pulang?"

"Hujannya masih lebat."

"Padahal bapak pakai mobil, nggak akan kebasahan juga."

Bian mendengus pelan menatap Anjani, dia terus mencari alasan. "Ya kamu tahulah jalanan pasti licin saat hujan begini. Kamu mau saya kecelakaan?"

"Duh amit-amit pak. Saya nggak pernah berpikiran begitu." Anjani menggeleng pelan.

"Makanya biarin saya numpang di rumahmu dulu. Apalagi cuacanya dingin sekali. Bisa-bisa saya mati kedinginan," tutur Bian kembali memfokuskan pandangannya ke TV.

Anjani akhirnya menghela pasrah, kini terserahlah saja pria itu akan berapa lama ada di rumahnya. Anjani bosan mengusirnya secara halus.

"Saya ke dapur dulu ambil kue," ujar Anjani meraih tongkat dan tanpa menunggu jawaban Bian dia berjalan ke dapur lalu datang lagi membawa setoples kue puff pastry. Instingnya menebak Bian pasti merasa hampa tanpa mengemil apa-apa.

Dan benar saja, belum sempat Anjani menaruh toples itu ke meja Bian lebih dulu merebut, lalu memakan isinya.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Janda Lumpuh Milik CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang