7> Misi Pertama

3.1K 158 1
                                    

Jangan lupa tinggalin jejak ya guyss, vote dan komen🤗

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa tinggalin jejak ya guyss, vote dan komen🤗

Masih berkelut dengan berita tentang Anjani dan Bian yang menggemparkan media masa. Bahkan pagi sekali Sani rela datang ke apartemen Bian demi membahas hal itu. Sani kepalang penasaran, maka daripada pusing membuat asumsi sendiri Sani memilih menemui Bian secara langsung. Ya walaupun nanti di kantor mereka pasti bertemu.

Sebenarnya juga Sani ingin bertanya mengenai pesta pertunangan Bian bersama Laura yang gagal sebelumnya. Namun Sani kira hal itu tidak terlalu penting, jadi dia memutuskan bertanya kronologi pemberitaan tentang bosnya itu dan Anjani saja.

Terlebih ini menarik. Jarang-jarang Sani mendapati wajah Bian muncul di televisi sebagai pelaku tabrak lari.

"Anjani Zelena. Usia 26 Tahun. Dia memiliki seorang putri bernama Clara." Sani membaca berita di website itu, lalu tertawa pelan sembari melirik Bian yang sedang memasang dasi menghadap cermin. "Cantik dong walau udah janda."

Ia mulai mencari informasi mengenai Anjani. Lebih tepatnya Sani mengagumi keberanian wanita itu ketika menampar Bian di depan umum. Sungguh, Sani baru pertama kali menemukan wanita seberani dia.

"Oh waw. Ternyata dia istri Aldevaro Bramantha, bro," lanjutnya terkejut. "Yang dulu pernah menolak kerja sama dengan perusahaan lo."

Bian menghela napas pelan lalu mengangguk. Mengingat kejadian itu membuatnya jengkel. Bian berdehem singkat. "Enggak usah dibahas."

"Enggak bisa ini mah. Dia terlalu menarik buat gue."

Bian menggidikan bahu. Tangannya terangkat mengambil jas hitam dari dalam lemari. "Lo nggak ada kerjaan, mending siapin semua berkas gue di atas meja."

"Keenakan di elo. Kita masih di apartemen. Nanti aja pas udah nyampe kantor lo boleh bebas nyuruh-nyuruh gue," tolak Sani. Dia memang biasa berbicara menggunakan sapaan 'lo-gue' pada Bian, tapi hanya di luar jam kantor saja. Sisanya mereka kembali bersikap profesional ketika berada di lingkup pekerjaan.

"Sialan!"

Sani tertawa lagi namun kali lebih kencang. Ia terus menggulir layar gawainya. Mencari lebih detail profil mengenai Anjani. Entah kenapa Sani tertarik mengetahui tentang wanita itu.

Sampai jarinya berhenti menggulir, fokus matanya tertuju pada seorang gadis kecil nan imut. Wajahnya manis dan tidak bosan dipandang. Sejenak Sani membandingkan rupa Anjani dan Clara.

"Kayaknya Anjani nikah muda deh. Umur segini anaknya udah lima tahun," kata Sani terheran setelah dua menit terdiam, kemudian menatap Bian. "Masih tua lo setahun, Yan. Hahaha," ledeknya.

Bian hanya menggidikan bahu. Sumpah, moodnya pagi ini semakin menurun sebab Sani terus mengagumi Anjani di depan dirinya. Sambil memilah berkas di atas meja kerja lalu memasukkannya ke map Bian mendengus.

"Tapi kenapa kakinya bisa lumpuh?" tanya Sani.

"Kecelakaan," jawab Bian malas.

"Sayang banget padahal cantik. Kalau nggak lumpuh dari lama gue gebet."

Janda Lumpuh Milik CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang