Laura memicingkan mata ke mobil yang ditunjuk Hani, pria itu mengatakan kebenaran, setelah Laura melihat plat nomor mobilnya ternyata persis seperti punya Bian. Bahkan bukan persis lagi, itu mobil nyata adalah milik Bian.
"Sialan! Lo bener Han, itu mobil My Prince gue kenapa bisa disitu sih?! Ngapain Bian di rumah Anjani?" gumam Laura kesal. Ia menggebrak setir dengan kuat menyalurkan amarahnya.Ketika amarah majikannya mode on begini, biasanya Hani lebih berhati-hati, "Eike juga nggak tau nyonya, baru nyadar."
"Apa jangan-jangan..." Hani menggantung ucapannya membuat Laura memicing kesal pada pria itu.
"Apa?! Lo mau ngomong apa?!"
"Eh enggak-enggak," elak Hani.
"Pantesan dari kemarin Bian nggak keliatan! Gue bakal kasih pelajaran itu si wanita lumpuh. Beraninya dia ngurung My Prince gue di gubuk ini." Laura sudah akan membuka pintu mobil tetapi Hani menahan pergelangannya.
"Stop nyonya, don't now, kita jangan gegabah, biarin mereka pergi baru deh kita samperin Bian."
"Maksud lo?" Laura mengernyit tak mengerti.
"Duh nyonya begini," Hani berdehem singkat sebelum memulai penjelasan, "Honey liat dari tampangnya Anjani itu wanita baik-baik, jadi kalau kita bikin keributan di rumah mereka pasti tetangganya bakalan nyerang kita. Kita cari aman aja nyonya, setelah mereka pergi, kita culik Bian. Gimana?"
Laura tampak menimbang-nimbang sebelum kemudian menganggukan kepala, "Lumayan ide lo."
"Honey gitu lohh." Hani bersedekap bangga.
Bertepatan seorang pria paruhbaya membuka kedua sisi pagar untuk memudahkan mobil majikannya mengeluari pekarangan rumah. Pria tua itu adalah pak Romi.
Laura lantas memerintah supirnya, "Mereka otw keluar, cepet mundurin mobilnya pak!"
Beberapa menit setelah mobil Laura mundur lebih jauh dari sisi pagar, mobil Anjani mengeluari pekarangan rumah tersebut. Tampak dari belakang Laura mendapati tangan mungil melambai melalui kaca mobil. Hah! Itu pasti tangan milik Clara—bocah menyebalkan yang menarik dressnya kemarin.
"Kayaknya nggak ada Bian deh di sana nyonya," ucap Hani.
"Pasti disembunyikan sama mereka. Ish."
Usai mobil Anjani sudah pergi dan menghilang di belokan. Laura kembali memerintahkan supirnya memajukan mobil mereka hingga ia bisa mengintip pekarangan rumah Anjani. Hanya tampak satu wanita tua sedang menyapu di sana.
"Cuma ada mbok-mbok, apa perlu eike turun buat nanya lagi nyonya?" tanya Hani.
"Nggak perlu, sekarang gue yang bakal ketemu Bian secara langsung." Laura lantas mengeluari mobil dan mendekati pagar. Membuat Bi Ratih yang sedang menyapu itu menegapkan punggung, mendekat menatap Laura heran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Janda Lumpuh Milik CEO
Romance[21+] Anjani Zelena hanyalah seorang wanita biasa, bahkan boleh dikata kurang sempurna. Karena kecelakaan tragis dua tahun lalu yang bukan hanya merenggut nyawa sang suami,tapi juga fungsi salah satu kakinya. Bersama sang malaikat kecilnya-Clara, An...