14> Musuh

2.5K 135 1
                                    

Jangan lupa tinggalin jejak ya guyss, vote dan komen🤗

"Maaf pala lo meledak! Untung hape mahal gue nggak pecah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Maaf pala lo meledak! Untung hape mahal gue nggak pecah. Jual rumah aja lo nggak akan sanggup ganti hape gue!" omel Laura memandang Anjani sengit. Dia menelisik penampilan wanita itu dari atas sampai ke bawah. Sadar Anjani memakai tongkat ia langsung menarik satu sudut bibirnya.

"Oh ya ya ya. Lo ternyata pincang? Pantesan jalan aja nyusahin orang," maki wanita itu penuh kesombongan.

Anjani merapatkan bibir, dia tak mau membalas ucapan Laura. Toh, dia telah terbiasa mendengar kalimat tersebut dari mulut orang-orang. Anjani sudah kebal dengan semua hinaan serta perlakuan Seenaknya dari mereka.

Lain bagi Clara yang menggertakan rahang, kekesalannya bertambah kepada wanita sombong itu.

"Bunda nggak pincang tau! Cuma satu kakinya aja yang nggak bisa gerak," ucap Clara. Laura mengernyit dan mengangkat telunjuk di depan wajah gadis itu.

"Heh bocah ingusan diem lo!"

"Jangan menunjuk putri saya mbak." Anjani kesal melihat putrinya ikut dihina. Ia menurunkan telunjuk Laura dari depan wajah Clara. Jika tadi rautnya menunjukan rasa bersalah tapi kali ini ekspresi Anjani benar-benar marah.

"Apa lo?" tantang Laura melotot.

"Anjani?" Seseorang dari belakang memanggil namanya. Anjani menoleh dan berbalik sedangkan Laura melipat tangan di bawah dada.

Anjani menyipit, "Iya. Tapi bapaknya siapa ya? Saya belum kenal."

Pria berkemeja abu itu terkekeh pelan, "Gue Sani. Temennya Bian," jawab Sani, menatap Anjani dan Laura bergantian. "Lo berdua kelihatannya ribut. Kenapa dah?"

"Barusan hape mahal gue jatuh gara-gara ini si pincang!" seloroh Laura.

"Bunda nggak pincang tau!" tandas Clara dengan mata menyala. Dia menarik keras ujung gaun Laura hingga wanita itu nyaris oleng.

"Bocah! Jangan sentuh gue dengan tangan kotor lo itu," cacinya setelah menepis kasar tangan Clara. Gadis itu memberenggut kesal. Dia sedikit kesakitan karena tepisan Laura tapi Clara menutupinya dengan amarah.

"Clara ..." Anjani menarik anak itu menjauhi Laura.

"Lau lo baperan banget sih sama anak-anak!" ujar Sani terbawa emosi. Dasar Laura. Bahkan setelah dipermalukan oleh Bian wanita itu belum juga jera rupanya.

"Bukan masalah ini bocah Sani, tapi hape gue," tangkasnya menunjukan gawai di genggaman. "Kalau sampai hape ini rusak gue nggak punya lagi nomer Bian. Lo tau kan dapetin nomor my prince gue itu su... sah, pake banget!"

"Lebay lo," cetus Sani tak habis pikir.

Clara menakutkan alis menatap Laura, "Bian? Maksudnya Om Bian?"

Laura terperangah, "Lo kenal my Prince gue?"

"Om mphh—" Anjani bergegas membekap mulut Clara. Takutnya anak ini semakin menambah masalah.

Janda Lumpuh Milik CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang