01 - Pertemuan Pertama

229 71 96
                                    

[Nama tokoh dan kejadian di cerita ini hanyalah fiksi. Jika ada kesamaan nama tokoh itu adalah unsur ketidaksengajaan]

~Happy Reading~

Keira berjalan sendirian malam ini, jalanan terlihat sangat sepi hanya beberapa kendaraan yang melewatinya. Keira kembali merasakan hal yang sama. Ia merasa ada yang mengikuti lagi di belakangnya, ia mencoba untuk tetap santai. Keira mempercepat langkahnya, namun orang itu seperti tahu, orang itu juga kembali mengikuti Keira. Keira mulai gelisah.

Keira akhirnya berlari, ia menengok ke belakang, Keira melihat seseorang dengan hoodie hitam yang selalu dipakainya. Orang itu juga memakai masker, sehingga Keira tidak bisa melihat wajah siapa orang itu. Kenapa sih orang itu selalu ngikutin aku? Apa salahku?

Keira memutuskan untuk berbelok masuk ke minimarket. Keira menengok ke belakang, ia sekarang bisa bernapas lega orang itu sudah tidak lagi mengikutinya. Namun ketika ia menghadap ke depan ia menabrak seseorang. Barang-barang yang sedang dibawa orang itu jatuh ke lantai.

"Ah maaf." Keira mengambil barang-barang itu kemudian menyerahkannya kepada seseorang yang kini berada di depannya. Begitu terpesonanya ketika Keira melihat wajahnya. Dia tampan sekali. Keira malah bengong di tempatnya, ia tidak berkedip sama sekali.

Orang itu lalu pergi begitu saja tanpa mengatakan sepatah kata pun. Keira melihat ada sesuatu yang terjatuh di lantai, ada sebuah foto seorang gadis yang sedang menghadap ke belakang. Keira kemudian keluar minimarket mengejar orang itu, namun ia tidak menemukan siapapun di sana.

"Yaah kemana dia? Cepat banget perginya." Keira kembali memandangi foto yang ada digenggamannya, kemudian ia memasukkan foto itu ke dalam sakunya. Akhirnya Keira memutuskan untuk pulang ke rumah.

📕📗📘

Keira menggeliat, jam sudah menunjukkan pukul setengah enam pagi. Keira bergegas menuju kamar mandi dan mengganti baju tidurnya dengan seragam sekolah. Ia lalu turun ke bawah untuk sarapan.

"Pagi, Ma," sapa Keira yang kini sudah berpenampilan rapi.

"Keira ayo sarapan dulu." Keira duduk kemudian ia melahap makanannya sampai habis.

"Ma, aku berangkat dulu ya." Keira menyalami mamanya, kemudian ia menyambar tas dan kunci mobilnya.

"Hati-hati ya sayang, jangan ngebut di jalan!"

"Iya, Ma." Keira lalu menyalakan mesin mobilnya. Tak berapa lama mobilnya sudah menghilang dari pandangan.

Sesampainya di sekolah, Keira memakirkan mobilnya di tempat parkiran sekolah. Keira lalu masuk ke kelasnya.

KRINGGG...
Bel masuk berbunyi, Bu Nita guru sejarah mereka datang dengan penampilan seperti biasanya.

"Mari kita mulai pembelajarannya. Silahkan kumpulkan buku PR yang kemarin ibu tugaskan!"

Para siswa mulai mengumpulkan buku PR mereka. Keira merogoh tasnya, wajahnya tiba-tiba menjadi pucat.
Della yang duduk di sebelahnya menyadari perubahan ekspresi Keira menjadi heran. "Kenapa Keira? Kamu tidak mengerjakan PR?"

"Aku udah mengerjakannya, tapi kenapa bukunya tidak ada? Perasaan aku udah membawanya." Keira mulai panik.

Bu Nita yang melihat Keira tidak segera mengumpulkan bertanya. "Keira mana buku PR-mu?" Keira langsung menoleh ke arah Bu Nita.

"M-maaf bu, sepertinya saya salah membawa buku bu, saya malah membawa buku matematika. Tapi saya sudah mengerjakan kok. Saya kumpulkan besok bisa tidak bu?" Keira memohon dengan wajah yang memelas.

"Tidak, sekarang kamu ke perpustakaan. Kerjakan ulang tiga kali," tegas Bu Nita.

"Tapi bu..."

"Tidak ada tapi-tapian kerjakan sekarang, atau nanti ibu tambah lima kali lipat."

"Baik bu." Keira lalu beranjak berdiri dengan bersungut-sungut lalu langsung pergi ke perpustakaan.

"Menyebalkan sekali, bisa-bisanya aku salah membawa buku." Keira merutuki dirinya sendiri.

Ketika Keira mau mengambil salah satu buku di rak perpustakaan, buku itu cukup tinggi untuk digapai olehnya. Namun ada seseorang mengambil buku itu. Orang itu tepat di belakang Keira. Keira membalikkan badannya ia bisa melihat bahwa orang itu yang ditemuinya di minimarket.

"Kamu...." Jarak mereka terpaut sangat dekat. Keira harus mendongak untuk bisa melihat wajahnya. Lagi-lagi Keira terpana dengan ketampanannya.

Orang itu lalu menyerahkan buku yang diambilnya kepada Keira, ia hendak pergi kemudian Keira menahannya. "Tunggu...Siapa namamu?"

Orang itu berbalik. "Daffin. Namaku Daffin." Daffin tersenyum singkat, ia kemudian berlalu pergi. Keira masih berdiam di tempatnya. Ya ampun dia tampan sekali.

📕📗📘

Setelah selesai menjalani hukuman, Keira kembali masuk ke kelas. Ia duduk di samping Della.
"Keira bisa-bisanya kamu salah membawa buku. Bukannya kamu anak rajin yang selalu mengerjakan PR dan tidak pernah kena hukuman." Della yang di sebelahnya langsung mencerocos begitu Keira sampai di kelasnya.

"Aah gatau lah, mungkin kebetulan aku sedang lupa." Kemudian Keira menghadap Della. "Eh Della, kau tahu Daffin?" tanyanya dengan serius.

"Tahu sih dia anak kelas sebelah."

"Bagaimana bisa aku tidak mengenalnya?"

"Kau itu di kelas melulu sih jadi gak tahu apa-apa. Kamu itu gak usah rajin-rajin deh, sekali kali keluar kelas kek. Tapi sih aku jarang melihatnya, dia anak yang menutup diri." Della menjelaskannya dengan panjang lebar. Keira hanya membalasnya dengan mulut berbentuk huruf O. "Kenapa? Kamu naksir ya." Della menggoda Keira dengan mencolek-colek lengan Keira.

"Tidak lah, aku bertemu dengannya beberapa saat lalu." Keira mengalihkan pandangannya dari Della.

"Aku akui sih dia memang tampan dan pintar. Tapi dia itu dingin dan jutek, banyak juga sih yang naksir sama dia."

Keira kembali mengingat kejadian tadi. Ia teringat saat terakhir kali Daffin tersenyum ke arahnya. Ia tidak berpikir Daffin itu jutek. Aah aku benar-benar terpesona dengan Daffin. Keira senyum-senyum sendiri ia tidak menyadari dengan ekspresi Della yang sedang keheranan dengan tingkah Keira.

Setelah jam istirahat berbunyi, Keira langsung bangkit berdiri dan berlari keluar kelas.

"Keira, nanti antar aku ke toilet ya," ucap Della yang masih tidak menyadari keberadaan Keira. Saat menoleh ke samping kanannya Della tidak melihat sosok Keira disana. "Dimana dia? Padahal dia tidak pernah keluar kelas. Akhir-akhir ini dia aneh sekali, pasti ada niat terselubung." Akhirnya Della pergi ke toilet sendirian.

Keira berlari ke sana kemari mencari keberadaan seseorang. Tetapi ia tidak menemukan Daffin di mana pun, di kelasnya tidak ada, di kantin pun ia tidak menemukannya. Akhirnya Keira memutuskan untuk pergi ke perpustakaan, barangkali orang yang dicarinya ada di sana.

Dan benar saja, saat tiba di perpustakaan ia melihat sosok Daffin sedang duduk bersandar. Dia sedang sangat fokus membaca buku. Keira mengambil asal buku kemudian duduk di hadapan Daffin. Keira menutup seluruh wajahnya dengan buku yang diambilnya tadi. Keira sesekali melirik Daffin, masih dengan buku yang menutupi setengah wajahnya. Daffin masih saja fokus dengan buku yang dibacanya sehingga ia tidak menyadari keberadaan Keira. Keira kembali menutup wajahnya dengan buku. Saat hendak melirik Daffin kembali, tiba-tiba saja muka Daffin sudah berada sangat dekat dengannya. Keira terkejut, bahkan debaran jantungnya sudah berdegup dua kali lipat.

"Sedang apa kau?"

"Emm sedang membaca buku," jawab Keira masih tidak bisa menghindari kegugupannya.

"Bukumu kebalik tuh." Daffin masih belum menjauhkan mukanya dari Keira.

"Eh?" Keira baru menyadari bukunya terbalik, ia sudah tertangkap basah memandangi Daffin. Daffin kemudian kembali duduk di kursinya, ia melirik Keira kemudian ia tersenyum seperti yang waktu itu.

Haii!! Akhirnya novel kedua Stella Luna telah hadir. Jangan lupa untuk vote dan comment ceritanya ya...

See you~

Started in the Library [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang