72 - I Love U [END]

41 6 19
                                    

"Daffin aku capek. Ini di mana lagi? Langit sudah gelap." Daffin sekarang merasa bersalah karena berpura-pura kakinya terkilir. Ia malah jadi menyusahkan Keira.

"Kalau begitu kita istirahat dulu." Mereka berdua menghentikan langkahnya dan segera duduk. Daffin menatap Keira, ia sepertinya kelelahan. Keira meluruskan kedua kakinya dan duduk bersandar di bawah pohon.

"Lihat sepertinya ada sesuatu di sana." Keira menunjuk ke arah depan. Daffin menoleh ke arah pandang Keira. "Wow ternyata kunang-kunang." Keira menatap takjub kunang-kunang itu. "Wah ini indah sekali."

"Benar." Daffin ikut tersenyum melihat Keira bahagia. Tanpa ia sadari wajahnya sudah mendekat ke arah Keira.

Keira menangkap kunang-kunang itu, ia membuka telapak tangannya. Kunang-kunang itu terbang di sekitarnya. Daffin akhirnya kembali tersadar. Apa yang baru saja aku pikirkan?

"Tempat ini bagus juga kalau dilihat-lihat. Dan kunang-kunang ini cantik sekali." Keira tersenyum yang membuat Daffin tidak bisa berhenti menatapnya.

"Kau lebih cantik dari kunang-kunang." Keira langsung menoleh ke arah Daffin.

"Hahaha, kau bisa aja." Keira tertawa pelan sambil tersipu malu.

📕📗📘

Della menatap Riko dengan kesal. "Riko kau harus bertanggung jawab. Sekarang kita tersesat di mana nih. Kau lari segala."

"Bukankah kau tadi juga takut?" tanya Riko yang membuat Della menjadi terdiam. "Akkh." Sesuatu terjatuh tepat dia atas kepala Riko. Riko langsung membatu. "A-apa itu tadi? Apa yang mengenai kepalaku?" Riko sudah bergidik ngeri, ia menoleh ke belakang dengan ragu-ragu. Ia menutup matanya. Saat membuka matanya ia melihat sebuah bendera yang terjatuh tadi.

"Hei itu benderanya!" seru Della ketika menemukan benderanya, Della langsung memungut itu dan memasukkannya ke dalam tas. Riko akhirnya bisa bernapas lega karena bukan hantu yang melakukan itu. Namun ia masih merasakan hawa yang menyeramkan di sana. Riko langsung menggenggam tangan Della. Della terkejut lalu menghentikan langkahnya.

"Kenapa kau menggandeng tanganku?"

"Tidak apa-apa. Aku hanya tidak ingin kau tersesat dan tertinggal di belakang." Della menatap Riko dengan bingung, Riko menggenggam tangannya dengan sangat erat dan juga tangannya menjadi sangat dingin. "Pokoknya jangan lepaskan tanganku oke?" Riko terus saja menatap ke depan. Della kemudian tertawa pelan.

"Oke."

Mereka terus berjalan hingga mereka menemukan bendera itu di atas pohon.
"Hei Riko, lihat itu benderanya di atas pohon." Riko mendonggakkan kepalanya.

"Hah, bisa-bisanya menaruhnya di tempat setinggi itu." Riko lalu menoleh ke arah Della. "Kau bisa memanjat?"

"Hah? Mana mungkin lah." Della terkejut mendengar Riko bertanya ia bisa memanjat.

"Kalau begitu aku mau naik pohon itu." Riko mulai memanjat pohon itu. Namun ia masih belum bisa meraih bendera itu. Riko berteriak pada Della yanga ada di bawahnya. "Apa ada kayu di situ? Aku nggak bisa menggapainya."

"Sebentar." Della memberikan kayu itu pada Riko. Riko dengan susah payah mengambil bendera itu.

"Della itu tangkap benderanya." Della langsung menangkap bendera itu namun ekspresi Della langsung berubah datar. Riko turun dari pohon dan mendekati Della.

"Hah, ini bukan benderanya." Senyum Della langsung menghilang.

"Aah aku sudah susah payah mengambilnya." Riko terlihat kecewa, ternyata yang menyangkut di pohon tadi hanya sebuah kain kecil yang warnanya hampir mirip dengan warna benderanya. "Mana mungkin kalau mereka menempatkannya di tempat setinggi itu."

Started in the Library [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang