62 - Orang Dibalik Topeng

30 4 20
                                    

"Orang itu adalah Della." Keira tersentak mendengar perkataan Fyra yang menurutnya sangat tidak mungkin. Keira langsung terdiam.

"Apakah aku bisa mempercayaimu?" tanya Keira kembali memastikan apa yang baru saja didengarnya.

"Itu terserah padamu." Setelah itu Fyra meninggalkan Keira begitu saja yang masih tidak beranjak dari tempatnya.

Keira tidak bisa mempercayai apa yang dikatakan Fyra, bisa saja ia mengarang cerita. Namun melihat Della yang sepertinya banyak mengetahui tentangnya membuatnya sedikit ragu dengan kebenarannya. Ia juga pernah melihat sobekan kertas yang sepertinya ditulis oleh Della. Keira bahkan tidak memberitahu Della tentang hari kepindahannya dua tahun lalu. Tapi bagaimana dia bisa tahu. Sedangkan Keira tidak pernah memberitahunya.

Keira memegang kepalanya dengan kedua tangannya. "Ini tidak mungkin. Arrgh, kenapa bisa seperti ini?"

Keira kembali ke kelasnya dengan lesu, ia melirik Della dengan sedikit kecewa. Della tersenyum ke arah Keira.

"Keira, tadi apa yang kau bicarakan dengan Fyra?" Keira masih terdiam dengan menatap Della datar. Keira masih tidak dapat mempercayainya, Della tidak mungkin mengkhianatinya. Keira teringat senyuman Della yang tulus dan juga perkataan Della yang membuatnya sangat mempercayainya. "Keira." Della membuyarkan lamunan Keira.

"Oh tadi hanya membahas soal pelajaran saja," jawab Keira mengarang alasan masih tidak mengalihkan pandangannya dari Della. Della hanya mengangguk-anggukan kepalanya.

Sepanjang jam pelajaran dan juga saat jam istirahat Keira hanya terdiam. Ia tidak mengobrol dengan Della. Bahkan ia hanya membalas perkataan Della dengan menggangukan kepalanya dan gumaman saja. Della merasakan ada hal yang aneh dengan Keira.

Sepulang sekolah Keira sudah bergegas keluar dari kelas. Della menyusul Keira dan kembali menggaet tangan Keira.

"Keira nanti pergi jalan-jalan yuk." Namun dengan cepat Keira melepaskan tangan Della yang memegang lengannya.

"Tidak bisa aku sedang ada urusan." Della sedikit tersentak dengan sikap Keira yang menjadi dingin. Keira seperti berubah dengan Keira yang ia kenal.

"Keira kenapa kau menjadi sedikit aneh? Apakah kau ada masalah?" Keira menatap Della dengan tatapan tajam.

"Sebenarnya apa tujuanmu melakukan ini?" Della terdiam tidak mengerti dengan arah pembicaraan Keira. Setelah itu Keira langsung pergi meninggalkan Della. Mata Della langsung berkaca-kaca, ia sangat ingin menangis menyadari Keira yang sudah tidak ingin berteman dengannya. Keira, sebenarnya ada apa denganmu? Perlahan air mata mulai menetes dari sudut matanya.

Keira menghentikan langkahnya ketika menyadari ada sebuah pesan yang masuk dari ponselnya.

Nomor tidak dikenal :
Kau akan kehilanganku hari ini. Nikmati saja masa hidupmu yang kesepian tanpa seorang teman disisimu.

Keira terdiam membaca pesan itu. Apakah ini dari Della? Jadi yang menguntitku waktu itu juga Della? Keira tidak bisa berkata apa-apa, perasaannya saat ini sangat campur aduk.

"Keira!" teriak Daffin berkali-kali. Daffin menepuk pundak Keira membuatnya tersadar dari lamunannya. Keira buru-buru menyembunyikan ponselnya di belakangnya. Daffin mengerutkan keningnya, Keira menyembunyikan sesuatu darinya. Dengan cepat Daffin merebut ponsel itu dari genggaman Keira.

"Kembalikan!" Namun Keira tidak dapat meraih ponsel itu dari Daffin yang lebih tinggi darinya.

"Kita sudah sepakat untuk tidak saling merahasiakan apa pun lagi." Daffin segera membaca sesuatu yang di dalam ponsel itu. "Apaan ini? Siapa yang mengirimu pesan seperti ini?" Daffin terkejut melihat pesan yang terlihat seperti teror.

Started in the Library [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang