Part 9

16.7K 1.4K 15
                                        

"Oh iya mau kuberitahu sebuah rahasia hm?"tanya Leta kepada mereka dan tidak ada yang menjawab mereka masih diam mencerna semua yang baru terjadi sedangkan Max terdiam dengan pandangan kosong dan air mata mengalir

Eta hanya menyeringai dan berucap,
"Bahwa,salah satu sanak keluarga kalian yang kalian buang itu masih hidup dan akan membalaskan dendamnya uh"

"Sebenarnya aku tak peduli tapi kalian tau karena anak kalian yang entah terlalu baik ck sampai menyuruhku melindungi keluarga sampah menjijikkan seperti kalian"lanjut Eta

Sedangkan mereka berusaha mencerna kembali ucapan Eta, lain hal dengan Varo yang pada dasarnya sudah tersulut emosi karena keluarganya dikatai sampah ,

"JAGA UCAPAN LO"bentak Varo

"Unch aku takut ihh serem"ucap Eta dengan muka sok ketakutannya

Melihat respon Eta membuat Varo menggeram,

"Hei anak sampah ka-"

belum selesai ucapan Varo sudah dipotong duluan oleh ucapan Eta

"Hei beban keluarga kau berani mengataiku sampah heh padahal kau tak tau aku adalah sebuah berlian dari dikeluarga Dirgantara!"sinis Eta menatap Varo tajam

"CIH MIMPI SAJA KAU MANA MAU KELUARGA DIRGANTARA MENJADIKANMU BERLIAN!"kini Kean menyahut dengan senyum mengejek

Hal itu membuat Eta emosi

"Akan kubuktikan semuanya"cetus Eta

"Dan sekarang keluargamu keluar lah dari kamarku ini"usir Eta dengan ketus

Mereka yang tadi masih terdiam kini mulai menatap Eta ada yang menatap tajam dan ada yang menatap ibah dan sakit tetapi yah namanya Eta tak punya rasa simpati kepada iblis seperti mereka bahkan ketika mereka sudah berubah sekalipun Eta tetap akan membenci.

Cih , kalau bukan karena suruhan pemilik tubuh yang berhasil membuat Eta ibah , Eta tak sudi membantu keluarga ini untuk keluar dari jurang kehancuran mereka.

Keluarga Bagaskara sudah keluar dari kamar Eta dan tersisa Max yang masih terdiam dengan pandangan kosong.

Eta yang melihatnya hanya mendengus ,'Cih lebay sekali' itu lah pikiran Eta sekarang saat melihat Max yang terdiam.

"Kau mau ku usir langsung atau ku tendang ehh"sentak Eta menatap Max dingin

Max pun tersadar dan segera keluar karena tak mau membuat adiknya tambah membencinya

Pikiran Max berkecamuk berusaha mencerna kejadian tadi dan perkataan Eta baginya ada yang tidak beres.

"Kenapa dia seolah menyebut dirinya bukan Leta"

"Apakah benar dia membenciku"

"Apakah aku Abang yang begitu buruk"

Sekiranya itulah isi pikiran Max,

Sedangkan si peran utama kita Eta kini terduduk dikasurnya dengan menghela nafas berat sambil memijit kepalanya yang terasa berdenyut nyeri.

"Huh aku harus cepat menyelesaikan misi sialan ini karena bisa-bisa aku menjadi cepat tua disini karena terus marah-marah dan marah tiada hari apa tanpa emosi gak malam, siang ,pagi, senja mendung, hujan, gerimis, kerjaannya gitu terus yang suka julid tuh iblis memang sedangkan aku mau dibikin cepat tua kali yah sama mereka semua, ini namanya uji emosi sialan banget"cerocos Eta panjang lebar dengan amarah yang menggebu-gebu

Setelah lelah mengomel tak jelas akhirnya Eta tertidur juga karena kelelahan lelah batin dan fisik Ahh Eta sungguh merasa tersolimi disini.

---IENL---

i'm Eta not Leta ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang