Part 24

11.1K 1K 176
                                    

Seorang gadis sedari tadi terduduk disebuah kursi taman,dia terus menatap layar ponsel miliknya berharap ada pesan masuk dari kekasihnya,

"Erlang belum ada kabar sama sekali"ucapnya tertunduk lesuh menatap layar handphone.

Yaps gadis tersebut adalah Firda.

"Aku telpon aja kali yah"ucapnya ragu

Akhirnya Firda memilih menghubungi Erlang,

Panggilan pertama tak dijawab,
Panggilan kedua juga sama,
Sampai panggilan ketigapun Erlang tak kunjung menjawab telpon dari Firda.

"Erlang,Ldr berat banget buat aku tetapi aku gak mau milih jadi egois.Aku mau hubungan kita terus berlanjut tanpa ada kata putus walau jarak membatasi kita"lirihnya sambil mendongakkan kepalanya menatap langit.

Firda menghela nafas, saat melihat layar ponselnya yang belum mendapat notifikasi dari Erlang berang satu pun.

"Sehari aja lo udah kangen banget sama dia,apa lagi nanti bertahun-tahun,pasti lebay banget ah pusing banget"gerutu Firda

Firda berdiri hendak beranjak pergi dari situ,
namun terhenti saat melihat punggung tegap seseorang yang membelakanginya terasa begitu familiar dimatanya,

"Ah itu bukannya itu Pandi yah"gumam Firda sambil memicingkan matanya menatap punggung tegap seorang pemuda yang kelihatan sedang merangkul seorang wanita yang mengenakan hijab.

"T-tapi kok sama cewe"lirih Firda sambil menggelengkan kepalanya menghindari fikiran negatif yang ada dibenaknya

"Gak mungkin itu Pandi lah,Pandi kan cinta mati banget sama-

"WHAT!"jerit Firda histeris dengan mata yang membola sempurna saat sedikit melihat wajah pemuda itu yang tak lain adalah Pandi.

Firda melangkah lebar mendekati kearah Pandi dengan mulut yang berkomat-kamit menyumpah serapahi Pandi.

"Bener-bener bangsad tu orang omongannya aja cinta pake banget sama Eta tapi ujung-ujungnya baru sehari ditinggalin aja udah ada gandengan yang baru"cerocosnya

"Lo!!"

Untuk sekian kalinya Firda kembali menjerit saat sudah sampai didepan Pandi dan seorang wanita yang bersamanya tak lain adalah Ana.

Kedua sejoli itu sendiri terkejut saat melihat Firda berada didepannya tetapi tak urung kembali menormalkan ekspresinya.

"Ehh Firda kenapa?"tanya Ana dengan nada lembut dan itu membuat Firda menatap sinis

"Kegatalan"hardik Firda

"Apa-apaan sih lo Fir"ucap Pandi dengan nada tak suka tetapi wajahnya masih datar

"Cih,lo yang apa-apaan"sinis Firda

"Kamu yang kenapa,kok datang-datang marah sih aku kan gak ngerti Firda"ucap Ana dengan tersenyum kecil

"Pandi lo deket sama ni jalang ha!"sentak Firda menatap kearah Pandi

"Jaga ucapan lo!"sentak Pandi berdiri menatap Firda dengan tajam,

Ana sontak ikut berdiri juga dan mengelus lengan kekar Pandi dengan lembut bermaksud untuk menyuruh pemuda itu untuk meredahkan amarahnya

"Jangan marah"cicit Ana dan itu membuat Pandi segera meredahkan amarahnya

"Maaf"ucapnya datar dan ditanggapi Ana dengan senyum kecil.

Firda yang menyaksikannya bergedik jijik,

"Oh sekarang lo pacaran sama ini cewe murahan,jangan bilang lo ketipu juga lagi dengan wajah tampang polosnya ini"ucap Firda dengan melipat tangannya depan dada dan menatap Pandi dengan pandangan mengejek

i'm Eta not Leta ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang