Part 19

13.4K 1.3K 86
                                    

Viona,ibu dari empat anak itu.
Benar-benar terpukul akan bahwa kabar jiwa putri sulungnya yang berada diBandung tengah sekarat sama seperti tubuhnya yang disini.

"Kenapa harus Eta"lirih Viona menangis disela pelukan Ian

"Harus kuat yah,ini ujian agar membantu Eta menjadi lebih dewasa"nasehat Ian kepada istrinya walau sebenarnya dia juga berusaha menahan tangis nya.

Ayah mana sih yang tidak sakit melihat anaknya terbaring lemah tak berdaya?.

"Hikss,,,ini semua karena ulah anak haram itu, Ana dia yang berusaha membunuh putri kecilku,,hikss"tangis Viona makin menjadi-jadi,
Ian hanya mampu mengigit bibirnya berusaha menahan tangis dan juga amarah yang bersamaan.

Ana,wanita itu benar-benar menguras kesabaran keluarga Dirgantara.

Ian bersumpah akan benar-benar menghancurkan hidup anak haram itu--Ana.
Berani sekali hama kecil,yang tak punya apapun itu berani menyakiti istri dan juga putrinya.

"Anabel,i kill you!"batin Ian menggeram marah

"Sayang mending kita lihat kondisi Eta yang di Bandung yah"lirih Ian menumpukan dagunya dipundak istrinya itu

"Tetapi bagaimana dengan tubuh Eta disini juga memburuk mas"lirih Viona

"Dady yang akan mengurus keberangkatan Eta di Perancis sayang dan dia juga yang akan menemani Eta disana"ucap Ian dengan lembut

"Iya kita berangkat sekarang"ucap Viona lalu melepaskan pelukan sang suami dan terburu-buru bersiap untuk pergi ke Bandung.

Damian memejamkan mata sejenak,

"Damian Bagaskara,si tua bangka yang selalu iri dengki itu penyebab cucunya meninggal dan bahkan anakku harus terseret kedalam masalah keluarganya itu"ucap Ian dengan pandangan yang menajam dan mengepalkan tangannya hingga buku jarinya memutih.



Sedangkan diBandung, kondisi Eta tak ada perubahan sama sekali, gadis itu benar-benar koma dalam jangka waktu yang panjang.

Dan menyisahkan penyesalan dan rasa sakit mendalam pada diri Pandi.

Lebay? terserah kalian mau menyebutkannya apa,tetapi pada nyatanya cinta Pandi memang sedalam itu untuk Eta.

Tetapi sayang seribu sayang sikap mereka tak memungkinkan takdir mereka untuk bersama.
Karena mereka yang sama-sama keras seperti batu dan sama-sama memiliki ego yang tinggi jadi kemungkinan jika mereka bersama akan sama-sama hancur.

Maka dari itu Eta lebih memilih meninggalkan dari pada tetap, tetapi saling menyakiti.

"Maafin aku yang egois"lirih Pandi memejamkan matanya menahan sakit di dadanya saat mengingat momen dirinya dan Eta yang kebanyakan saling egois sehingga tanpa sadar mereka malah saling menyakiti,

"Tetapi biar kan kali ini aku egois, buat minta kesempatan lagi sama kamu biar kita bisa bersama selamanya"lanjutnya dengan air mata yang sudah mengalir deras

"I love you Vii nya Eder"lirih Pandi diakhir kalimatnya sebelum benar-benar kesadarannya menghilang.

Ini lah yang orang luar tak tau,bahwa leader dari Angkasa sangat lemah kalau sudah menyangkut tentang Eta.

Pandi tak bisa hidup tanpa Eta disisinya,karena Pandi sudah terbiasa akan hadirnya Eta,entah apa jadinya jika Eta pergi meninggalkannya, tetapi Pandi tak akan membiarkannya.

Berbeda dengan Varo dan Erlangga yang selalu setia menjaga sang adik secara bergantian.
Terkadang juga para sahabatnya datang menjenguk dan juga Alea dkk beserta Rafael.

i'm Eta not Leta ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang