🌤️26

3.4K 455 221
                                    

pendek sih ini.

----------




beberapa tahun kemudian.

jake mengulas senyum lebarnya sewaktu ngeliat jay berjalan ngehampiri dia.

"aman, bro?" canda jake.

jay mendengus lalu tertawa sembari memeluk jake. "apa gak kangen lu sama gue?"

jake ngebalas pelukan itu, "males banget gue kangen sama mantan napi gini"

"memang bangsat lu, jake!" umpat jay.

kemudian pelukan itu terlepas.

"gimana kabar lu?" tanya jay.

"harusnya lu yang dikasi pertanyaan kayak gitu" ledek jay. "seneng gak setelah 4 tahun lebih dikurung sekarang udah bebas?"

"pake nanya, ya pasti senenglah anjir" jawab jay, ngebuat keduanya kembali tertawa.

"ngomong-ngomong, mama lu... gimana?" pertanyaan dari jake itu ngebuat jay terdiam.

jake jadi gak enak hati karna udah nanyain pertanyaan sensitif kayak gitu.

"sorry, gue gak maksud buat--"

"gue juga gak tau sebenernya kabar mama gimana," jay menghela nafas pelan. "disatu sisi gue masih marah sama dia, tapi disisi lain dia mama kandung gue sendiri, jake"

puk

jake menepuk bahu jay, mencoba menyemangati sahabatnya itu. "lu udah ngelakuin hal yang bener kok, karna mama lu salah"

"mungkin..."






ayah park sedang memeluk bingkai foto milik sunghoon dan bunda dara dengan erat. saat ini ia berada di rumah, di ruang tamu hanya sendirian.

selama hampir 4 tahun lebih ia masih gak nyangka sama kejahatan yang dilakuin angel sama jay ke sunghoon. penyesalan selalu datang menghantui dirinya.

mungkin ini karma karna dia udah bersikap acuh dan kasar pada sunghoon, anak kandungnya sendiri. malah lebih memilih percaya pada dua orang asing yang baru saja masuk ke kehidupan mereka, angel dan jay.

ayah park bener-bener menyesal.

kalo aja waktu bisa diputar kembali, dia pengen minta maaf sama dara dan sunghoon.

dia pengen keluarga mereka utuh seperti dulu lagi.

'bisakah?'





jay memasuki apartemen mewah milik jake itu dengan penuh rasa kagum.

"anjir gue gak percaya lu cuma jadi karyawan biasa" kata jay saat melihat banyaknya barang-barang mewah berada disana.

jake berdecak, "beneran, gue cuma karyawan biasa"

"halah!"

jake ketawa, lalu setelah keduanya melepas sepatu mereka pun berjalan ke arah ruang tamu. kemudian duduk di sofa empuk tersebut.

jay sedikit menyayangkan dirinya yang gak bisa nuntasin pendidikannya seperti jake. juga ketika sahabatnya itu melangsungkan wisuda, jay gak bisa datang karna masih dalam masa hukuman.

jake yang menyadari raut sedih dari jay langsung menepuk bahu cowo itu. "lu pasti bisa mulai semuanya dari awal, gue yakin"

"mana ada yang mau nerima mantan napi kayak gue ini, jake"

"ada sih, asal lu berusaha aja. gak semua mantan napi itu dipandang jelek kan?"

jay mengusap wajahnya, kemudian menyenderkan punggungnya. "gue bener-bener mau berubah buat perbaiki kesalahan masa lalu gue dulu"

"lu udah nebus semuanya kan itu 4 tahunan"

kepala jay noleh lalu menatap jake dengan sendu. "belum, itu gak seberapa buat nebus kesalahan gue sama dia, jake. hati gue masih belum kerasa ringan karna masih ngerasa bersalah"

"udahlah jay, lagian dia juga udah bahagia kok disana. yang terpenting lu sekarang fokus sama kehidupan lu selanjutnya. dan ya itu bener kata lu, fokus buat perbaiki hidup untuk nebus kesalahan masa lalu"

jay mengangguk, "dimanapun keberadaan dia sekarang, gue harap dia selalu bahagia dan gak ngerasa sakit lagi"

"aamiin, semoga aja" ucap jake diselingi senyuman kecil.

lalu setelah beberapa saat terdiam, jake pun berdiri "oke buat sekarang lu tinggal disini aja dulu"

"bener gapapa nih?"

"ya gapapa lah, emang lu mau tinggal dimana lagi?" tanya jake.

jay bungkam. dia sendiri gak tau harus kemana, soalnya gak mungkin juga dia pulang ke rumah papa dedi kan? emangnya dia masih diterima?

yang ada pasti dia diusir.

inget banget waktu papa dedi tau kalo jay ikut dalam kejadian itu. papa dedi langsung mengamuk dan memukul jay dengan penuh amarah. yang dipukul cuma bisa diam nerima semuanya dengan ikhlas.

mungkin itu pantas buat dia, ya kan?

"oh ya jake..."

jake yang hendak ngelangkah ke kamarnya itupun seketika berhenti, lalu menatap jay. "apaan?"

"ntar sore gue pinjem motor lu ya"

"pake aja, emang mau kemana?" tanya jake.

".....sunghoon"

seketika jake langsung paham dan menganggukkan kepala. "oke bebas sih, kalo mau pake ya pake aja"

"thanks, gue berutang banyak sama lu"

"selow"






sorenya,

jay memarkirkan motor di tempat parkir yang sudah disediakan itu. kemudian turun dari motor, dan setelah mengunci stang motor iapun melangkah memasuki area pemakaman yang terlihat sepi itu.

sampailah jay di pemakaman paling ujung, lalu berjongkok untuk mendekatkan dirinya pada nisan yang ada disana.

"hai bunda..." sapa jay.

"maaf aku baru bisa kesini sekarang" sudut bibir jay sedikit ketarik. "bunda sehat, kan?"

"aku kesini sekalian mau nanya keadaan sunghoon"

"......dia juga baik-baik aja kan, bun?"

"aku pengen ketemu sebenernya sama dia. pengen ngobrol banyak, tapi kayaknya sunghoon masih gak mau ketemu aku ya, bun?"

jay menggigit bibirnya yang bergetar. "boleh kasi petunjuk aku buat bisa ketemu sunghoon gak, bun?"

"gak enak rasanya karna aku belum sempat ngutarain semuanya ke dia"

"aku mohon sama bunda, tolong pertemukan aku sama sunghoon"

"please......"










mungkin 2/3 chap lagi ya ini bakalan end.
rencananya gak bakal lebih dari 30 sih.
btw, gue juga kurang tau berapa lama masa kurungan buat kejahatan sejenis jay itu. tapi karna ini cuma cerita jadi anggap aja segitu wkwk.

terakhir, ada yang bingung sama chap ini?
silahkan tanyakan langsung✌🏻
nanti bakal aku jelasin di next chapter.

love to hate me. [jayhoon//enhypen] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang