Double update 🥰
***
Ada dua hal yang tidak boleh dipercaya di dunia ini. Pertama, ucapan dari seorang teman yang mengatakan sedang di jalan. Kedua, ucapan adikmu yang berengsek dan banyak tingkah. Aluna melongo menatap kawanan anak muda di dalam rumah yang kekurangan cahaya sedang sibuk mencari kepuasan dunia. Mereka asyik melenggak-lenggokkan tubuhnya dan tertawa dengan riang. Bahkan Aluna bisa menangkap beberapa pasangan bercumbu dan mabuk-mabukkan di sana. Aluna melotot ke arah Allen yang sibuk memalingkan wajahnya.
"Kau menipuku berengsek?!" sentak Aluna garang.
"Temanku mengadakan pesta dan diharuskan membawa pasangan. Aku tidak sudi mengajak para gadis sialan itu, jadi aku lebih baik membawamu saja."
"HEI BERENGSEK! AKU AKAN MEMBUNUHMU!" maki Aluna sambil memukuli Allen dengan ganas. Allen mengaduh dan berusaha menghindar namun karena terlalu banyak orang dia tidak bisa mengelak dengan benar. "Kau akan mati hari ini, sial. Kau mengacaukan malamku yang menyenangkan hanya untuk ini? Astaga, kau ini memang adik berengsek!" umpat Aluna brutal.
Orang-orang yang sempat melihatnya, menatapnya dengan kasihan. Pemuda tampan sedang disiksa. Maggie yang melihat Aluna dari kejauhan berlari mendekat. Dia menahan tubuh Aluna. "Hei-hei, jangan bertengkar. Bicarakan dengan baik. Kau bisa membunuhnya!"
Aluna berhenti memukuli Allen dan menatap Maggie. "Kenapa kau di sini?" tanya gadis itu dengan curiga.
Maggie tertawa. "Hehehe... Ini pesta temanku."
"Tunggu, apa jangan-jangan kau yang mengusulkan agar membawa pasangan?!" tudingnya geram.
"Hei, itu bukan urusanku. Aku ini juga tamu tahu, kau jangan menuduhku seperti itu. Kau menyakitiku!"
Aluna menarik napas dalam-dalam. Dia mendongak mencari keberadaan Allen dan menggertakkan giginya menahan amarah ketika tak menemukan pemuda itu di sana. Dia memanfaatkan kelengahannya untuk menyelinap pergi. "Bocah setan itu," rutuknya geram.
Allen yang melihat kakaknya dari kejauhan tersenyum sedih. "Maafkan aku, kak. Adikmu memang berengsek tapi aku juga ingin melihatmu bersenang-senang. Aku mencintaimu," bisiknya dramatis.
"Hei, apa yang kau lakukan? Cepat ke sini! Kami sudah menunggumu, sial!" teriak temannya dari dalam ruangan.
"Tidak-tidak. Maksudnya itu, aku yang ingin bersenang-senang!" serunya sambil terkekeh.
Allen melambaikan tangannya dan segera berlari ke arah sana. Bergabung bersama dengan teman-temannya yang lain.
Aluna yang masih geram, duduk di kursi dekat kolam renang yang cukup sepi dan mengepalkan tangannya. Matanya dengan awas menyorot para anak muda di dalam rumah itu. Aluna memijat pelipisnya dan menghela napas panjang. Dia ingin pulang tetapi dia tak membawa cukup uang. Terlebih lagi tempat ini jauh dari jalan utama dan itu menyusahkan.
Maggie membawa sebotol minuman dan menyerahkannya pada Aluna. "Minumlah! Wajahmu mengerikan!" celetuknya sambil menggeleng heran.
"Apa ini alkohol?" tanya Aluna dengan was-was.
"Tentu saja. Tidak ada air minum yang normal di sini!"
Aluna mendengus dan meletakkan botol itu lagi. Maggie mengernyit namun dia juga maklum. Aluna benci mabuk. Dia bisa menggila dan katanya memalukan. Padahal menurut Maggie Aluna ketika mabuk sangat jujur dan juga berbeda. Itu menyenangkan untuk dilihat.
"Apa benar-benar tidak ada minuman lain?" tanya Aluna tampak putus asa. Dia haus karena banyak berteriak tadi. Menghajar Allen itu membutuhkan tenaga lebih.
Melihat wajah melas Aluna membuat Maggie kasihan. Setidaknya dia ini masih memiliki hati nurani. Maggie menoleh ke sekelilingnya untuk menemukan di mana pemilik rumahnya dan tersenyum ketika menemukannya ada di dalam. "Ayo! Ku antar kau pada Axel! Dia temanku dan juga pemilik rumah ini. Kau bisa bertanya padanya."
Aluna yang memang sudah lemas dan kehausan menurut saja ketika Maggie menyeretnya. "Oh iya, di mana Violet?" tanya Aluna sambil menoleh ke segala arah untuk menemukan temannya yang satu itu.
"Ah dia." Maggie mendekati Aluna dan berbisik, "dia sedang sibuk bercinta. Sialan, temannya kali ini sangat tampan!"
Wajah Aluna memerah. Dia mengusap telinganya yang baru saja menerima informasi kotor dan membuat Maggie tertawa. Aluna akhirnya mengerti. Maggie itu centil dan cerewet namun ia tidak terlalu suka bermain dengan para pria. Sementara Violet, wajahnya saja yang polos tetapi sebenarnya temannya itu sangat handal dalam urusan ranjang. Punggung Aluna mendingin. Entah kenapa dia merasa akan ada sesuatu yang buruk terjadi.
"Hei, Axe! Apa kau punya air putih biasa? Dia tidak minum alkohol!" kata Maggie setelah sampai di sana.
Aluna mengawasi para pria muda itu dan tersenyum. Total ada enam orang dan masing-masing dari mereka terlihat sudah terlampau mabuk. Yang di panggil Axel, mendongak. Dia mengedipkan matanya beberapa kali dan menggeleng. "Entahlah. Jika dia menciumku dulu, mungkin aku akan memberikannya untuk dia!"
Ucapan Axel disambut tawa para teman-temannya. Maggie yang panik melihat wajah berang Aluna mencoba untuk mengendalikan suasana.
"Hei, jangan bercanda. Aku juga haus. Aku ingin air putih biasa!"
"Oh kau? Jangan jadi membosankan seperti itu Mag. Temanmu ini cantik, siapa namanya?"
"Nic, ayolah!" rengek Maggie berusaha tetap sabar.
Maggie terkesiap kaget ketika tiba-tiba dirinya didorong oleh Axel. Pemuda itu mendekati Aluna dan memegang dagunya yang tentu saja langsung di tampik oleh gadis itu. Axel mengamati Aluna. Skinny jeans berwarna hitam dan juga hoodie brown andalan Aluna. Gadis itu tidak menampilkan lekuk tubuhnya sedikit pun dan itu membuat Axel tertarik. "Hei, cantik. Kau mau bersamaku malam ini?" ajak Axel sambil menepuk dan meremas buah dada Aluna.
Maggie melotot sementara Aluna seketika langsung melayangkan tinjunya. Gadis itu dengan brutal memukuli Axel. Teman-teman Axel yang semula tertawa seketika menyingkir.
"BERENGSEK KAU! SIALAN! KAU GILA HAH? BERANINYA KAU MENYENTUHKU?! MATI KAU BERENGSEK! MATI KAU!"
Axel berusaha menghindar namun kakinya di tarik kembali dan Aluna dengan murka terus meninjunya. "SIALAN KAU! BAJINGAN SIALAN! KAU AKAN MATI HARI INI! LIHAT SAJA KAU BERENGSEK!"
Jeritan dan makian Aluna seketika membuat banyak orang tertarik. Sang DJ bahkan menghentikan musiknya dan menikmati tontonan di depan sana. Beberapa perempuan yang pernah di sakiti Axel tersenyum puas ketika melihat pemuda itu mendapatkan hukumannya.
"APA-APAAN INI?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Beware of The Villain
Teen FictionFOLLOW AKUN SAYA SEBELUM BACA ❤️ BACA AJA DULU SAMPE 10 CHAPTER! NOTE : DIALOG DAN NARASI PAKAI BAHASA BAKU. ---- Sena lebih suka bercengkerama dengan karakter fiktif penuh akan drama dalam buku novel dibandingkan bersitatap dengan manusia nyata...