JANGAN SIDERS!
BANTU VOTE, KOMENTAR, SHARE KE SOSMED KALIAN YA KAYA TIKTOK, IG, FB, DAN TWITTER BIAR MAKIN RAME GUYS 🥰
HAPPY READING! ❤️
****
"Allen, apa kau bisa menghubungi kakakmu?" Helena bertanya dengan cemas. "Ini sudah sangat larut. Kenapa dia belum juga pulang!"
Allen mengerutkan kening sembari terus menerus mencoba menelepon kakaknya. Dia bahkan nyaris membanting ponselnya karena tidak terdengar nada sambung sedikit pun. "Ibu tunggu di sini biar Allen yang cari kakak!" Allen memeluk Helena yang menangis dengan erat. "Ibu tenang saja. Kakakku bukan sembarang orang. Dia bisa menendang dan memukul dengan baik, Bu."
"Tapi, Allen. Perasaan ibu tidak nyaman. Seperti ada sesuatu yang salah."
"Aku tidak tahu bagaimana perasaan seorang ibu yang khawatir pada anaknya tapi aku tahu bagaimana perasaan seorang adik yang cemas pada kakaknya jadi, Bu. Percayalah. Aku akan menemukan kakak bagaimana pun caranya. Okay? Jadi jangan menangis. Ini membuatku sedih," bujuk Allen agar Helena berhenti menangis.
Helena mengangguk perlahan.
"Apa ayah sudah ibu hubungi?"
"Iya. Dia sedang meminta bantuan teman-temannya untuk mencari Aluna."
"Bagus." Allen mencium kening ibunya dan memeluknya. "Bi, tolong jagain ibu sebentar ya. Allen mau keluar."
"Siap, bos muda. Jangan khawatir, nyonya aman bersama saya," sahut Bibi Eli--pembantu keluarga Javas. Dia mendekati Helena dan memeganginya agar tidak tumbang.
Allen segera berlari keluar mengambil motor sport-nya yang sudah lama tak dia kendarai dan segera tancap gas menuju kediaman teman-temannya untuk meminta bantuan. Jantungnya berdegup kencang karena takut. Sejujurnya dia juga memiliki perasaan tak nyaman yang dimaksud oleh Helena. Nama Arsalan segera terlintas dibenaknya. Pemuda itu menambah kecepatannya dan menyalip kendaraan di jalanan itu dengan rahang mengeras. Jika sesuatu terjadi pada kakaknya, dia bersumpah, dia yang akan menghabisinya dengan tangannya sendiri.
Pemuda itu menatap gedung tua yang memiliki alamat yang diberikan Eric padanya. Tatapannya jatuh pada Arsalan yang sedang bersama seorang gadis yang tempo hari menyapa kakaknya.
Eros yang melihat kedatangan Allen yang langsung menuju Arsalan dan segera menahannya karena keadaan mereka sedang kacau. Dia menduga pemuda itu sedang kebingungan mencari kakaknya sekarang. Wajahnya terlihat sangat berbeda dari biasanya.
"Dimana kakakku?"
"Kau tenangkan dirimu dulu. Kami akan menjelaskannya padamu," ujarnya pelan.
Allen menarik kerah leher Eros dan mengangkatnya hingga pemuda itu pun sedikit terkejut akan tindakan Allen. "Aku tanya dimana kakakku, sialan?" semburnya dingin.
"Dia tidak ada di sini."
"KATAKAN SAJA DI MANA ALUNA, BANGSAT!" bentaknya tak sabar.
"Damon menculiknya." Kali ini Arsalan yang menyahut. Pemuda itu mendekati Allen dan menundukkan kepalanya. "Maafkan aku, ini semua karena Damon berpikir dia terlibat denganku."
"Katakan padaku di mana tempatnya?" tanya Allen sambil melepaskan cengkeramannya pada Eros.
"Aku akan membawanya kembali."

KAMU SEDANG MEMBACA
Beware of The Villain
Teen FictionFOLLOW AKUN SAYA SEBELUM BACA ❤️ BACA AJA DULU SAMPE 10 CHAPTER! NOTE : DIALOG DAN NARASI PAKAI BAHASA BAKU. ---- Sena lebih suka bercengkerama dengan karakter fiktif penuh akan drama dalam buku novel dibandingkan bersitatap dengan manusia nyata...