Ya ampun, pada ngegas dong 😭😍
150+ vote baru ku update lagi HAHAHA
😍
Selamat membaca 😋****
Aluna merasa sangat malu, namun untuk yang satu ini dia berharap bisa menghilang dari bumi sekarang juga. Mulut jahatnya membawa petaka dan membuat ia serta adiknya harus terjebak dalam kerumunan para penjahat yang siap mencincangnya kapan pun mereka mau.
Dari yang berhasil dia curi dengar, mereka adalah sebagian anggota yang disisakan untuk mengawasi rumah sakit ini karena ternyata Eros juga dirawat di sini. Arsalan memanggil mereka untuk menanyakan masalah anak-anak Wescanta yang sekarang berada di kepolisian dan dia sudah memakinya tepat di depan teman-temannya, Aluna sangat yakin pemuda itu merasa sakit hati karena itu dia tidak membiarkannya pergi.
Mata Aluna diam-diam menatap tajam ke arah Arsalan sambil mengumpatinya dalam hati ketika pemuda itu berbincang dengan temannya dan dia segera menunduk ketika Arsalan balas melihatnya. Oh, dia bisa gila.
"Aku sudah melakukan tugasku menjaganya, jadi kau harus melunasi hutangmu padaku bukan?"
Aluna mengangguk lemas. Mengiyakan dengan setengah hati karena memang itulah yang dia janjikan. Rasanya Aluna ingin kembali ke masa lalu dan memukul wajahnya sendiri karena berani-beraninya menjanjikan hal yang tidak seharusnya pada seorang raja hutan seperti Arsalan. Dia itu singa jahat yang bisa memangsanya kapan pun dia merasa lapar.
"Kenapa kalian mengangkat kedua tangan kalian dan bersimpuh di lantai seperti itu?" tanya Arsalan tak nyaman.
Allen menatap Aluna, dia hanya mengikuti kakaknya sementara Aluna meringis. "Aku melihatnya dalam drama. Ini pose yang menggemaskan karena itu aku melakukannya," sahutnya malu-malu.
"Kak? Apa kau gila?" bisik Allen tak habis pikir. Bisa-bisanya kakaknya berimajinasi disaat kritis seperti ini. Dia kira ini adalah salah satu bentuk penyesalan Aluna ternyata hanya untuk memenuhi kegilaannya. Ah, dia ingin memukulnya.
Arsalan menaikkan satu alisnya dan menutup mulutnya yang ingin sekali tertawa dengan kepalan tangannya. "Kalian mirip seperti penyembah sekte sesat."
Teman-teman Arsalan tertawa sementara Aluna dan Allen menunduk malu dan perlahan menurunkan tangan mereka.
"Kenapa kau bisa tahu jika akan ada kejadian seperti ini?" tanya Arsalan dengan serius.
Aluna menatap ke arah lain dengan tak nyaman. "Aku tak sengaja mendengarnya," sahutnya pelan.
Arsalan mendekati Aluna. Dia memegang dagu Aluna dan mengangkatnya ke atas. Mata birunya berusaha menelisik lebih jauh. Menyelam masuk lebih dalam ke bola mata cokelat Aluna yang justru membuatnya merasa aneh. Arsalan menepisnya dan menggeram pelan. "Kau menipuku?" tudingnya tajam.
"T-tidak."
Arsalan menyipit tak percaya. Jelas-jelas Aluna gemetar seperti orang bodoh. Dia sedang berbohong. Tapi kenapa? Apa yang dia sembunyikan? Dia berusaha sangat keras menutupi alasannya, bukankah itu mencurigakan? Tapi, dia butuh Aluna. Dia butuh informasi darinya.
"Baiklah. Itu urusanmu." Arsalan melepaskan dagu Aluna kemudian berdiri angkuh sambil melipat kedua tangannya di dada. "Sekarang aku ingin menagih janjimu padaku."
"Janji?" ulang Allen bingung. Dia menatap Aluna dengan tatapan tajam. "Apa yang kau janjikan padanya, bodoh?" sentaknya dingin.
Aluna diam. Tidak berani menyahut karena menurutnya Allen terlihat lebih menyeramkan dari biasanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Beware of The Villain
Teen FictionFOLLOW AKUN SAYA SEBELUM BACA ❤️ BACA AJA DULU SAMPE 10 CHAPTER! NOTE : DIALOG DAN NARASI PAKAI BAHASA BAKU. ---- Sena lebih suka bercengkerama dengan karakter fiktif penuh akan drama dalam buku novel dibandingkan bersitatap dengan manusia nyata...