21

41.5K 9K 1.3K
                                    


Bantu share ke Ig, Twitter, Facebook, dan Tiktok kalian ya, biar rame hihi

TOLONG JANGAN SIDERS DONG 🥺

Selamat membaca ❤️

***

"Ar, kita diserang!" seru Edgar memanggil Arsalan yang sedang berbaring nyaman di atas sofa. "Anak-anak banyak yang terluka. Mereka membawa senjata, sial." Edgar lantas berlari mengambil sebuah balok kayu dan keluar.

Arsalan membuka matanya. Suasana hatinya sedang buruk dan bisa-bisanya mereka menyerangnya begini. Pemuda itu merenggangkan tubuhnya dan tersenyum samar. Sudah lama sekali dia tidak bermain dengan mereka karena larangan kakeknya yang mengatakan jika Arsalan bisa saja membunuh mereka. Tetapi dia tidak peduli.

Aku menyukainya.

Arsalan mengusap telinganya ketika lagi-lagi merasa mendengar suara aneh itu. Seharian penuh dia menghindar karena merasa tidak nyaman dengan dirinya sendiri yang tidak bisa melupakan ucapan Aluna di kantin namun tetap saja suara itu sangat jelas terdengar. Ini menjengkelkan!

Aku menyukainya.

"Sialan." Arsalan bangkit dan berjalan keluar dari gedung tua yang menjadi tempat markas silastor berkumpul. Obsidian birunya menatap rendah sekumpulan pemuda dengan mengenakan topi hitam bertanda huruf FX yang dikelilingi ekor rubah melingkar, tanda khas lastfox. Mereka semua memakai senjata tajam.

Keempat temannya yang melihat Arsalan turun menghela napas lega. Mereka kira Arsalan tidak akan ikut campur karena merasa percaya akan anggotanya seperti biasa namun sepertinya kali ini dia ingin bermain. Semua teman-temannya tahu bagaimana kekuatan Arsalan. Pemuda itu diam-diam mematikan. Banyak korbannya yang kehilangan salah satu bagian tubuhnya atau nyaris merenggang nyawa karena meremehkannya.

"Pecundang." Arsalan menangkis serangan seseorang dari belakang dengan ranting kayu yang ada di bawahnya. Dia menendang orang itu dari samping kemudian memukul kepalanya dengan kayu tadi. Korbannya itu langsung tumbang. Teman-teman si korban segera mendekat dan mengelilingi Arsalan dengan tatapan dendam.

Arsalan menatap teman-temannya yang kewalahan dan mendapat banyak luka dengan geram. Bahkan Delon yang menurutnya yang terkuat dari mereka, tersayat di bagian lengan. Mereka semua bersenjata sementara silastor tidak memakai apapun. Lastfox benar-benar berniat menyakiti para anggota silastor. Pemuda itu mulai menyerang, memukul dan juga melukai siapapun yang menyudutkannya dengan menggunakan ranting kayu yang sangat rapuh itu. Tetapi selama Arsalan yang memegangnya bahkan jarum pun bisa menjadi senjata yang mematikan.

Pertarungan berlangsung dengan sengit selama hampir sepuluh menit. Lastfox mendadak terpusat pada Arsalan karena pemuda itu menyerang tanpa ampun pada mereka. Banyak anggota lastfox yang tumbang di bawah kakinya.

"Dia aneh," ujar Eros dengan napas terengah-engah.

Axylo mengangguk. "Sesuatu terjadi padanya."

Edgar merintih sembari memegangi telapak tangannya yang tersambit pisau. "Akh sial. Mereka menyebalkan!"

Eros dan Axylo segera menghampiri pemuda itu dan merobek bajunya. "Apa kau bisa menahannya?" tanyanya cemas pasalnya wajah Edgar sedikit pucat.

"Tenang saja. Ini hal yang kecil," ujarnya menenangkan. "Lebih baik kalian lihat Delon! Lukanya jauh lebih besar dariku!"

Axylo berlari ke arah Delon yang sedang terduduk sambil memegangi lengannya. Pemuda itu segera melepas pakaiannya dan melipatnya memanjang lalu membalutkannya pada lengan Delon. "Hei, lihat jariku. Ini berapa?" tanyanya sambil menggoyangkan dua jarinya di depan Delon yang kepayahan mengambil napas.

Beware of The VillainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang