13

45.2K 9.3K 483
                                    


Kok aku curiga kalean ini pake akun double ya. Kenapa cepet banget hah? Kenapa? Saya kan jadi kudu update terus nih😠
Awas ya kalo kalean jadi enek ketemu saya terus 😠
Saya ngambek ini 😠

500 vote aku baru UDPATE.

Mampus kalean bakal lama kan HAHAHA

****

Tarik napas. Buang. Tarik napas. Buang. Hal itu berlanjut terus selama beberapa kali dengan helaan napas yang terdengar keras. Aluna tertawa miris dan memaki kebodohannya sendiri karena bisa-bisanya menjanjikan tiga permintaan pada Arsalan. Memang dia jin? Dia ini kan hanya manusia biasa yang terjebak dalam dunia novel yang gila ini.

Aluna berhenti melangkah dan menatap atap gedung pencakar langit yang menjulang di kejauhan sana dengan senyum miris. "Apa aku bunuh diri saja ya?" Aluna menampar wajahnya sendiri. "Sadarlah bodoh! Kau bahkan belum bertemu pemilik tubuh ini bisa-bisanya mau mengajaknya bunuh diri. Kau mau dihantui perasaan bersalah sampai mati huh? Ah, tapi aku kan mengajaknya mati bersama jadi bukankah kami akan bertemu saat menjadi hantu? Kita mungkin bisa berteman ketimbang bertengkar bukan? Hah, dasar bodoh. Apa yang kau pikirkan itu?"

Aluna menatap kaca jendela dan memejamkan mata sebentar kemudian mendelik. Aluna lantas merapalkan mantra sambil menggerakkan tangannya di udara. "Wahai tubuh yang suci dan penuh rasa ingin tahu, katakanlah! Katakanlah kemana jiwamu itu pergi? Katakanlah! Katakanlah padaku! Katakanlah..."

Hening.

Aluna meringis malu ketika beberapa pelajar yang ditemuinya menatapnya dengan pandangan kasihan. Gadis itu segera menegakkan tubuhnya kemudian berjalan dengan percaya diri seolah tidak ada apapun yang terjadi. Saat melihat keramaian yang sudah dia tebak adalah kantin sekolah. Tubuhnya kembali melemas. Gadis itu melangkah lunglai dengan wajah yang menggambarkan seolah dirinya adalah makhluk paling menyedihkan di dunia.

Mata cokelat Aluna dengan awas menyusuri seluruh ruangan dan mendelik ketika melihat adiknya sedang tertawa bahagia bersama teman barunya dan juga ditemani oleh dua orang gadis cantik nan manis. Wajah Aluna berubah geram. Dia segera berlari ke arahnya dan tak segan-segan melayangkan tendangannya sehingga Allen tersungkur di lantai dan berteriak. "AH SIALAN! SIAPA YANG BERANI MENENDANGKU HAH?" Allen menutup mulutnya dan tersenyum ketika sang pelaku menampakkan dirinya. "Kakak, sedang apa di sini?"

Aluna ikut tersenyum. Dia jongkok dan mengusap dagu adiknya seperti yang biasa ia lakukan pada kucing-kucing di jalan. "Aku sedang menemui adik berengsek tersayangku yang sudah membuatku terjebak dalam situasi gila ini, hm."

"Ah kakak, jangan begitu. Aku kan jadi malu," sahut Allen dengan tersipu yang sontak saja membuat Aluna semakin jengkel.

Aluna memegang kedua bahu Allen dan menggoyang-goyangkannya dengan kekuatan yang tak sedikit. "Kau bajingan gila! Kau bersenang-senang setelah membuatku hampir gila? Yak! Beraninya kau seperti ini padaku? Kau adik tidak tahu diri! Tidak berguna! Tidak ada otak! Akhhhh!"

"Bukankah seharusnya kau menemuiku?"

Aluna menoleh ke belakang dengan Allen yang juga ikut mengintip. "Ah Arsa. Aku hanya mampir sebentar karena merindukan adikku." Aluna mendekatkan mulutnya ke telinga Allen. "Jika aku melihat kau menikmati hidupmu di sini, aku akan mencincangmu sampai habis."

Allen tersenyum polos menanggapi ucapan mengerikan Aluna. Gadis itu segera berdiri dari jongkoknya dan tersenyum lebar. "Apa kau membutuhkan sesuatu?" tawarnya dengan riang. Allen nyaris muntah melihat tingkah kakaknya yang menurutnya menjijikkan itu.

Beware of The VillainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang