Ayo ayo tinggalkan jejak kalian 😘
Bantu share cerita ini dong. Biar makin rame gitu hehe 😍****
Hari yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba. Festival olahraga tahunan ECHOSTAR High school yang adakan setiap bulan Oktober ini berlangsung selama dua minggu lamanya. Ada banyak pertandingan olahraga yang diadakan. Namun, tentunya yang paling dinantikan adalah pertandingan basket antara echostar dan juga wescanta. Dua sekolah yang selalu bersaing di setiap kesempatan yang ada. Sekalipun pemilik yayasan itu merupakan kakak beradik tentunya persaingan semakin sengit diadakan demi menunjukkan siapa yang paling menonjol.
Acara ini pun tak elak dijadikan banyak ajang oleh anak-anak. Ada yang mencari uang, teman, maupun kekasih. Namun karena dua penguasa sekolah ini saling bentrok, pasangan yang berhasil bersama jarang sekali yang bertahan lama. Kebanyakan dari mereka tidak bisa menjaga hubungan karena sering sekali saling membanggakan diri dan itu membuat Aluna prihatin. Aluna mengamati anak-anak itu di kursi taman sekolah sendirian. Gadis bersurai hitam panjang yang sengaja di cepol itu menggelengkan kepalanya ketika menangkap orang-orang yang beda seragam itu saling melotot. Echostar mengenakan seragam abu-abu sementara wescanta serba hitam. Keadaan ini benar-benar membuat Aluna ingin melarikan diri.
"Hei, kenapa dengan wajahmu yang bodoh itu? Apa kau ingin pup?"
Aluna melotot ketika ucapan Allen yang nyaring tertangkap oleh beberapa telinga asing yang sontak menatapnya dengan geli. Aluna menoyor kening Allen. "Kau mau mati?" desis gadis itu galak.
Allen tersenyum lebar dan menarik paksa botol minum Aluna kemudian menenggaknya hingga tandas.
"HEI!" jerit Aluna tidak terima.
"Doakan aku, Kak," sela Allen membungkam Aluna.
"Hah?"
"Kali ini aku harus menggantikan salah satu anggota sekolah yang terluka untuk bertanding basket melawan wescanta."
"APA?" Aluna memekik keras dan mengabaikan pandangan orang padanya. Allen menarik Aluna hingga duduk. "Tidak-tidak! Batalkan saja. Suruh yang lain menggantikanmu!"
"Dalam waktu satu jam? Jangan bercanda! Kak Damon sudah percaya padaku!"
"Sejak kapan kau berhubungan dengannya?" seru Aluna panik. Apa-apaan ini? Bukankah dia sudah menyelidiki jika orang-orang disekitarnya ini tidak terlibat dengan tokoh-tokoh penting itu, kenapa sekarang adiknya mendadak kenal Damon? Walaupun soal Nesta, dia masih maklum, tetapi ini Damon! Setan licik itu kenapa bisa tahu adiknya?
"Em, mungkin sekitar satu minggu yang lalu? Aku sedang bermain bersama temanku dan Kak Damon melihatku."
"Sialan. Lupakan saja! Kau harus pergi dari sana!" kukuh Aluna kemudian. Dia tidak mau adiknya terlihat dalam kekacauan itu.
"Tidak mau! Ah, yang benar saja. Aku tidak akan membiarkan kesempatan ini terlewati begitu saja. Aku pergi kak!" pamit Allen sambil berlari menjauh.
Aluna mengigit bibir bawahnya dengan cemas. Allen menjadi semakin manis padanya sejak kejadian malam itu walaupun kadang sikapnya masih saja ketus dan menyebalkan tetapi Allen tak segan lagi memanggilnya kakak. Aluna mengusap wajahnya dan berusaha mengingat-ingat kejadian dalam novel. "Mereka main tetapi wescanta bermain kasar karena Damon memanas-manasi mereka dengan membawa-bawa Eros. Ya, dia itu teman Arsalan yang sekarang berbaring di rumah sakit karena Damon. Mereka melukai beberapa pemain echostar dan yang paling parah adalah seorang pemain pengganti. Oh sialan! Firasat burukku benar-benar terjadi!" umpat Aluna dengan tubuh gemetar. Dia tidak akan membiarkan adiknya terluka!
Gadis itu segera berlari menuju ke ruang ganti yang disediakan untuk Wescanta. Dia tidak bisa membujuk adiknya ataupun Damon karena mereka sekarang pasti sudah dilapangan untuk menonton team cheerleader tetapi Arsalan belum, dia masih di ruang ganti.
"HEI! APA-APAAN KAU INI!" teriak salah satu pemain basket nomor punggung 14 karena terkejut dengan kehadiran Aluna. Ya, gadis itu menerobos masuk tanpa banyak berpikir. Dia tidak peduli apapun sebab yang ada dibenaknya adalah bagaimana cara menyelamatkan adiknya. Dia harus memohon pada Arsalan untuk tidak melukai adiknya. Allennya yang berharga.
"Ah berengsek! Kau tidak sopan!"
"Gadis di sekolah ini sangat mengerikan!"
"Wah, kami tahu kami tampan tetapi jangan begini, nona."
"Hei, bukankah itu gadis yang di video?" Edgar menyenggol lengan Arsalan yang masih memegang bajunya dan telanjang dada. "Wah, dia lebih cantik langsung ketimbang di video!"
Arsalan menoleh dan menatap Aluna yang sedang melangkah ke arah nya. Edgar menyeringai. "Dia pasti menemuiku. Apa aku terlihat tampan? Hei, jangan merebutnya! Aku akan merayunya!"
Arsalan menyikut dada Edgar hingga pemuda itu mengaduh kesakitan karena Aluna sudah berdiri di depan mereka. Gadis itu menatapnya dengan intens dan membuat Arsalan mengerutkan kening heran. Mata biru dan rambut seputih salju. Aluna tidak salah. Gadis itu menarik napas panjang sebelum akhirnya berkata, "Arsa, bisa kita bicara sebentar?"
"Kau mengenalku?" tanya Arsalan tanpa menyembunyikan raut penasarannya. Sepertinya mereka tidak pernah bertemu sebelumnya.
"Ya."
"Oke. Kau bisa tunggu aku di luar? Temanku butuh ruang untuk mengganti pakaian mereka."
Mata Aluna membulat sempurna. Dia menoleh sekelilingnya dan meringis malu. Dia baru sadar sekarang. Wajah gadis itu merah padam hingga ke leher dan juga bagian telinganya. Aluna bergegas keluar sambil menundukkan kepalanya. Aluna bersandar di pintu dan menutup wajahnya sendiri. Dia benar-benar ingin melenyapkan dirinya sekarang. Tetapi, seharusnya dia sedikit menikmati pemandangan tadi bukan?
Arsalan segera memakai bajunya dan mengemasi barangnya ke dalam tas. Dia menepuk lengan Edgar yang masih terdiam di tempat dengan wajah jengkel. "Kenapa kau lagi sih?" sentak Edgar kesal. "Dia ini gadis yang sempurna untuk menjadi kekasihku. Kenapa dia tertarik padamu?"
"Elena?"
"Apa kau sedang mengejekku?" rutuk Edgar geram karena Arsalan mengungkit tunangannya itu.
Arsalan tertawa kecil kemudian melenggang pergi menyusul Aluna yang meminta waktunya untuk berbicara. Sekarang, dia mencabut beberapa kata dari ucapannya hari itu. Ia sedikit tertarik padanya.
***
Aku nulis ngga pake outline alias semunculnya aja ideku gitu jadi kalo misalkan ada yang kurang atau aneh, boleh dikoreksi ya!
KAMU SEDANG MEMBACA
Beware of The Villain
Teen FictionFOLLOW AKUN SAYA SEBELUM BACA ❤️ BACA AJA DULU SAMPE 10 CHAPTER! NOTE : DIALOG DAN NARASI PAKAI BAHASA BAKU. ---- Sena lebih suka bercengkerama dengan karakter fiktif penuh akan drama dalam buku novel dibandingkan bersitatap dengan manusia nyata...