15. ORANG MISTERIUS

4.4K 450 137
                                    

Jangan lupa vote sebelum baca ya🌼
Ada yang nungguin COA up?
Dukung terus cerita ini dan ajak temen-temenmu buat baca yuk.

100 komen, 100 vote lanjut...

Atlantik menuntup pintu apartemennya setelah Kido dan Ganu keluar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Atlantik menuntup pintu apartemennya setelah Kido dan Ganu keluar. Mereka bilang akan latihan basket untuk pertandingan selanjutnya. Atlantik memijit pilipisnya pelan, bagaimanapun dia ingin mengikuti pertandingan itu meski keadaannya sedang begini.

Cowok itu melepas kaos hitam yang ia kenakan, diganti dengan kaos putih yang Atlantik ambil dari lemari. Mata hitam cowok itu tertutup sempurna. Perutnya terasa kram karena pukulan beberapa orang tadi. Atlantik membuka matanya, penasaran dengan orang yang menyelamatkannya beberapa saat lalu.

Tundakan yang nekat, seingat Atlantik lelaki yang menyelamatkannya tadi terkena tembakan di bagian lengan. Bagaimana keadaanya?

"Siapa?" Atlantik bergumam sendirian di kamarnya yang sepi.

"Siapa yang rela ngorbanin nyawanya demi gue," ucap Atlantik lagi.

"Shh."

Tangan cowok itu terulur untuk mengambil gelas yang berada di atas nakas samping tempat tidurnya. Tiba-tiba cowok itu berdecih. Atlantik menatap pantulan dirinya dari cermin. Tangan cowok itu mengepal erat, andai Atlanta masih hidup mungkin orang itu mirip dengan pantulan yang cermin itu tunjukan, persis seperti Atlantik.

Atlantik mengerutkan keningnya. Buru-buru cowok itu mengambil ponsel yang tergeletak bersama jaketnya di sofa ruang tengah.

"Papa dimana saat jam 13.30?" tanya Atlantik tanpa basi-basi, bahkan cowok itu tak mengucapkan salam atau apapun pada orang yang di telfon.

"Saya kurang tau tuan muda," jawab Grandy dengan sedikit berbisik. Atlantik menghela napasnya mungkin sekarang ada Samudra di dekatnya.

"Itu waktu kejadian," ujar Atlantik serius.

"Kamu gila? Saya tau tuan besar keras tapi gak mungkin sampe may ngebunuh tuan muda!" Atlantik memutar bola matanya. Siapa yang bilang Atlantik menuduh Samudra, justru Atlantik curiga lelaki yang menyelamatkannya adalah Samudra.

"Lengan Papa gimana?" tanya Atlantik lagi.

"Gak tau, ketutup baju tuh."

"Gak guna!" Atlantik mematikan sambungan telfonnya secara sepihak. Cowok itu kembali melempar ponselnya ke sofa. Merebahkan dirinya di atas sofa dengan sebelah lengan menutupi matanya.

Tling!

Atlantik mengambil ponselnya lagi. Alis cowok itu mengkerut saat Kido mengirim foto Kiara dan Adnan yang sedang berada di sebuah taman dengan bergandeng tangan.

"Bodo amat," ucap Atlantik lalu melempar ponselnya kembali.

Bohong. Atlantik mengambil kembali ponselnya, dengan gerakan cepat cowok itu mengirim pesan ada Kiara.

Cold AtlantikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang