2. PINDAHAN

6.6K 780 123
                                    

Tidak ada manusia sempurna. Tapi begitu banyak manusia yang sedang pura-pura baik-baik saja.
_


_

_

Happy reading⭐
Jangan lupa vote dan komen ya.

Gemricik air terdengar nyaring dalam kesunyian. Gelapnya ruangan menyamarkan pantulan wajah seorang gadis yang sedang menghadap kaca tersebut. Gadis itu mendongakkan kepalanya, mengusap darah yang mengalir dari hidungnya.

Setetes air mata jatuh ke pipinya saat merasakan pusing di kepalanya. Tidak. Dia tidak boleh menyerah begitu saja, masih banyak hari yang akan dia lalui. Kebahagiaan menanti di luar sana, untuk menjemputnya, Kiara harus kuat menahan rasa sakit ini.

Gadis itu menggeleng lalu memasuki kamar mandi untuk berisiap-siap ke sekolah. Ini hari pertamanya di sekolahan baru jadi dia berniat untuk jadi murid yang baik disana.

"Argh ... sakitt." Kiara memegangi kepalanya yang terasa berdenyut. Cewek itu merosot ke lantai kamar mandi.

"Mama!" teriak Kiara namun tidak ada sahutan sama sekali. Pagi-pagi sekali orang tuanya sudah berangkat ke luar negri untuk menjalankan bisnis mereka.

Orang tuanya sama sekali tak mengetahui bahwa Kiara menderita penyakit leukimia. Mereka terlalu sibuk dengan pekerjaan dan pulang bila ada yang penting di Indonesia, selebihnya mereka membiarkan Kiara hidup sendirian disini.

Menyampingkan segala rasa sakitnya, Kiara berdiri dan bersiap untuk sekolah.

***

Ting ... ting ...ting.

Atlantik menghela napas. Baru saja dia akan duduk di kantin, bel sudah berbunyi membuat cowok itu kembali berdiri.

"Kasihan banget. Kursinya jadi korban php sama Atlantik," ujar Kido bercanda. Ganu hanya menanggapi candaan temannya itu dengan kekehan berbeda dengan Atlantik yang hanya menatap Kido dengan wajah datar.

Ketiganya berjalan menuju kelas mereka XI IPS 3. Kido berjalan di depan namun dengan arah yang berlawanan, cowok itu berjalan mundur dengan terus berceloteh bersama Ganu.

"Kak, Kak Atlantik," panggil seorang cewek di depan kelasnya.

Atlantik berhenti sejenak, menatap cewek yang tampak malu-malu berdiri di hadapannya. Cewek itu menyodorkan sebuah kota makan pada Atlantik.

"Ini, aku bawain makanan buat Kakak. Di makan ya Kak." Perempuan itu memejamkan matanya. Shena, adik kelas Atlantik yang sejak pertama kali masuk ke sekolahan ini sudah tertarik pada Atlantik.

"Terima aja, jangan bikin anak orang nangis," ujae Ganu melihat Atlantik hanya memandangi kotak makan yang disodorkan adik kelas tersebut.

Atlantik menerima kotak makan itu tanpa berkata sepatah kata apapun. Shena tersenyum senang karena Atlantik menerima pemberiannya walaupun dengan paksaan dari Ganu.

"Cabut." Atlantik berjalan duluan dengan diikuti Ganu dan Kido.

"Cewek yang duduk paling depan I love you." Ganu melambaikan tangannya pada adik kelasnya yang duduk di bangku paling depan di kelas X IPA 1.

Kido, Ganu, dan Atlantik memasuki kelas mereka. Ganu dan Kido duduk di meja depan Atlantik, sedangkan Atlantik duduk sendiri di meja paling belakang pojok. Bukan karena Atlantik murid bandel, cowok itu sering termenung saat mengingat masa lalunya jadi Atlantik mencari aman dengan duduk di bangku paling belakang.

"Selamat pagi anak-anak." Seorang guru dengan umur yang masih terbilang muda memasuki kelas mereka.

"Selamat pagi Pak," jawab anak-anak serentak.

Cold AtlantikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang