Hay apa kabar kalian?
Up lagi nih
Jangan lupa vote dan komen❤100 komen 80 vote lanjut...
Atlantik menurunkan tangannya yang mencengkram rahang Kiara saat melihat wajah perempuan itu memerah. Sungguh Atlantik tidak pernah bermaksud untuk melukai Kiara tapi temperamennya yang mudah marah sangat sulit untuk ia kendalikan.Lelaki dengan pemikiran sempit itu menatap Kiara yang masih terdiam. Apakah tembok batu yang selama ini mengintari hati Atlantik mulai roboh? Kalau pun iya, apa Atlantik berani berharap pada seseorang lagi?
Atlantik memejamkan matanya. Semua orang akan pergi pada waktunya, dia bukan manusia naif seperti Kiara yang selalu berharap padanya di setiap detik. Atlantik, samudra biru dengan misteri di dalamnya, saking dalamnya ia mengubur perasaan, ia tidak mampu melihat ketulusan dari seseorang. Yang ia lihat hanya ketakutan di masa depan.
"Gue pulang dulu." Kiara menundukkan kepalanya. Mengambil tas yang ia taruh di kursi kayu itu untuk ia gendong.
Adnan yang sejak tadi terdiam ikut berdiri. Dia tidak boleh melawan Atlantik atas perintah atasannya, bahkan Adnan mendapat hukuman berat setelah berkelahi dengan Atlantik beberapa waktu lalu. Terkadang ia merasa seperti anjing yang harus memberikan tulang untuk Atlantik padahal dia sendiri mengingkannya.
Adnan meraih sebelah tangan Kiara. "Gue anter pulang!" tegas Adnan tanpa penolakan.
Kiara menatap Atlantik sekilas. Cowok itu masih terdiam, berdiri bak manaken di tempatnya. Tangannya mengepal tapi tak ada satupun kata yang diucapkan. Kiara kecewa, lelaki yang ia percaya sudah mulai main fisik dengannya. Hal itu membuat hati kecil Kiara berdesir, mungkinkah Atlantik sebenci itu padanya? Bahkan kata 'cemburu' yang Atlantik lontarkan tak terlihat tulus di mata Kiara karena tertutup oleh kelakuan kasar yang cowok itu berikan.
Mengalihkan perhatiannya pada Adnan. Kiara meganggukkan kepala. "Iya."
Atlantik menajamkan matanya untuk menatap Kiara. Ingin sekali maju dan menarik tangan perempuan itu tapi Atlantik urungkan. Perasaanya benar-benar kacau. Atlantik membalikkan badannya, berjalan cepat menuju parkiran untuk mengambil motornya. Lelaki itu benar-benar meninggalkan Kiara bersama Adnan setelah mengaku bahwa dia 'cemburu'.
***
Atlantik terbaring di samping makam mamanya. Cowok itu tersenyum tulus menatap nama ibunya yang terukir di batu nisan. Baginya tidak ada wanita yang lebih menyayangi Atlantik dari pada sang mama. Tidak ada dan tidak akan pernah ada.
Kehadirannya pernah disambut dengan meriah oleh seisi rumah, masih Atlantik ingat ketika mamanya bercerita bagaimana dulu papanya sangat bahagia ketika putra kembarnya lahir ke dunia. Ia pernah jadi kebahagiaan besar untuk papanya sebelum menjadi rasa sakit terbesar yang papanya alami. Dulu sekali, Atlantik hidup tanpa kekurangan, tanpa masalah seakan dia hidup di surga dengan segala kesempurnaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cold Atlantik
أدب المراهقين[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] ⚠️ WARNING! CERITA INI MEMBUAT ANDA INGIN SELALU BERKATA KASAR, JADI HARUS SIAPKAN KESABARAN SEBELUM MEMBACANYA!⚠️ "Sampai saat ini kamu masih jadi alasaku untuk bertahan."_ Kiara Pemovie. "Gue gak butuh elo. Mendingan lo pe...