Nine

233 53 20
                                    

"Aku memanglah yang lebih dulu mencinta, namun bila akhirnya kau yang ia pilih untuk ia labuhi sebagai kisah nyata. Aku bisa apa? selain ikhlas merela meski tak bisa. Aku bisa apa? selain ikhlas terpaksa dan nanti akan terbiasa."
-@8
•••

Dermaga derita, si lelaki yang bercerita

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dermaga derita, si lelaki yang bercerita

•••••

Langkah kaki mulai terdengar menggema di seluruh rumah itu, seorang lelaki dengan jas berwibawa itu berlari dengan tergesa-gesa menghampiri istrinya.

"Berhenti untuk peduli pada Anggara!" tegas Pratama menatap tajam pada Melly.

"Dia darah dagingku Mas, bagaimana bisa aku mencampakkanya?" tanya Melly dengan air mata yang mengalir.

"Kerjaanmu itu manjain dia terus!"

"Dia tuh juga nanti jadi pembawa sial, tau gak?!"

"Cukup mas!" teriak Melly, ia bangkit dan menatap nyalang pada suaminya ini.

"Suatu saat nanti Mas akan sadar apa yang ia rasa, suatu saat nanti Mas akan sadar bagaimana rasanya menjadi dia," ujar Melly tiba-tiba membuat amarah Pratama semakin tinggi.

"Benci dia atau ku usir dia dari sini, aku bisa melakukan apapun Mel," ujar Pratama membuat Melly bungkam.

"Mengapa kamu membencinya?" lirih Melly bertanya, padahal anaknya tak pernah memiliki salah, anaknya anak yang menurut sedari kecil.

"Karena dia bisu!"

"Aku benci ditertawakan oleh mereka semua rekan kerjaku!" jelas Pratama membuat Melly hanya bisa menangis.

"Benci dia, acuhkan dia, maka dia akan aman."

Pratama mengucapkan kalimat itu lantas pergi dari sana meninggalkannya Melly dengan tangis yang berurai.

•••

Sedang di sisi lain, Ratu menangis tiada henti, seolah kejadian antara ia dan Anggara tadi begitu menjadi sebuah tikaman.

"Mengapa aku harus jatuh cinta padamu, Nga?" lirih Ratu bertanya entah kepada siapa.

"Mengapa aku jatuh cinta pada seseorang yang tak pernah bisa ku gapai?"

"Aku jatuh cinta pada seseorang yang tak pernah bisa kugenggam erat tanganya, tak pernah bisa kudekap hangat raganya dan aku jatuh cinta pada lelaki yang tak bisa ku sentuh cintanya." ujar Ratu dengan tangis yang berurai air mata.

Pintu kamarnya terbuka, membuatnya segera menghapus air mata, mamahnya datang dan memberikan sebuah surat, ia menatap kebingungan surat tersebut.

Siapa yang mengiriminya surat?

Ia membuka dan membaca surat itu dengan teliti.

Dariku, perempuan yang sedang mencoba ikhlas.

Hai kamu, gadis yang ia tatap dengan penuh cinta.
Rasanya menyenangkan sekaligus menyedihkan, saat aku melihat tatapan bahagianya juga melihat bahwa antara aku dan dia tak akan mungkin bersama.

King of sadness (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang