Alam langsung dibawa kedalam markas dan Alam didudukan disofa panjang depan tv.
markas Águila adalah markas bolos untuk para anggotanya. Anggota geng Aguila adalah siswa SMA Garuda dan beberapa dari sma lain.
Alam duduk dikelilingi oleh para cowo yang sedang menatapnya dengan kagum dan datar. posisi Alam sekarang berada disofa muat oleh beberapa orang tapi, hanya Abil dan Alam yang duduk disana. disofa sebelah kanan dan kiri terdapat Raffa dan Alfin. Daffid ? dia sedang kearah dapur untuk mengambil kotak obat.
Alam dapat melihat disana Abil, Raffa dan Alfin sedang bermain ponsel mereka masing-masing.
Gua disini kayak kaga dianggap anjir, sabar Alam sabar, gini-gini mereka udah bantuin lo
Tak berselang lama, Daffid membawa kotak obat serta cemilan lainnya dan dibantu oleh anggota lain. Daffid langsung menaruh cemilan itu diatas meja, dan mengulurkan tangannya untuk memberikan kotak obat itu kepada Abil.
Abil yang tau arti uluran tangan itu, langsung mengambil dan membuka kotak obat itu. Dia mengambil betadin dan menuangkan sedikit cairan itu ke kapas yang sudah ada ditangannya.
"Ehhh ... mau apa lo?" tanya Alam saat Abil akan memngobati lukanya.
"Ngobatin luka lo lah apa lagi?" ucapnya sambil menaikkan satu alisnya.
Alam hanya pasrah, mau menolakpun tak bisa. Abil pun mulai mengobati luka yang ada dijidat Alam. Alam hanya bisa memandangi Abil dalam diam.
Nih anak kalau dilihat-lihat tampan juga, manis lagi keknya
"Udah selesai," ucap Abil sambil membuang kapas ketempat sampah, dan membuat Alam tersadar dari lamunannya.
"Ehhh ... udah ya? makasih ya ...." ucap Alam sambil tersenyum manis.
Ya Allah manis banget ciptaanmu ini
"Ya Allah, manis banget sih neng," ucap Alfin meleleh.
"Iya manis banget, pengen ga akang nikahin?" ujar Raffa sang fakboy kelas kakap.
"Jadi Rey Mbayang dulu, baru gua mau," ucap Alam diselingi candaan.
"Ternyata lo ga sedatar itu ya, ga kayak orang samping lo tuh Lam," sindir Alfin kepada Abil tapi tak dianggapi oleh Abil.
"Ga kok, gua bisa aja datar sama kalian. Cuma gua lihat-lihat ternyata kalian seru."
"WEH!!! kita seru gesss," teriak Raffa dan Alfin bersamaan. Abil dan Daffid yang mengetahui itu hanya tutup muka malu.
Bukan temen gua anjim batin Abil dan Daffid bersamaan.
Tiba-tiba terdengar suara ponsel, Alam yang tau bahwa ponselnya berbunyi langsung meminta izin untuk mengangkat ponselnya.
"Bentar ya, gua mau ngangkat telfon dulu," ujar Alam dan langsung melenggang pergi.
Heh siapa ya ... yang nelfon, ga mungkin pacarnya kan? gak gak mungkin ga boleh ada yng punya selain gua intinya
"Heh sapa ya yang nelpon?" tanya Alfin sambil melirik Abil.
"Ga tau sih gua, paling juga pacarnya" jawab Raffa dengan santai, saat tau arti lirikan mata Alfin. Abil yang mendengar pembicaraan itu hanya bisa mengepalkan tanganya.
beberapa menit kemudian Alam datang dan langsung duduk ditempat yang tadi didudukinya.
"Eh iya nanti bentar lagi abang gua dateng jemput gua."
KAMU SEDANG MEMBACA
Alamanda
Teen Fiction[Follow dulu sebelum baca] [Slow update] _________________________________ Kejadian dimana kedua orang tuanya meninggal masih ada dibenak Alamanda. Kejadian yang membuat Alamanda trauma akan petir dan hujan. Disaat orang-orang bermain dengan hujan...