23

70 10 7
                                    

23

Typo bersebaran 🔥

"Bang Adrian!!" teriak Alam. Mereka yang ada diruangan Adrian hanya bisa menutup telinganya masing-masing.

"Alam jangan teriak," peringat Alan yang berada dibelakang Alam. Alam hanya cengengesan. Kini dia menatap Roy dengan tajam. Roy yang sedang memeriksa keadaan Adrian merasa ditatap langsung menoleh. "Kenapa?"

Alam menjewer Roy dengan sangat kerasnya.

"Aaaaaaaa!! Sakit Alam," rengek Roy. Alam tetap menjewer dan memandang Adrian dengan tajam. Adrian yang ditatap merasa nyalinya ciut jika berhadapan dengan Alam.

Pintu terbuka dengan kasar dan menampilkan perawakan Angga, Kevin, Bagas dan Abil. Alam menoleh dan menatap mereka tajam setajam silet.

Mereka terdiam, mereka hanya membatin dan saling mengumpat.

Gua salah apa anjir, mana natapnya tajem bener.

Pacar gua kenape lagi anjir?!

Gua ga tau apa yang terjadi malah ditatap kek gitu.

Gua tau gua ganteng tapi jangan gini juga natapnya.

"

Udah Alam, kenapa kamu?" tanya Abil angkat bicara. Alam langsung melepas jeweran di telinga Roy dan menghampiri Abil. Dia langsung memeluk Abil dan menyembunyikan wajahnya didada bidang Abil.

"Kenapa hm?" tanya Abil lagi, Alam menjawab dengan gelengan sambil terus mendusel di dada bidanb Abil. Abil menuntun Alam untuk duduk disofa dekat mereka. Yang lain hanya bisa melihat keuwuwan mereka. Alan yang mengetahui kemanjaan cucunya ini hanya bisa melihatnya dari jauh.

"Gua pengen," lontar Kevin.

"Makannya jangan suka ngegosthing, karma kan?" ucap Alan. Kevin cengengesan mendengar lontaran Alan. Tak dipungkiri sakit juga ya.

"Alam ga kangen gua?" tanya Adrian.

Alam menoleh dan menjawab,"Kagak sih bang, b aja gua."

Mereka yang ada diruangan hanya tertawa. Mereka bercerita dan saling bercanda. Dan jangan lupakan dengan Alam yang sedang bermanja ria dengan Abil.

💛🌻💛


Alam berada diperjalanan menuju rumah Abil. Dia dibonceng Abil dengan motor trail kesayangannya.

"ALAM!" Abil manggil dengan sedikit teriak. Naik motor dengan berbicara memang sangat sulit. Karena satu sama lain menjadi budek seketika.

"APA?"

"PENJARA."

"NEGARA."

"PENJARA," teriak Abil ditengah perjalanan.

"PENDARA TUH APA?" tanya Alam linglung mendengar ucapan Abil. Dia bertanya-tanya apa yang sedang Abil omongkan.

"PENDARA?" teriak Alam lagi.

"HAH!" Abil menghela napas sabar.

"PEN," Abil membimbing dengan pelan.

"PEN?!"

"JA," Abil membimbing lagi.

"DA."

"JA," Abil kesal.

"JA."

"RA."

"RA," Alam mengucap.

"Oh penjara."  Abil ingin menangis sekarang juga. Bisa-bisanya Alam berkata santai.

"Emang kenapa sama penjara?"

"Bakalan ada seseorang yang masuk kesana." Alam yang tidak paham hanya bisa bergumam dan melanjutkan memeluk Abil yang sedang menggoncengnya.

•••

Alam dan Abil sudah sampai dikediaman Abil.

"Mamaa," pekik Alam sangat kencang. Sejak kepulangannya beberapa hari yang lalu dari rumah Abil. Aurora meminta Alam untuk memanggilnya mama. Alam hanya menuruti permintaan Aurora. Lagian Daniel ayah Abil juga tak keberatan jika anak sahabatnya ini memanggilnya papa.

Alam langsung berlari masuk meninggalkan Abil yang masih memarkirkan motornya digarasi. Aurora yang mendengar pekikan Alam keluar dari dapur dan memeluk Alam.

Abil dan Daniel yang baru saja masuk melihat pemandangan itu tersenyum.

Dapet calon mantu nih bakalan, dan gua disingkirkan.

Lepas ini gua bakalan jadi anak tiri.

Abil dan Daniel berpandangan, "kamu mikirin apa yang papa pikirin?"

"Iya pa," jawab Abil sambil memandang dua orang perempuan yang disayanginya.

"Mama huyuu Fidel datangg."

"Haiii nakkk," sapa Aurora balik, dia melepaskan pelukannya dan ganti memeluk Fidel. Alam diam disana melihat interaksi anak dan ibu itu. Seandainya bundanya masih ada, mungkin Alam juga akan seperti itu.

"Udah jangan sedih, papa sama Mama disini bakalan gantiin ayah sama bundamu. Mereka sahabat kami, kamu udah kami anggap sebagai anak sendiri," ujar Daniel sambil memeluk Alam dari samping. Mereka semua menatap Daniel dan Alam. Mereka mengangguk membenarkan ucapan Daniel.

"Iya sayangg, lagian kamu juga udah jadi calon mantu mama. Jadi jangan sungkan okeh." Aurora mengedipkan sebelah mata meminta persetujuan. Alam yang melihat ketulusan Dimata mereka hanya bisa meneteskan air mata.

Aku beruntung sekali bertemu dengan kalian.

💛🌻💛


Suasana malam terasa sangat dingin, golongan dari dua geng motor sedang berhadapan. Abil berada didepan para anggotanya. Disebrangnya Dani, dia memimpin Airtel  nama geng yang dibuatnya.

Alam juga berada disebelah Abil. Rian dan Alan tak mengetahui akan hal itu. Jika saja mereka mengetahui hal itu dipastikan dia tak akan selamat dari dua pria yang Alam sayangi itu. Abil tadi sudah sempat memperingati, tapi yang namanya Alam tak akan pernah menyerah jika kemauannya tak di turuti.

"Ohhh ini Bil pacar Lo?" Dani bertanya sambil melihat Alam dari kaki sampai kepala. "Cantik juga, buat gua boleh lah!"

"Ohhh ini ya yang, cowo cupu yang suka mainin hati wanita?" ejek Alam yang mengikuti gaya bicara Dani.

Dani yang disindir, mengepalkan tangan. Yang lain hanya melihat pertempuran mulut didepan mereka. Mereka sudah biasa jika Alam akan berani seperti ini.

💛🌻💛

Gimana nih ceritanya seru ga?

Tetap pantengin cerita ini.
Ada banyak kejutan yang bakalan Alam kasih buat kalian.

Jangan lupa vote, follow,
comment and share

Biar aku tambah semangat buat
Update lagii

22 November 21


AlamandaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang